My Crazy Man/C11 11 :: Meet Azka Derson Orlando Bag.I ::
+ Add to Library
My Crazy Man/C11 11 :: Meet Azka Derson Orlando Bag.I ::
+ Add to Library

C11 11 :: Meet Azka Derson Orlando Bag.I ::

Azka duduk santai diruang kerja nya dengan memandangi sebuah foto, pria yang terkenal kekayaan dan dinginnya itu sudah mencintai seorang gadis sedari dia remaja. Namun dia harus terus diam karena takut wanita itu akan menjauhinya karena perasaannya itu, Azka memilih melihat Azura dalam diam saat dia tahu Azura memiliki kekasih saat itu juga dia merasa hancur apalagi Azura sangat mencintai pria itu. Tidak seperti kisah cinta ayahnya yang terang-terangan mengejar cinta Zia_ibu dari wanita yang dicintainya, Azka memilih tetap diam meski itu menyakitkan. Dia selalu mengajak Azura mendatangi acara-acara special yang dia hadiri, mereka selalu dikatakan serasi dan disanalah dia selalu bisa mengekspresikan betapa dia mengagumi Azura, mencintai wanita itu selama bertahun-tahun dalam diamnya, bahkan meski Azura selalu tidak banyak bicara padanya.

Pernah suatu saat dia membuntuti Azura yang masuk kedalam sebuah toko buku dengan masker dan kaca mta wanita itu, tapi Azka tetap tahu kalau itu Azura nya. Azka melihatnya dari jauh selama ditoko buku itu, hingga dua jam dan dia melupakan meeting penting yang harus dia lakukan.

Lamunan Azka terhenti ketika suara ketukan pintu memanggilnya.

"Ya masuk," kata nya lalu membuka laptopnya.

"Siang bro, ayo makan siang." Akira tersenyum manis dengan gaya santainya mendekati Azka.

"Aku sibuk Akira," sahut Azka dingin.

"Kau dan Azura sama saja, dan aku yakin kalau kalian tidak berjodoh." Azka lalu menatap Akira ingin membunuh.

"APA?" Akira tidak takut dengan tatapan Azka. "Tentu saja kalian tidak berjodoh karena seorang pria tampan sudah melamar Azura kemarin."

Akira lalu melihat wajah pias Azka, tapi buru-buru Azka kembali menatap layar laptop nya.

"Kau ingin melihatnya menikah?" Tanya Akira memancing Azka lagi.

"Akira bisa hentikan itu?" Azka mulai terdengar kesal, dan Akira suka itu. Dia mengetahui Azka mencintai kembarannya saat Azka mabuk dan dia serta Chris teman pria nya yang melihat Azka mabuk, harus membopong Azka ke hotel.

Akira ingat malam itu Azka mengira dia Azura lalu Azka mengatakan dia sangat mencintainya, sedari dulu hingga sekarang. Azka bahkan mencium Akira yang sangat terkejut dengan apa yang mereka lakukan, dia melihat cinta yang dalam dimata Azka untuk Azura dan dia tersentuh. Sejak saat itu pula hati Akira jatuh pada sosok Azka, tapi Akira tidak terlalu memperlihatkannya.

"Azka ayo makan, aku lapar," Akira berbicara manja dan sangat tidak cocok dengan dirinya.

"Makan saja dengan teman mu yang lain, kenapa kau harus jauh-jauh datang ke kantorku ?" Azka tidak perduli lagi dengan apa yang diucapkannya, karena hatinya sudah kacau sejak Akira mengatakan seorang pria melamar Azura.

Karena Akira diam tidak bergerak sedikutpun setelah perkataannya tadi, Azka melirik Akira disanalah dia melihat wajah diam Akira.

Oke dia memang keterlaluan tadi.

"Ah, oke aku pulang dulu." Kata Akira menahan kesedihannya.

"Akira," panggil Azka membuat tubuh Akira berhenti.

"Apa kau serius dengan mengatakan kalau Azura dilamar ?"

Akira tersenyum miris, ternyata pertanyaan itu. Dia sudah berpikir berlebihan, dan Akira sangat menyesal.

"Iya, itu benar." Lalu setelahnya Akira keluar dari ruangan itu, dia berjalan cepat menuju parkiran mobilnya dan setelah sampai didalam mobil, Akira memukul-mukul setir mobilnya dengan isak tangis. Dia harus menjauhkan Azka dari hati dan pikirannya, ya dia harus melakukan itu.

*****

Semilir angin menyapa wajah Azura saat dia berada di balkon belakang apartementnya . Pagi ini Azura olahraga disana lalu setelahnya dia duduk mengecek notofikasi di ponselnya.

Telponnya bergetar menampilkan nama Azka disana, lalu Azura mengangkatnya.

"Ra,"

"Hem"

"Apa ada waktu siang ini?"

"Ckck, kau selalu seperti ini. Kali ini mau kemana, aku ada acara siang ini sampai sore." Azura mendengar suara berat Azka yang menghembuskan napas.

"Ya sudah, besok temani aku menghadiri acara di London Fashion year," Azura menepuk jidatnya kecil. Kenapa dia bisa lupa, dia juga diundang ke acara itu. Lalu suara tawa Azka membuatnya kesal.

"Kamu bisa lupa ya? Besok jangan terlalu seksi oke. Miss you ra", kata-kata terakhir Azka membuat sedikit senyum Azura terbit. Kalau orang lain bilang Azka dingin, rasanya tidak terlalu buktinya kalau sama dia Azka tidak seperti itu. Azka itu hanya sama sepertinya, irit bicara. Untuk apa juga bicara tidak penting, membuat folusi udara saja. Azura terkekeh sendiri mengingat dia dan Azka yang memiliki sifat yang sama .

*****

Azura keluar dari apartementnya menggunakan dress merah maroon dengan cardigan jeans. Penampilannya terlihat santai dan manis, membuat Devan terpesona lagi dan lagi.

Harum tubuh Azura yang terhirup olehnya serasa menghilangkan lelah Devano yang menunggu Azura sedari tadi didepan pintu apartement itu.

"Astaga Devan? What are you doing here?" Azura memegang jantungnya karena dia terkejut saat berbalik badan Devan sudah berada disana, hal itu sengaja Devan lakukan agar Azura terkejut.

"Aku menunggu kamu." Senyum lebar Devan membuat Azura ingin memukul kepala pria itu.

"Aku mau pergi, bukankah sudah ku katakan?" Devan mengangguk dan tersenyum lagi.

"Lalu?" Tanya Azura kesal.

"Aku ingin ikut kamu, aku lagi bosan dan tidak ada kerjaan."

"Modus" jawab Azura mendengus.

"Aku serius sekaligus modus." Balas Devan membuat Azura menggelengkan kepalanya dan bergegas pergi meninggalkan Devan.

"Hei Zura, please ya..ya. atau kau mau berkencan?" Azura berhenti berjalan melihat Devano lagi.

"Aku ada urusan penting, nanti kamu bosan Dev," kata Azura meyakinkan.

"No, aku tidak akan bosan. Kan pawangku kamu," Devano menarik tangan Azura menuju lift dengan senyumannya.

****

Devano sedari tadi diam terpesona dengan apa yang dia lihat. Disana, seorang wanita dengan rambut coklat terang nya bermain bersama anak-anak, Devano tidak percaya jika Azura yang dingin itu bisa sehangat itu bermain bersama anak-anak.

Setelah dua puluh menit lebih diperjalanan akhirnya Devano tahu kalau jalan yang diarahkan Azura kepadanya adalah menuju sebuah panti asuhan yang tidak terlalu besar ini, pantas saja tadi Azura menyuruhnya mampir di penjual makanan dan juga mainan, ternyata mainan dan makanan yang sangat banyak itu untuk anak-anak panti asuhan ini.

"Devano," panggil seorang wanita yang tidak percaya jika Devano sepupunya ada disana.

"Elsa," kata Devano juga terkejut.

"Kau sedang apa disini? Apa kau salah satu donatur baru yang berjanji menemuiku hari ini?" Devano menggeleng dan menunjuk Azura.

"Ah Azura, kau datang bersamanya? Bagaimana bisa, biasanya Azura datang bersama Azka," Elsa duduk disebelah Devano ikut mengamati Azura.

"Dia sangat cantik ya, aku iri kepadanya." Devano berdecih, dia menatap Elsa mengiba dan di hadiahi cubitan kecil di lengannya.

"Sakit," ujar nya mengusap lengan. "Kau yang mengurus panti ini?" Tanya Devano heran, dia tahu kalau Elsa sepupunya ini bekerja sebagai seorang kepala panti asuhan,pekerjaan yang sangat mulia, disaat teman-teman Elsa memilih berkarir Elsa malah mengabdikan dirinya untuk anak-anak dipanti asuhan ini.

"Aku sudah hampir empat tahun disini, Azura yang memintaku untuk mengurus panti asuhannya ini."

"Apa katamu? Ini panti asuhan milik Azura?" Elsa mengangguk.

"Aku tahu kau tidak percaya tapi itulah kenyataannya, Azura adalah wanita berhati mulia. Seluruh hasil jerih payahnya bekerja menjadi model, dia berikan kepada panti asuhan nya ini. Membantu pendidikan dan hidup anak-anak yang telah dibuang atau dititipkan orang tuanya disini."

Devano menatap Azura yang sedang menggendong anak kecil wanita berumur lima tahun. Tawa Azura saat ini terlihat berbeda dari Azura yang biasa dia kenal.

"Bagaimana kau bisa mengenal Azura?"

"Aku?" Tunjuk Elsa kepada dirinya sendiri. "Aku berteman dekat dengan Akira kembarannya, lalu saat Azura tahu aku bekerja di panti asuhan, dia memintaku untuk bekerja sama dengannya."

Elsa mengingat bagaimana kegigihan Azura membangun panti asuhan ini, dari membeli tanahnya , membangun rumah ini dan memasukkan anak-anak kesekolah yang bagus.

"Aku ingat sekali saat dia dan Azka pertama meresmikan panti asuhan ini, Azura meneteskan airmatanya karena bahagia. Katanya, disinilah dia akan mendapatkan cinta yang sesungguhnya," kata Elsa mengenang Azura dulu.

Bersambung...

Semoga kalian suka 😉

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height