My Beautiful Bride/C14 Buktikan
+ Add to Library
My Beautiful Bride/C14 Buktikan
+ Add to Library

C14 Buktikan

Anna kesal, apakah karena dia orang biasa sehingga Ethan berpikir semua orang akan tergiur dengan harta warisan? Anna cukup bahagia dengan keadaannya, malah kedatangan opa Jacob dan Ethan merusak kesehariannya yang nyaman.

"Aku yakin, aku tak butuh hartamu," desisnya kesal. Wanita itu membuang mukanya dan segera melihat ke arah jendela. Ethan mendesah kasar dan mendekati Anna.

"Harta opa, itu harta opa, bukan hartaku," ucap Ethan sedih. Anna menatapnya kembali dengan heran. Pria itu seperti larut dalam pikirannya sendiri. Hati Anna seketika mencelos saat menyadari makna ucapan pria itu. Rasanya seperti baru kemarin Anna bertemu dengan pria tua itu berbicara dan bercanda bersama Opa Jacob. Ethan Daniel pasti sedang teringat pada opanya.

"Lalu kita mau kemana?" Anna pelan-pelan kembali melembutkan suaranya. Pria ini masih terluka, hatinya masih berduka, sehingga sebaiknya Anna lebih bersabar dengannya.

"Aku ada meeting sebentar, ada yang harus aku tanda tangani. Kamu bisa ijin...sebenarnya, kantor kamu itu sekarang ada di bawah kuasamu. Jadi kamu mau masuk atau tidak, tidak ada yang bisa memarahimu," jawabnya dengan suara berat sambil memijat keningnya, Ethan tampak lelah dan setelah Anna perhatian pria itu terlihat tidak sehat. Kulit pucatnya itu tidak wajar. Tapi ucapannya Ethan terlalu aneh, sehingga Anna harus bertanya.

"Apa maksudmu?" tanya Anna dengan bingung. Pria itu melihat jam tangannya.

"Perusahaan tempat kamu kerja itu...milikmu sekarang," ucap Ethan sambil menunjuk nama perusahaan yang tertera di seragam Anna. Wanita itu mundur sambil melihat nama PT yang tertera di dadanya.

"Bagaimana bisa jadi milikku? Ini kita membicarakan warisan opa ya? Itu perusahaannya, kenapa dia kasih ke aku? Kenapa nggak ke kamu, kan kamu yang cucunya?" Anna tanpa sadar kembali menaikan suaranya lagi. Ethan memicingkan matanya dengan kesal, dia mulai tak sabar dengan kelakuan Anna. Semua orang pasti akan senang mendapat perusahaan, Hanya dia wanita aneh yang malah marah.

"Mana aku tahu, yang pasti namamu banyak tercantum di warisannya." Ethan juga segera kembali menaikkan suaranya.

"Maksudmu... selain perusahaan itu, ada yang lain?" tanya Anna semakin tidak percaya. Dia membulatkan bola matanya yang berwarna coklat muda itu. Ethan kesal melihat bola mata itu tetap memiliki kekuatan pada dirinya. Bola mata itu seakan menggodanya, menariknya untuk terus memandang wanita itu. Tapi dia mendesah dan menutup matanya untuk melepaskan tarikan magis itu.

"Ya itulah, makanya kamu harus ikut aku dulu," jawab pria itu dengan ketus sambil kembali memijat keningnya.

"Kalau aku tanda tangan, semua itu bisa menjadi milikmu?" tanya Anna melirik ke arah Ethan. Tapi saat pria itu tersenyum aneh lalu mengangguk, hati Anna segera merasa curiga melihat itu. “Pasti ada sesuatu, aku harus hati-hati, Ethan itu licik, orang kaya tidak dapat dipercaya,” pikir Anna dengan was-was.

"Sekarang kamu harus ikut aku dulu," ulang pria itu lagi. Entah berapa kali Ethan mengulang kalimat itu. Anna mendengus dan hanya bisa mengangguk sekarang.

Tak lama berselang, mereka memasuki ke sebuah halaman hotel besar. Ethan meninggalkan mobilnya begitu saja di lobby, lalu keluar dan menaiki tangga. Ketika menyadari kalau wanita itu tidak ikut turun, pria berbadan tinggi itu berputar dan melihat Anna masih di mobil. Dengan kesal pria itu segera kembali dan membuka pintu mobilnya, dan menariknya keluar dengan kasar.

"Aku tunggu di mobil saja," ucap Anna merengut sambil terseret masuk di lobby hotel. Ethan Mendengus kesal. “Wanita ini kelewatan anehnya, bagaimana bisa dia menunggu di mobil?” pikir Ethan dalam hatinya.

"Kamu.. aneh sekali, mobil itu akan di valet, kalau ada kamu nanti petugasnya bingung" ucapnya sambil menggandeng tangan Anna dengan erat.

Ketika Ethan melangkah masuk melewati pintu yang terbuka otomatis, para penjaga pintu, dan orang-orang di resepsionis segera menunduk memberikan hormat. “Apa hotel ini milik Ethan juga?” Anna menerka-nerka dalam hati. Tapi tiba-tiba Ethan memandangnya dengan sinis. "Bukan, hotel ini bukan milikmu, hotel ini milik keluarga Leona," ucap pria itu seakan mengetahui apa yang ada di pikiran Anna. Wanita itu segera memajukan bibirnya dengan protes.

"Aku tak berpikir kalau hotel ini milikku..." hardik Anna kesal. Dia ingin melepaskan tangannya tapi Ethan malah mempererat pegangan tangannya sehingga jemarinya menjadi sakit. “Ish sakit!” pekiknya kesal. “Aku pikir ini hotel ini milikmu, memangnya siapa Leona?” tanya Anna mengaduh kesakitan. Ethan mengurangi kekuatan pegangan tangannya. Melihatnya meringis kesakitan seperti itu membuat Ethan geli, dia lemah sekali. “Bagaimana bisa digenggam seperti ini saja sudah kesakitan,” pikir Ethan dalam hati menatap wajah Anna yang berkerut-kerut.

Pria itu terus menggandeng tangan Anna sampai masuk terus ke dalam lobi hotel dan berbelok kanan menuju suatu restoran. Anna memperhatikan wajahnya yang kaku saat berjalan. “Ethan memang tampan, tapi kalau sedang diam seperti ini, dia mengerikan, seperti vampir,” pikir Anna dalam hati lalu merasa geli sendiri. Saat masuk ke restoran itu, penerima tamu mengatakan kalau seseorang sudah menunggunya. Ethan sudah tahu kemana dia harus berjalan, dia berhenti di meja bundar di tengah restoran.

"Halo, Pak Aji, saya senang bisa akhirnya bertemu dengan anda," ucap Ethan kepada pria kurus tinggi dengan wajah tampan sambil tersenyum. Dia memberikan tangannya yang langsung disambut oleh pria itu. “Cih bisa-bisanya wajahnya langsung berubah seperti itu?” pikir Anna memperhatikan pria itu lalu duduk di samping mereka. Agak lebih jauh dari Ethan sambil mengamati kedua pria berjas itu.

Setelah berbasa basi, Ethan segera duduk. Mereka berbicara sebentar dan sepertinya kesepakatan di dapatkan karena mereka tersenyum lalu bertukar dokumen dan saling tanda-tangan. Tak lama, mereka saling tersenyum dan pria tampan itu permisi.

Anna baru saja mau menghampiri pria itu, tapi tiba-tiba seorang wanita cantik berambut sebahu datang dan ingin memeluk Ethan. Pria itu segera mundur dan langsung menghindar. Wajah wanita itu familiar, setelah lama mencoba mengingat, akhirnya Anna mengingatnya. Wanita ini adalah pacar Ethan. “Ini wanita yang waktu di ruang duka kan?” tanyanya dalam hati sambil terus mengamati dengan tertarik.

Kedua orang itu bertengkar dengan serius. Anna merasa kalau dia sedang menonton drama di panggung. Saat dia mencoba mendengarkan teriakan wanita itu, Ethan tiba-tiba melihat ke arah Anna. Hati Anna segera mencelos, pandangan Ethan aneh. Wanita cantik itu menatapnya dengan bingung. “Aish, Ethan bicara apa lagi tentangnya?” keluh Anna dalam hati dan segera membuang muka pura-pura tak peduli. Tapi wanita itu seketika itu juga menghampirinya dengan tatapan menghina. Ethan segera mengikuti wanita itu dan sesaat itu juga Anna menjadi bagian dari drama. Ethan merangkul pundaknya dengan tiba-tiba.

"Dia tunanganku," jawab Ethan dengan yakin.

Anna segera mendesis kesal. Dia tak mau menjadi bagian atau alat dalam pertengakaran sepasang kekasih itu. Dia segera ingin melepaskan diri. Tapi bola mata gela Ethan memandangnya dengan sedemikian rupa, sehingga Anna tahu pria itu sedang meminta bantuan padanya, sehingga Anna kembali duduk diam berpangku tangan dan memandang wanita cantik itu. Sampai sekarang, Anna juga tak mengerti mengapa dia mau membantu Ethan waktu itu.

"Kamu berbohong, aku tahu kamu bohong," ucap wanita itu mulai histeris. Seperti biasa kelakuan anak orang kaya, histeris jika keinginannya tidak terpenuhi. Tapi yang membuat Anna kesal adalah Leona tiba-tiba saja mendorong Anna sampai dia terhuyung. Dengan kesal Anna segera berdiri dan menjauhi mereka. “Sudah cukup, aku tak mau membantu Ethan lagi,” pikirnya kesal. Dia tidak mau ikut serta dalam pertengkaran antar kekasih.

"Leona, stop!" hardik Ethan cukup keras sehingga membuat beberapa kepala menengok ke arah mereka.

"Kamu tidak boleh menikah dengannya, tidak boleh, tidak mungkin kamu menikahinya!" Wanita itu marah kini marah kepada Anna, dan seperti ingin mencabik-cabiknya. Tanpa Anna sadari, dia bersembunyi di balik tubuh Ethan untuk menghindari pukulan Leona. “Aish, mengapa aku merasa aku seperti wanita kedua dalam hubungan mereka?” maki Anna dalam hatinya.

"Sudah, sebaiknya kita pergi saja," ujar Ethan sambil kembali menggandeng tangan Anna. Bola mata Leona terbelalak saat melihat Ethan yang semudah itu menggandeng tangan Anna. Sedangkan jika bersamanya, pria itu paling anti disentuh.

"Buktikan..., buktikan kalau memang kalian akan menikah!" teriak Leona sambil menarik kemeja Ethan. Mereka berdua terpaksa berhenti, karena wanita histeris itu tidak mau melepaskan tarikannya.

"Leona!" teriak Ethan. Anna langsung melihat sekeliling mereka, hampir semua orang di sekitar sekarang memperhatikan mereka. “Yap, dia sudah resmi menjadi bagian dari drama live di tengah restoran ini,” dengus sinis Anna dalam hati dengan kesal.

"Prove it!" serunya menantang dengan mata melotot. Ethan sudah tak bisa lagi menahan amarahnya yang sudah di ubun-ubun. Dia menghentakkan kemejanya yang ditarik oleh Leona sehingga terlepas.

"Aku bisa buktikan," teriaknya marah. Leona memicingkan matanya seakan meragukannya. Dia menunggu pembuktian itu. Ethan mengalihkan pandanganya ke segala arah dan berpikir cepat apa yang dia bisa lakukan, lalu dia melihat Anna.

Tiba-tiba Ethan menarik Anna, meletakkan telapak tangannya di belakang kepala wanita itu lalu menciumnya.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height