My Crazy Man/C6 6 :: Rasa Dingin itu ::
+ Add to Library
My Crazy Man/C6 6 :: Rasa Dingin itu ::
+ Add to Library

C6 6 :: Rasa Dingin itu ::

Hari berganti, setelah malam panas yang lagi Azura dan Devan lakukan semuanya berjalan dengan lancar bagi Devano, tidak ada penolakan bunga ataupun hadiah. Ya, Azura memang tidak menolaknya karena dia tahu siapa pelaku pengirim bunga itu, Azura lebih tidak lagi menyuruh asistennya untuk menerima bunga itu melainkan dirinya sendirilah yang menerimannya dan berakhir di tong sampah.

Kejam ?? Tidak, Azura hanya menjaga hatinya untuk tidak tersakiti lagi, dia tidak lagi ingin terlena akan hal-hal seperti itu. Dulu pria yang sangat dia cintai juga sering melakukan hal manis semacam ini, tapi nyatanya pria itu menghancurkan hatinya membuat perasaan cinta yang pertama kali dirasakan oleh Azura berakhir menjadi rasa benci . Tapi sayangnya benci itu tidak sebesar cintanya yang masih terus ada.

Tentang hubungannya dan Devanon? Azura hanya menganggapnya sebuah kencan, tidak lebih. Azura tidak ingin dirinya dimiliki oleh orang lain, karena dia sudah pernah melakukannya .

Seperti saat ini Maxim manager baru dari Agency nya ingin mengajaknya makan malam bersama dan Azura menerimanya, bukan karena dia menyukai pria itu tidak. Semuanya hanya sebatas kencan baginya, begitulah Azura tiga tahun ini. Devano sendiri sedang sibuk sehingga tidak bisa terus menempel dengan Azura, dia seorang pebisnis yang sukses tentu kegiatannya juga banyak dan itu melegakan Azura dari lalat dihidupnya. Ya, Azura memanggil Devan dengan sebutan lalat yang sangat mengganggu.

"Azura, kamu mendapatkan kiriman bunga lagi," kata asistennya.

"Hem, kata Azura dan memegang bunga itu." Ada kartu ucapan seperti biasanya, dan kali ini bertuliskan.

"Untuk seorang bidadari yang mencuri hatiku, I miss you hon."

Azura berdecih dan langsung membuang bunga itu ke tong sampah didekatnya.

"Azura kalian menjalin hubungan ?" Tanya manager Azura yang berada disebelah Azura yang sedang dibantu membuka gaunnya. Azura baru menyelesaikan sesi pemotretan untuk sebuah majalah fashion.

"No, you know me right. It just date may be, " kata Azura dengan santainya.

"Oke, aku ada janji dengan Mr. Robert, jadi kalian pulang lah deluan."

Manager dan asisten Azura tersenyum tapi tidak dengan Azura, wanita itu mengatakannya sambil memainkan ponselnya membalas chat mommy nya tersayang.

"Oke, semoga kau bisa bersenang-senang. Kami bangga padamu Azura," kata managernya membuat Azura tak mengerti. Dia hanya mengangguk dan seorang pria dengan setelan kerja yang tidak lagi rapi datang menghampiri mereka.

"Azura," panggil pria itu. Azura mengira pria itu adalah Maxim tapi ternyata dugaannya salah.

"What do you want," sembur Azura langsung. Rasanya kepala Azura mendidih karena kehadiran Devano yang selalu saja tiba-tiba.

"Hey, hey, aku kesini langsung setelah tiba dari bandara. Aku merindukanmu," Devano mencium pipi Azura tiba-tiba dan memeluknya. Azura berontak dan akhirnya Devano melepaskannya.

"Aku punya sesuatu, ayo pergi."

"No,"

"Sayang ayolah, atau aku cium disini".

"Aku akan pergi dengan orang lain, kami sudah berjanji. Dan jika kau ingin pergi denganku sebaiknya buat janji dengan managerku. Jadwal ku padat."

Azura duduk dikursi sambil memainkam ponselnya. Devano tidak sakit hati dia tersenyum dan berlutut didepan Azura, tatapannya begitu lembut kepada Azura. Dia membuka sebuah kotak perhiasan berwarna merah dan membukanya.

"Aku mendesain ini khusus untukmu," katanya lembut dan Azura melihatnya tapi tidak ada keterkejutan atau ekspresi lainnya selain datar dan dingin.

"Kau mau memakainya kan." Asisten dan manager Azura sampai histeris karena perhiasan yang didapat Azura ini sangat mahal harganya, apalagi di desain khusus oleh Devano, pemilik usaha perhiasan emas dan berlian yang terkenal.

Tapi Azura menutup kotak perhiasan itu tepat saat Maxim mendatangi mereka.

"Azura, apa aku mengganggu kalian ?"

Tanya pria dengan tubuh tinggi dan berwajah tampan. Tubuh Devano melihat sumber suara itu lalu dia cemburu. Azura bangkit dari duduknya tapi tangannya ditahan Devano,

"Lepaskan," kata Azura dingin menatap Devano.

"Kita tidak punya hubungan apa-apa, jadi berhentilah bertindak memalukan seperti ini." Kalimat sarkas itu keluar dari bibir Azura, tapi Devano tidak diam dia berdiri dan menghentak tubuh Azura membuatnya jatuh kedalam pelukan Devano, mencium bibir Azura panas hingga Azura kehabisan kesabarannya. Dengan kekuatannya Azura melepaskan diri dari pelukan Devano dan menampar keras pria itu.

"Jangan pikir hanya karena malam yang kita lewati bersama, kau berpikir bisa memilikiku brengsek."

Azura pergi dengan Maxim yang masih terheran dengan kejadian yang dia lihat, Maxim merangkul Azura yang sedang emosi meninggalkan Devano yang hancur hatinya dengan penolakan Azura lagi.

"Jika kau ingin mendapatkan hati Azura, kau tidak bisa memaksanya." Manager Azura memberi saran kepada Devano dan mereka juga pergi meninggalkan Devano yang dilihat prihatin dengan beberapa orang yang masih tersisa di studio itu.

Devano menelpon seseorang karena merasa Azura harus tau kalau dia tidak main-main.

"Ya, siapkan janji temu denagan Mr. Edward . Katakan aku sangat ingin bertemu dengannya secara pribadi."

Bersambung.....

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height