Mommy/C9 Mommy 9
+ Add to Library
Mommy/C9 Mommy 9
+ Add to Library

C9 Mommy 9

"Hah..." Megan mendesah di sela ciumannya bersama Albert, pria itu tiba-tiba mengangkat pinggulnya dan mendudukan Megan di atas meja makan saat wanita itu tengah membersihkan sisa makan malam.

"Aku tidak pernah melakukan seks setelah beberapa tahun" ujar Megan. Pada awalnya Albert ragu, namun sepertinya wanita itu benar. Megan adalah wanita pekerja keras, dan pria bukanlah prioritas utama dalam hidupnya.

Albert merasa istimewa mengetahui hal itu, dan merasa tertantang untuk membuka lebih lebar lagi selangkangan Megan. Saat wanita itu mendesah keras, Albert menyingkap gaun Megan lebih ke atas. Memberikan akses kepada pria itu untuk lebih leluasa menggerayangi paha mulus Megan.

Albert membuka ikatan rambut Megan, membiarkan helaian rambut indah itu terurai.

Namun tiba-tiba, Megan mendorong pelan dada Albert. Membuat pria itu sedikit kebingungan di tengah gairah mereka yang sedang menggebu.

"Bisa kita pindah ke kamar? Aku tidak ingin Viktor melihatnya." Pinta Megan, Albert mengangguk. Lalu wanita itu turun dari meja dan merapihkan gaunnya kembali.

Albert mengekor Megan menuju kamarnya, saat Megan membuka pintu Albert langsung menarik Megan dan menutup pintu kembali dengan rapat. Melanjutkan gairah mereka yang tertunda, menyudutkan Megan ke dinding dan membuat desahan nyaring di bibir Megan. Megan yang sama sekali tidak pernah tersentuh oleh pria semenjak beberapa tahun belakangan.

"Oh Albert...."

Kedua mata Viktor terbuka, ia tengah duduk di kursi belajarnya meskipun hari sudah larut malam. Ia tidak bisa tidur, memikirkan apa yang dilakukan Megan dan Albert di luar sana. Wajah Viktor berubah masam, dahinya berkerut dan tangannya terus menggores krayon di selembar kertas berwarna putih polos.

Menggambar sesuatu sesuai perasaannya saat ini, meluapkan amarahnya karena Megan terlihat sangat dekat dengan pria itu. Pria dewasa yang pastinya sudah sangat matang, dan Viktor iri dengan Albert karena belum bisa menyaingi kedewasaan Albert. Nanti, suatu saat, ia juga akan memiliki paras seperti Albert, dan saat itu tiba, semua orang akan tahu...

Betapa ia mengagumi Megan...

Srttt...

Nafas Viktor memburu, wajahnya memerah kini benar-benar marah. Ia merobek kertas yang sudah tergambar dengan rapi itu, menggunakan pisau makan yang ia curi setelah makan malam. Gambar seorang pria dewasa dengan potongan rambut rapi, sobek oleh pisau di bagian kepala dan menyebabkan gambar kepala tersebut terbelah dua.

Viktor kemudian diam.

Mengamati gambar tersebut, cukup lama. Entah apa yang ada di pikiran bocah berumur delapan tahun sepertinya, meski otak dan kecerdasan Viktor melebihi usianya. Dan pola pikir serta daya ingat Viktor tidak seperti anak umur delapan tahun, walaupun Viktor memiliki tubuh dan wajah anak seumurannya.

Hanya suara jangkrik dari luar yang terdengar oleh Viktor, seketika dahinya mengernyit. Ia mendengar sesuatu yang bukan berasal dari binatang malam atau dari luar rumah. Viktor turun dari kursi belajar dan menuju pintu, membukanya dengan perlahan lalu keluar dari kamarnya. Dari ujung lorong ini, Viktor dapat melihat dapur telah kosong pertanda acara makan malam Megan dan Albert telah selesai.

Lalu kemana perginya mereka berdua?

Semakin Viktor berjalan keluar, suara itu semakin terdengar. Viktor berhenti tepat di depan kamar Megan, suara itu kini terdengar dengan jelas. Dan itu sangat mengganggu pendengaran dan perasaan Viktor saat itu juga.

Megan mendesah, dengan kuat. Seraya menyebut nama Albert dan itu cukup membuat telinga Viktor menjadi panas, suara desahan seperti yang sering Viktor dengar jika Ayahnya membawa wanita pulang kerumah. Dan suara bising dari ranjang yang berdecit, seketika membuat wajah Viktor semakin merah dan ingin berteriak sekencang-kencangnya.

Nafas Viktor memburu, ia kemudian menutup kedua telinganya dengan tangan dan akhirnya kembali ke kamar dengan wajah yang benar-benar marah, lalu menutup pintu kamar dengan keras.

Brak!

"Kau dengar itu?" Tanya Albert yang berada di atas Megan.

"Mungkin itu suara burung di luar rumah" balas Megan lalu menarik tengkuk Albert lalu melanjutkan ciuman panas mereka.

...

Pagi ini...

Seperti biasa Viktor bangun pagi dan menyiapkan sarapan, ia duduk di meja makan seorang diri sambil melahap sarapan paginya.

Tak lama, pintu kamar Megan terbuka. Wanita itu keluar mengenakan jubah tidur yang sangat terbuka di bagian dada, Viktor dapat melihat dengan jelas jika Megan tak mengenakan bra sama sekali.

Viktor membuang wajah, tak ingin melihat wajah ceria Megan selepas berhubungan intim dengan Albert. Dan memang, wajah Megan hari ini terlihat segar dan cantik. Tapi tetap saja, bagi Viktor. Wajah segar Megan bukan karena dirinya, melainkan Albert.

"Morning tiger..." sapa Megan, wanita itu mengecup pipi sebelah kiri Viktor setelah ucapan selamat paginya.

Viktor menghapus ciuman Megan yang mendarat di pipinya, tak ingin terkontaminasi oleh bibir Albert karena ia tahu Megan belum membersihkan diri pagi ini.

Menjijikan...

Batin Viktor, Megan yang tak menyadari hal tersebut mengambil dua buah gelas dari dalam lemari dan membuat kopi pagi.

"Mom tidak bisa mengantarmu sekolah hari ini Vicky, Mom sangat lelah" ujar Megan seraya mengelus belakang lehernya.

"Ya Mom" balas Viktor acuh.

Lelah karena semalam... batin Viktor menggerutu.

Viktor pikir, Megan mengambil cuti hanya untuknya. Namun kenyataannya, itu semua hanya untuk Albert. Dan Albert kini menjadi prioritas utama Megan dibandingkan dengan dirinya.

Albert bisa saja mengambil Megan darinya dan Megan bisa saja berpikir untuk mengembalikan Viktor kembali ke Ayahnya. Jadi, dari semua hal yang Viktor ketahui. Albert bisa saja menjadi penghalang antara dirinya dan Megan, dan Viktor tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Viktor berjalan kaki seorang diri, dari kejauhan ia dapat melihat Megan dan Albert berdiri di ambang pintu melambai ke arahnya. Seperti sepasang suami dan istri.

Viktor mendengus.

Albert sungguh menggelikan baginya, seolah Viktor ingin menusuk kepala pria itu menggunakan garpu rumput saat Viktor melewati pekarangan rumah yang terdapat garpu rumput di sana. Pikiran aneh Viktor terus melayang, berputar indah di otaknya.

Namun ia masih berpikir, untuk membuat sebuah drama hingga Megan memilih untuk meninggalkan Albert. Hingga pada akhirnya Megan kembali sendiri dan hanya dirinyalah yang menemani wanita itu di rumah besar itu, tak ada pengganggu dan sudah seharusnya seperti itu. Sudah seharusnya Megan bersamanya selamanya, karena Megan adalah Ibunya.

Meski asisten rumah tangga Ayahnya telah menukar dirinya dengan bayi Megan yang asli, meski semua kebohongan itu telah Viktor lenyapkan beserta asisten rumah tangga yang telah mati karena sengatan listrik.

Ya, Viktor membunuhnya, menaruh kabel listrik bertegangan tinggi saat wanita tua itu membersihkan lantai basah yang sengaja Viktor buat.

Viktor tersenyum, ia tidak akan membiarkan kebenaran itu terungkap dan Megan akan kembali menukarnya dengan anak kandungnya.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height