My Beautiful Bride/C13 Aku Mau Bicara
+ Add to Library
My Beautiful Bride/C13 Aku Mau Bicara
+ Add to Library

C13 Aku Mau Bicara

Ethan terhuyung ke belakang dengan bingung. Sedangkan Anna dengan wajah memerah pura-pura menepis untuk membersihkan bajunya. "Mah, aku pergi yah!" teriak Anna keras-keras, sengaja untuk menghilangkan kecanggungan yang ada diantara mereka. Wanita peruh baya itu segera muncul dengan baju bagian bawah separuh basah, Mama Maria tersenyum ramah kepada Ethan.

"Bagaimana Nak Ethan, kamu suka nggak masakan tante? Kalau kamu suka, datang sering-sering yah nanti tante masakin yang lain lagi." Dia mendekati dan menepuk punggung Ethan tanpa sadar segera menghindari tepukkan hangat dari mamanya Anna. Mama Maria tertawa tak enak lalu menurunkan tangannya.

Anna menatap dengan kesal. “Seakan tangan mama begitu kotor sampai dia begitu jijik dengan sentuhan mama!” dengusnya kesal dalam hati. Pria itu berjalan mendekati Anna, dia heran karena merasa semua orang di rumah ini senang menyentuh orang lain, berkebalikan dengannya yang sebisa mungkin tak usah menyentuh orang lain.

"Terima kasih," jawab Ethan dengan sopan. Anna mendengus kesal karena sikap Ethan yang sombong.

"Baik, kalau begitu kami permisi dulu tante," ucap Ethan seraya mendorong Anna keluar. Wanita itu membalasnya dengan berpura-pura jijik dengan sentuhan pria itu dan lalu langsung menghindarinya dengan berjalan lebih cepat ke depan.

"Anna!" panggil Ethan, Dia menatap punggung tunangannya dari belakang, rambutnya yang tebal berayun dimainkan angin karena dia berjalan begitu cepat karena berusaha meninggalkan Ethan di belakang. Saat dia tiba di pinggir jalan tiba-tiba saja ada motor besar menghampirinya. Entah kenapa perasaan Ethan langsung tidak enak, Pria itu segera mempercepat langkahnya.

Saat melihat pria itu memberikan helm kepada Anna, hati Ethan segera merasa aneh, tiba-tiba muncul perasaan marah dalam dirinya sehingga saat Ethan sampai di sebelah Anna, dia segera menarik Anna menjauhi pria itu dengan posesif. Ethan memandang pria berhelm itu, dan mengenali wajahnya. Pria ini yang bernama Raka, pria yang ada fotonya di handphone Anna semalam. Bola mata pria itu terbelalak karena terkejut atas kedatangan Ethan. Dia menarik kembali helm yang dia sodorkan tadi.

"Apaan sih kamu!" teriak Anna marah, matanya membulat menatap Ethan dengan kesal tapi perhatian Ethan hanya kepada pria diatas motor itu. Wajahnya gelap dengan bulu di wajah yang tebal. Berbeda dengan wajah Ethan yang bersih. Ada codet di bagian mata dan alis yang mengakibatkan wajahnya yang tampan terlihat semakin garang. Ethan harus mengakui pria itu cukup tampan, tapi tak cukup tampan untuk mengalahkannya. Anna menarik tangan Ethan yang memegangnya.

"Kamu berangkat kerja bersama aku, kita butuh bicara." Akhirnya Ethan menatap Anna. Suaranya pelan, namun bernada mengancam walau sebenarnya jauh di lubuk hati Ethan, dia berharap cemas untuk pilihan Anna.

Raka menatap Ethan lalu menatap Anna yang terlihat marah, hatinya terasa pilu, ini kah yang dikatakan mamanya Anna kemarin kepadanya? Wanita paruh baya itu mendatanginya dan memintanya dengan lembut namun menyakitkan untuk dia melupakan Anna, karena jodohnya Anna sudah muncul.

Raka awalnya tak mengerti, lalu teringat saat masa kecilnya dulu, saat mereka bermain papa mama, atau masak-masakan bersama, mamanya Anna, selalu berkata kalau Anna sudah memiliki jodoh orang kaya. Selama ini Raka mengira itu hanya akal-akalan Mama Maria untuk memisahkannya dengan Anna, tapi sepertinya semua itu betul.

"Oh, kamu dah ada yang antar?” Anna segera menggeleng tapi tangannya kembali dipegang oleh Ethan. Raka kembali tertawa tak enak sambil meletakan helm pada tempatnya.

“Oke kalau begitu, aku pergi duluan ya," ucap pria itu lalu melaju dengan motornya itu dengan cepat sebelum Anna sempat berkata apa-apa.

"Raka!" panggil Anna dengan percuma, lalu dia menatap Ethan dengan kesal. Ethan memandangnya kembali tanpa rasa bersalah. “Aku sudah mengatakan dari tadi kalau dia mau bicara, lagi pula, Aku tidak suka kalau dia bersama lelaki itu,” pikirnya dalam hati, senang kalau pria itu pergi dengan suka rela tanpa harus Ethan beri tahu. Ethan lalu segera menarik Anna ke mobil, tapi Anna berdiri bertahan.

"Ayo!" Ethan menarik tangan Anna lagi.

"Mau ngomong apa sih, udah disini aja!" dia menghentakkan tangannya yang Ethan pegang.

"Ada, kita masuk mobil dulu deh," ujarnya sambil menggiring Anna masuk mobil. Dia menatap Ethan sebentar tapi kali ini menurut walau bibirnya maju menandakan kalau dia sebenarnya tak suka. Pria itu membuka pintu lalu mendorongnya masuk lalu segera memutar dan ikut masuk di kursi pengemudi.

"Ada apa? aku harus kerja." Wanita itu mengenakan sabuk pengamannya. Seperti biasa saat Anna sudah di dalam kuasanya, Ethan langsung kembali tidak menjawab tapi langsung menyetir meninggalkan daerah perumahannya dengan wajah kaku.

Ethan berusaha untuk tidak peduli, tapi kehadiran Anna di sebelahnya cukup membuat konsentrasinya terpecah padahal wanita itu hanya duduk diam. Penampilan Anna sendiri sebenarnya sangat sederhana dalam seragam kantor. Atasannya berwarna biru muda, celana panjangnya berwarna biru tua. Dalam hatinya, Ethan tidak pernah menyangka, jika baju seragam pabrik yang sederhana seperti ini bisa membuatnya tampak cantik tanpa berusaha.

"Ada apa?" tanya Anna merasa risih karena pandangan Ethan yang menyelidik ke arahnya terus menerus.

"Apanya?" Ethan menjawab sambil membuang mukanya.

"Kamu, kenapa terus melihat ke arahku?" Anna menoleh untuk protes tapi dia malah jadi memperhatikan Ethan. Walau tetap tampan, tapi hari ini pria itu terlihat lebih pucat. Di bawah matanya terlihat berwarna lebih gelap. Poninya yang panjang selalu menutupi sebelah matanya sehingga membuat Anna gemas ingin menepisnya. Tapi, kini hidung mancungnya dan bibirnya selalu membuat Anna terbius saat menatapnya.

"Ih, ngapain!" Ethan melirik tajam sambil mendengus. Anna tahu dia tidak mengada-ada. Ethan memang dari tadi melihat ke arahnya dari spion. Tapi, tiba-tiba pandangan mereka bertemu. Lalu Ethan menatapnya langsung sampai hatinya seketika bergetar.

"Di belakang, ada tas mu." Anna langsung teringat akan handphonenya lalu segera melihat ke belakang dan mengambil tasnya.

"Kok putus?" tanyanya dengan marah.

"Ketarik." Ethan menjawab asal, ada senyuman tipis tersungging di bibirnya yang membuat amarah Anna kembali tersulut.

"Kok bisa?" dengusnya kesal, tapi dia tidak mau meminta ganti, nanti tiba-tiba Ethan mengajaknya membeli tas baru yang berjuta-juta lagi harganya seperti sepatu yang kemarin. Wanita itu memandang dengan sedih tasnya yang rusak sambil menghela napas lalu segera membukanya untuk mengambil handphone.

"Yah dah mati," ujarnya sedih begitu melihat handphone-nya yang habis baterai. Ethan dalam hati bersyukur, karena Anna jadi tak bisa menghubungi Raka-nya itu.

"Eh kita mau kemana sih? aku harus kerja!" ulang Anna lagi.

"Kamu sekantor ya... sama yang tadi?" tanya Ethan kesal karena Anna terus menyebutkan kerja, seperti hanya dia yang harus ke kantor. Anna menatap Ethan dengan kesal.

"Iya, makanya kami memang biasa berangkat bareng, kalau nggak ada kamu yang tadi sok mau bicara," ucapnya mengejek.

"Aku memang mau bicara!"

"Ya udah bicara, dari tadi bilang mau bicara tapi nggak bicara-bicara," balasnya ketus. Ethan kesal karena ternyata Anna masih memikirkan pria yang tadi. “Apa hebatnya pria tadi sih?” tanya Ethan dalam hati.

Anna merasa bersalah dengan Raka, seharusnya dia langsung naik ke motor pria itu tadi, Seharusnya dia tidak membiarkan Ethan menariknya naik ke dalam mobil. Anna menggertakkan giginya dengan kesal.

"Nggak bisa di mobil begini, soalnya kamu harus tanda tangan sesuatu," ucap Ethan juga mulai kesal karena Anna terus bertanya.

"Tanda-tangan apaan lagi?" tanyanya dengan suara semakin tinggi.

"Warisan!" hardik Ethan kesal.

Anna menatap pria di sebelahnya dengan kesal “Ish, kenapa dia jadi membentakku?” pikirnya dalam hati. Ethan yang datang tiba-tiba ke rumah, memaksanya masuk ke mobil, dan sekarang saat dia bertanya Ethan malah marah-marah. “Dasar menyebalkan!” maki Anna dalam hati lagi.

"Apa kamu bilang?" tanya Anna menatap Ethan dengan bingung.

"Warisan, tanda-tangan warisan!" jawab Ethan ketus. Anna bingung mengapa dia harus ikut tanda-tangan. “Apakah ini maksudnya dia mendapat warisan dari Opa Jacob?” tanyanya bingung dalam hati. “Tadi dia bilang apa?” tanya Anna dalam hati mencoba mengerti apa yang barusan Ethan katakan tapi dia tetap tidak mengerti sehingga mengerutkan keningnya.

"Aku tak butuh," jawabnya cepat. Dia menatap Anna kembali begitu cepat dan terus menatapnya sehingga Anna takut Ethan menabrak.

“Lihat ke jalan, aku tak mau celaka karena dirimu mau mati!” teriak Anna mengagetkan Ethan. Pria itu kembali menatap ke jalan dengan segera. Tapi dia mendengus mengejek.

"Hmph...kamu yakin dengan jawabanmu itu?" tanya Ethan tertawa tidak percaya.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height