My husband Is My Protector/C1 Tentang Perjodohan
+ Add to Library
My husband Is My Protector/C1 Tentang Perjodohan
+ Add to Library

C1 Tentang Perjodohan

Bugh....

Buagh...

“Udah mau kiamat, masih ada acara perjodohan” Teriak Arka sambil meninju samsak...

Arka dengan penuh emosi meninju samsak di depannya dengan sekuat tenaga, dia melampiaskan amarahnya karena mendengar obrolan orangtuanya tentang perjodohan dengan anak sahabat Ibunya.

Dia sudah sangat nyaman hidup di desa, bahkan dia sudah ada wanita yang membuatnya lebih nyaman disini...

“Lagian, umur juga belum genap duapuluh tahun, ngapain harus nikah muda, gak kebayang kalo harus jagain anak orang” gerutunya.

Waktu sudah menunjukan pukul lima sore, Arka langsung bergegas dan menyambar ponselnya. Dia lalu menyalakan mobilnya dan bergegas pulang.

Lima belas menit kemudian Arka sampai di rumah.

“Assalamualaikum...”

“Waalaikumsalam” Jawab Pak Sholeh dari dalam.. Pak Sholeh yang sedang duduk di sofa menjawab salam sambil menelisik.

Arka dengan santainya masuk kedalam rumah, seolah-olah dia tidak tau apa yang terjadi, padahal dalam hatinya dia sedang memikirkan rencana untuk menolak perjodohan itu tanpa mengecewakan niat baik orang tuanya.

“Ibuk mana Yah.?” Tanya Arka sembari duduk di sofa..

“Lagi Sholat Ashar, kamu buruan mandi, nanti Ibumu ngomel lagi.” Jawab Pak Sholeh sambil menyesap tehnya.

“Iya... lagi keringetan, bentar lagi ahh..” Jawab Arka sambil memainkan ponsel di tangannya..

Ting..

Tak lama ponselnya bergetar tanda pesan WA masuk..

“Iya, nanti malem kita kumpul di tempat Rangga, kamu gak usah bingung. Nanti kita cari jalan keluarnya” Isi WA sahabat Arka si Doni...

“Ok” Jawab Arka singkat..

Arka lansung nyelonong masuk ke dalam kamarnya, menyambar handuk dan mandi...

Pak Sholeh hanya menggelengkan kepalanya melihat Anak semata wayangnya itu...

“Arka belum pulang Pak.? Udah jam segini loh” Tanya Bu Retno sambil menenteng sebuah foto ditangannya..

“Udah, barusan masuk kamar, mungkin mau mandi” Jawab Pak Sholeh sambil melirik apa yang dibawa istrinya.

“Gimana Pak, cantik kan calon mantu kita” Tanya Bu Retno sambil tersenyum sembari menunjukkan foto seorang gadis.

Arka Wardana adalah anak semata wayang dari pasangan Sholeh Abdul Aziz dan Retno Wulandari.

Arka Wardana adalah anak yang tampan dan cerdas, dari Sd sampai sekarang kelas 2 SMA dia selalu mendapat Ranking di kelasnya...

Dengan demikian mudah baginya untuk mencari gadis, tapi dia belum pernah sekalipun membawa teman perempuannya kerumah atau ngobrol masalah perempuan.

“Gima ya, pak...? Apa kita terlalu egois, Arka kan laki-laki. apa gak membatasi kebebasannya nantinya” Tanya Bu Retno sambil menatap lekat foto gadis cantik di foto itu.

Gadis itu anak dari sahabatnya, karena dia dulu sempat membuat janji dengan sahabatnya untuk mempererat hubungan antara dia dan sahabatnya.

Bu Retno sebenarnya tidak terlalu keberatan dengan perjodohan itu, lagipula itu adalah anak gadis dari sahabatnya sendiri. Yang membuat dia sedikit bimbang apa Arka bisa menerima perjodohan itu.

“Lohh kan Ibuk yang punya perjanjian, kalau Bapak ngikut aja. Yang penting Anak kita setuju” Kata pak Sholeh menjawab pertanyaan istrinya dengan santai.

“Kalau dilihat dari parasnya, Anak Bu Asih enggak buruk, hanya saja sepertinya anaknya sedikit Judes” Kata Pak Sholeh menambahkan.

Memang, Anna Febriana adalah gadis yang manis, namun memiliki sifat yang sedikit lebih keras, wajar saja. Sejak kecil memang selalu di manjakan, ditambah lagi lingkungan di perkotaan yang mempengaruhi.

Namun walaupun Anna anak yang susah di nasehati, dia tetap bisa mencari teman yang tepat. Lagipula dia gadis yang cerdas, walaupun dia sedikit merepotkan untuk di atur dia tetap anak yang cerdas. Tidak kalah dari Arka, dia juga selalu mendapatkan juara umum.

“Baguslah, bisa jadi pawangnya Arka” Jawab Bu Retno sambil tersenyum penuh arti.

Setalah ngobrol beberapa saat, Arka keluar dari kamar sambil fokus ke handphonenya. Dia tidak sadar kalau Ibunya dengan senyum bingung menyembunyikan foto Anna.

“Buk, mau keluar bentar, ya.. Ada sesuatu yang perlu di beresin”

“Mau kemana? Ibuk mau ngobrol serius ni..” Jawab Bu Retno sambil menarik Arka untuk duduk di sofa.

“Bentaran aja Buk, nanti juga pulang kok.” Jawab Arka dengan wajah memelas.

Dengan cepat Arka menyambar kunci mobilnya, dan menyalami tangan Ibu dan Ayahnya tanpa menunggu jawaban dari Ibunya lagi..

Dengan lirikan maut Pak Sholeh, Bu Retno hanya bisa menghela nafas panjang sembari bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke kamar untuk membereskan barang-barang yang akan dibawa ke Kota.

Pak Sholeh langsung tersenyum melihat sosok istrinya yang bertambah cantik saat merajut, dia dan istrinya juga sedang memikirkan rencana yang tepat untuk memberitahu Arka masalah perjodohan itu.

Tak lama setelah menghabiskan tehnya Pak Sholeh menyusul istrinya kedalam kamar untuk membantu membereskan bekal berkunjung kerumah sahabatnya di Kota.

**

“Jadi gimana rencana kamu Don.?” Tanya Arka sambil memasang raut wajah yang lesu.

Doni 18 Tahun, dengan wajah yang tidak tampan namun memiliki ribuan ide, dengan adanya sahabatnya ini Arka sedikit masih ada harapan untuk menggagalkan rencana orangtuanya itu.

“Itu masalah kecil Ka, kamu serahin sama kita,” Jawab Doni dengan senyum mengembang diwajahnya.

“Ho'oh, Koe retine beres” Jawab Rangga sambil menaikan alisnya dan menatap senyum kearah Doni.

“Aku yang ada dalam masalah, Kalian gak ngerasain” Jawab Arka ketus.

“Nikah muda. gak kebayang deh, Aku masih pengen nikmatin masa-masanya muda, lagian. Nanti kalau aku nikah siapa yang bakalan traktir kalian semua” Kata Arka menambahkan.

Arka, Doni dan Rangga sudah bersahabat sejak SMP, persahabatan mereka terjalin cukup erat, ditambah lagi dengan kemampuan Arka yang sekarang ini berkat dukungan dua sahabatnya ini.

Dulu Arka bocah yang pendiam dan pemalu, ditambah lagi Arka dulu sangat penakut dan sering di bully saat masih SMP.

Sekarang, siapa yang berani sama Arka di usia yang sama di kampungnya ini, apalagi anak satu angkatan saat masih SMP dulu. Semuanya sudah di taklukkan.

“Hemm,” Rangga mendehem mendengar ucapan Arka itu.

“Oke, jadi gini. Aku sama Rangga sudah berdiskusi selama satu bulan, dan udah nemuin ide yang berlian”

“Bentar bentar, gak salah, aku aja denger obrolan Ibuk sama Ayahku kemaren malem, kenapa kalian berdiskusi udah satu bulan, kalau gak serius aku pulang aja.” Kata Arka memotong ucapan Doni sebelum Doni selesai menjabarkan semua idenya..

“Hahaha. Santai dulu cuk, Aku belum selesai ngomong” Jawab Doni sambil terbahak.

“Yaudah cepetan” Sahut Arka ketus.

Doni adalah sahabat Arka yang paling ngeselin pastinya, dia tau Arka sedang dalam suasana hati yang buruk, tapi dia masih sempat-sempatnya memancing emosi.

“Bentar, minum kopi dulu” Sahut Doni sambil menyeringai dengan wajah tanpa dosa.

“Donoo....!” Dengan gesit Arka merangkul leher Doni sambil tersenyum canggung, dia tau sahabatnya ini sengaja mengulur waktu untuk memancing emosinya.

Walaupun begitu, dia tidak benar-benar marah, justru inilah yang membuatnya lebih nyaman untuk berinteraksi dengan sahabatnya ini. dia bahkan berpikir apakah nantinya dia bisa punya teman sedemikian humoris saat pindah ke Kota.

Ditambah lagi, wanita yang akan menjadi tunangannya nanti, apakah dia bisa mengerti karakternya yang mudah tersulut emosi.

Berpikir positif dan bahkan tidak mau mengecewakan orangtuanya dia hanya bisa mencoba menuruti niat orangtuanya itu.

Menolak secara tidak langsung, dia bahkan sudah memikirkan ribuan rencana untuk menolak perjodohan itu, bahkan dia sampai meragukan kecerdasan dan EQnya sendiri.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height