My Lord/C2 Itu aku.
+ Add to Library
My Lord/C2 Itu aku.
+ Add to Library

C2 Itu aku.

Sebuah bayangan keluar dari dalam patung dan perlahan terlihat nyata. Kedua sayapnya berkembang dan segera menyambar tubuh gadis yang akan terjatuh. Ditangkap dan dibawanya gadis itu terbang. Hingga tiba di sebuah telaga indah dengan air terjun yang terlihat asri.

Diletakkan kepala gadis itu di pangkuannya. Perlahan kedua sayap itu pun menghilang. Di perhatikan wajah gadis di pangkuannya dan menyentuh luka di keningnya. Perlahan luka itu sembuh dan sirna.

"Terima kasih telah melepaskan kutukan dan segel yang mengurungku," ucapnya pelan. "Bangunlah, aku ingin melihat kedua matamu."

Ellina merasakan sebuah tangan membelai wajahnya pelan. Dengan pelan Ellina mencoba membuka kedua matanya. Hal pertama yang Ellina rasakan adalah silau. Setelahnya Ellina membulatkan mata tak percaya.

Bagaimana tidak? Di depan matanya, ada seorang lelaki asing yang tampan. Ralat, bahkan dia amat sangat tampan. Mata indah, hidung yang sangat mancung, bibir tipis yang seksi, alis mata yang tertata rapi, dan sorot mata yang tajam tapi meneduhkan.

Ellina mengerjapkan mata tak percaya. Mengucek kedua matanya dan mencoba melihat lagi. Sialnya kini pria tampan bak dewa Yunani itu tersenyum manis untuknya. Ellina tersenyum tipis dan menepuk jidatnya.

"Ahh, pasti aku menghayal. Mungkin karena kepalaku terbentur dahan tadi hingga membuatku berhalusinasi. Haha ... mana ada pria tampan seperti tadi di dunia ini. Ada-ada saja." Ellina masih tersenyum dan menutup matanya.

"Apa aku tampan?"

Suara lembut yang menenangkan itu terdengar merdu di telinga Ellina. Dengan sigap Ellina langsung bangun dan duduk. Ellina menatap nanar pada pria tampan di depannya.

"Si-siapa kau? Dan apa maumu?" Ellina bertanya dengan ketakutan. Sedangkan pria di depannya hanya tersenyum.

"Apa aku membuatmu takut? Jangan takut, aku tak akan membunuhmu."

Mendengar kata "membunuhmu" nyali Ellina semakin ciut. Dengan pelan Ellina mundur dan meringkuk di balik pohon. Di dekapnya kedua lututnya. Keringat sudah mulai bercucuran dan badan yang gemetaran karna ketakutan.

"Kenapa kau menjauhiku? Mendekatlah..."

Ellina tetap tak bergeming dan semakin menenggelamkan kepalanya di kedua lututnya. Namun yang terjadi setelahnya membuat Ellina sangat ketakutan.

Pria itu memeluk tubuh Ellina dengan erat. Hal itu membuat Ellina semakin ketakutan.

"Maaf, tolong jangan bunuh saya. Saya tak punya apa-apa yang bisa saya berikan. Jika tuan ingin uang, saya akan bekerja dan menyicil tiap bulan. Tolong jangan bunuh saya." Air mata Ellina semakin deras dengan rasa takut yang kian besar.

"Sssstttt ... apa kau setakut itu padaku? Maaf jika aku membuatmu takut. Kumohon, jangan menangis." Pria itu merenggangkan pelukannya dan beralih duduk di depan Ellina.

Perlahan Ellina mengangkat wajahnya dan melihat pria di depannya. Pria itu tersenyum lembut dan menghapus air mata di pipi Ellina.

"Ja-jadi tuan tak akan membunuhku?" Ellina berkata lirih.

"Apa maksudmu? Kenapa aku harus membunuh ratuku?" Pria itu lagi-lagi tersenyum.

"Apa yang tuan inginkan?" Ellina menelan ludahnya susah.

"Itu mudah. Kamu ... aku ingin kamu."

"Akk-akku?" Ellina menunjuk dirinya sendiri. Pria di depannya mengangguk.

"Ta-tapi Aku tak punya apa-apa." Ellina menjawab dan berpikir sebentar.

"Kau punya segalanya karena aku membutuhkanmu." Pria di depannya menjawab pasti.

"Maksud tuan?" Ellina mulai berani bertanya.

"Terima kasih telah membuka segelku,"

Ellina mengerutkan kedua alisnya karena tak mengerti maksud dari pembicaraan lelaki di depannya.

"Kau membebaskanku dari kutukan itu." Pria itu melanjutkan kata-katanya.

"Tuan, aku tak mengerti. Segel? Kutukan ? Kutukan apa?" Ellina bertanya dengan wajah polosnya.

"Ah, aku lupa ... bahwa kau adalah manusia." Pria itu tersenyum.

"Tentu saja aku manusia. Memangnya tuan bukan manusia?" Ellina menjawab dan kembali bertanya dengan nada heran.

"Bukan. Aku bukan manusia." Pria itu menjawab dengan serius.

"Hahahaha ... jangan bercanda tuan. Itu tak lucu." Ellina tertawa dan memukul pelan tangan pria di depannya.

"Aku tak bercanda." Pria itu menjawab dengan dingin.

Ellina berhenti tertawa dan memperhatikan pria di depannya. Mahkota yang berada di kepalanya dan rambut putih yang tertata panjang. Tak hanya itu, bahkan pria itu mengenakan pakaian layaknya di sebuah kerajaan.

"Wow, selera pakaian tuan sangat keren. Tapi ... ini tahun berapa tuan? Ini pakaian sangat kuno. Hahahaha ... Tuan lebih ketinggalan jaman dari pada aku." Ellina tak berhenti tertawa.

Pria di depannya berdiri sedikit menjauh. Tangannya terulur dan matanya terpejam. Daun-daun mulai berjatuhan dan berputar di atas tangannya. Air dari telaga yang tak jauh dari mereka juga sudah mulai terangkat dan ikut berputar di atas tangannya. Mata pria itu kini telah berubah menjadi ungu, menatap Ellina tajam. Ellina menelan ludahnya takut. Menyadari hal di depan matanya dengan tak percaya.

Tangan kiri pria itu terulur dan menggenggam ke atas. Perlahan turun dan berputar. Seketika rumput-rumput di sekitar Ellina menjadi tumbuh sedikit tinggi, tak lama rumput-rumput itu mengeluarkan bunga-bunga yang indah.

Ellina tertegun takjub melihat bunga-bunga itu. Dan Ellina menatap lagi pria di depannya. Kini rambut putihnya berubah menjadi hitam dan keunguan. Daun dan air tadi masih berputar di atas tangan kanan pria tadi.

Pria itu membuka tangannya, menggenggam lagi dan melepaskan genggaman tangannya ke atas. Daun-daun berputar, bersatu dengan air hingga...

Plash ...' daun dan air tadi bersatu dan membentuk kupu-kupu yang indah. Bukan hanya satu, tapi ratusan. Berterbangan menghampiri bunga-bunga dan juga tubuh Ellina. Ellina tersenyum bahagia.

"Kau telah tersenyum." Tiba-tiba pria itu sudah berdiri di belakang Ellina dan memeluk tubuh Ellina. Ellina membeku dan rona merah itu semburat di pipinya.

"Apa kau sudah percaya? Aku bukan manusia."

Ellina membeku dan langsung menjauh dari pria di depannya.

"Siapa kau? I-ini mimpikan?" Ellina bertanya dengan ketakutan.

"Aku?" Pria itu menjawab dan sedikit berpikir. "Aku Kenzie Alexis Reegan. Raja di atas semua klan. Dan kau adalah ratuku."

"Aku? Bagaimana bisa?" Ellina semakin tak mengerti.

"Kemarilah, aku akan menceritakan padamu." Kenzie mengulurkan tangannya padanya Ellina. Ellina meraih tangan Kenzie dengan takut.

"Bagus, tenang queen. Aku tak akan melukaimu." Kenzie menggenggam tangan Ellina dan membawanya pada pelukannya. Lalu di tuntunnya Ellina untuk duduk di atas pangkuannya.

"Dengar queen. Sekarang kau adalah ratu di atas semua klan. Itu artinya kau adalah milikku, permaisuriku, dan juga istriku. Aku akan melindungimu dari siapapun." Kenzie berbicara dengan lembut.

"Bagaimana bisa? Aku ini masih kelas dua SMA. Dan kita tak pernah menikah. Bagaimana bisa kau berkata aku adalah istrimu?" Ellina memprotes perkataan Kenzie.

"729 tahun aku terkurung dan tersegel di patung mengerikan itu. Bahkan aku tak pernah berpikir akan ada yang membebaskanku. Hingga akhirnya kau melakukan itu."

"Melakukan apa?" Ellina masih tak mengerti.

"Aku akan terbebas jika ada orang yang menciumku dan memberikan darah dari tubuhnya. Aku akan kembali hidup dari darah itu. Dan kau, kau memberikan lebih dari sekedar untuk membuatku hidup. Bahkan kekuatan yang ku miliki telah kembali normal."

"Kapan ak-ku?" Ellina menutup mulutnya tak percaya. Ellina bangkit dan menatap Kenzie.

"Ka-kau, kau monster yang ada di gereja?" Ellina masih tak percaya.

"Ya, karena darah dari lukamu aku kembali hidup. Dan karena ciuman dari bibirmu, segelku terbuka dan aku mampu lepas dari patung itu."

"Tapi ... Aku...,"

"Aku tau, kau menciumku karena tak sengaja. Karena kau lelah hingga bibirmu menempel pada patung itu."

Pipi Ellina merah saat Kenzie berkata seperti itu.

"Dan aku memutuskan, bahwa kau adalah ratuku dari sekarang."

"Apa? Hei, Kau bahkan tak meminta ijinku. Bagaimana bisa kau memutuskan seperti itu?"

"Aku adalah RAJA. Dan aku tak butuh persetujuan siapa pun untuk keputusan yang kubuat."

"Astaga...!" Ellina shock mendengar perkataan Kenzie.

Kenzie tersenyum melihat tingkah wanita di depannya. Wanita yang kini telah menjadi ratu untuk hidup dan kerjaannya. Ratu di atas semua klan. Vampire, werewolf, demon, penyihir, mermaid, dan klan lainnya. Klan yang di bawah pimpinannya. Dan Kenzie tak akan mengampuni siapa pun yang akan menyakiti ratunya!

---- ------ ------ ----- -----

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height