My Crazy Man/C8 8 :: Pria Gila ::
+ Add to Library
My Crazy Man/C8 8 :: Pria Gila ::
+ Add to Library

C8 8 :: Pria Gila ::

Azura baru saja selesai membicarakan masalah job yang akan dia lakukan akhir tahun ini, kaki jenjangnya baru saja melangkahkan kaki turun di lobby gedung apartement nya. Dia melihat nama Akira menelponnya, segera dia mengangkatnya karena dirasa penting.

"Ya ada apa ?"

"Matilah kau Azura, seorang pria kerumah dan melamarmu. Dia mengatakan kalau kalian sudah...," belum Akira selesai bicara tapi Azura sudah menghentikannya.

"Baiklah katakan kepada mommy aku akan segera pulang."

Akira disana kesal karena Azura selalu saja berbuat sesukanya padahal dia sangat khawatir dengan nasib kembarannya itu.

Azura melangkahkan kakinya berbalik arah, dia lebih memilih menaiki taksi daripada membawa mobilnya. Sekitar setengah jam Azura tiba dirumah putih bergaya klasik , langkahnya yang anggun tidak menyiratkan kalau dia sedang gelisah akibat pria yang sudah merusak semua ketenangan hidupnya.

Diruang tamu dia melihat Devano yang sudah babak belur dan daddy serta mommy nya yang duduk memang sedang menunggunya. Akira menatapnya khawatir berbeda dengan dirinya sendiri yang terlihat sangat tenang.

"Apa kau kenal pria ini Azura?" Sebuah pertanyaan langsung daddy nya tanyakan bahkan sebelum dia duduk disana.

"Ya dad, dia adalah pria yang aku kenal di Jakarta saat aku mabuk." Jawaban tenang dari Azura itu menampar keras Reikhan sebagai seorang ayah dia sudah membiarkan anaknya hidup bebas.

"Lalu kau tidur dengannya ?" Tanya Zia yang tadinya dia menunduk sekarang menatap wajah Azura , dia berdiri melihat Azura dengan tatapan kecewa dan disanalah Azura sadar dia sudah melukai hati kedua orangtua nya.

"Maaf mom, malam itu aku mabuk dan semua itu terjadi," kata Azura dengan memegang tangan mommynya tapi Zia menepisnya.

"Apa yang kau inginkan dengan itu semua Azura? Mommy juga seorang model, dan untuk itu mommy selalu mengatakan kepadamu jangan pernah menghancurkan harga dirimu."

Azura hanya diam, dia tidak bisa menangis tidak didepan semua orang. Dia juga menyesal karena mengenal pria ini dan berakhir diranjang dengannya.

"Mommy ingin kamu secepatnya menikah dengan pria ini." Zia menjauh dari Azura yang masih diam dengan wajah terkejut.

"Mom, dad, please . Aku tidak mencintainya mom," kata Azura terdengar memohon. Devano menjadi sangat merasa bersalah membuat kedua orangtua Azura memarahi wanita yang dicintainya. Tapi hanya ini cara agar Azura menjadi miliknya.

"Pernahkah kau berpikir tentang itu sebelum kau melakukan dosa itu Azura?" Zia benar-benar hancur mengetahui masalah ini.

"Aku memang bersalah mom, aku terima itu tapi kumohon jangan memintaku menikah, aku berjanji tidak akan mengulanginya." Azura terus memohon dengan wajah yang panik. Segitu tidak inginnya Azura menikah dengannya? Pikir Devano.

"Jika tidak menikah kau mau apa? Kau hanya akan membuat malu keluarga ini Azura." Zia duduk dan Akira mencoba menenangkan mommy mereka dengan mengelus lembut bahu nya.

"Aku tidak akan membuat malu mom, aku tidak akan pernah membuat semua ini tercium media atau kolega daddy. Aku tidak bisa hamil mom, bagaimana mommy bisa lupa." Lirih Azura menatap mommy nya.

Dia membalik tubuhnya perlahan dan keluar dari rumah. Reikhan ingin mengejar Azura yang sudah keluar dari pintu rumah tapi Devano menahannya.

"Maafkan kelancangan saya hari ini , tapi ijinkan saya mengejar Azura." Reikhan melihat kesungguhan dimata Devan dan dia mengangguk. Saat Devano ingin pergi Akira menghentikannya juga.

"Jika kau ingin mengejar Azura kau akan butuh bantuanku." Devano mengangguk dan dia pergi bersama Akira, Reikhan memeluk Zia yang masih menangis.

****

Azura ingin menangis sekeras mungkin dan dia memilih kembali ke apartementnya, begitu sampai dia langsung masuk kedalam kamar mandi dan mengurung diri disana. Dia tahu pasti Akira atau daddy nya akan menyusul kesini.

Sedang didalam mobil Devano pria itu merasa gelisah, Akira menilai jika Devano memang mencintai Azura, hanya saja pria ini terlalu terburu-buru.

"Ehm Devan boleh aku sarankan sesuatu?" Devano melihat Akira yang duduk disebelahnya.

"Ya tentu ." Jawabnya singkat.

"Jangan memaksa Azura menjadi milikmu, dia bukan wanita yang bisa cepat jatuh cinta. Apa yang kau tahu tentang Azura sehingga kau jatuh cinta dengannya."

Devano mengingat pertama kali dia melihat Azura di club waktu itu.

"Saat pertama melihatnya aku tertarik untuk terus mendekatinya, saat dia tersenyum aku ingin senyuman itu milikku, saat dia tertawa malam itu aku ingin aku menjadi alasan untuk dia selalu tertawa."

Devano menggelengkan kepalanya, karena dia merasa sangat menyesal hari ini.

"Tapi hari ini aku memberikan kepahitan untuknya."Akira mengangguk setuju.

"Aku sarankan mendekatinya dengan sabar, karena dulu pernah ada seorang pria yang membuatnya jatuh cinta dengan cara itu. Azura tidak suka diperintah, tidak suka diperlakukan seperti wanita lemah," kata Akira yang membuat Devano sadar kalau perbuatannya selama ini salah. Dia memaksa Azura.

"Ehm Akira, aku ingin bertanya apakah yang dikatakan Azura tadi?"

"Apa? Dia tidak bisa hamil?" Devano mengangguk dengan wajah serius.

"Kau harus tanyakan hal itu sendiri kepada Azura, aku tidak punya hak mengatakannya kepadamu." Devan mengerti, dia harus menanyakan masalah itu nanti kepada Azura.

"Ayo," kata Akira saat sudah didepan lobby gedung. Mereka turun dan menuju unit milik Azura, bermacam pertanyaan ada dikepala Devan tentang siapa cinta pertama Azura dan kenapa sifat Azura sangat berbeda dengan Akira kembarannya, tapi semua dia simpan untuk dia tanyakan nanti jika keadaan ini sudah membaik.

Bersambung...

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height