My Lord/C7 Aku ratu?
+ Add to Library
My Lord/C7 Aku ratu?
+ Add to Library

C7 Aku ratu?

Ellina duduk dengan anggun saat semua pelayan melakukan hal yang Kenzie perintahkan. Dengan pakaian yang sama persis dengan Kenzie dan tak lupa mahkota dan pernak-pernik lain di rambutnya, membuat Ellina mengeluh. Kali ini Kenzie meminta secara pribadi untuk tidak melepas mahkota dan semua yang terpasang di rambutnya. Dan Ellina hanya bisa pasrah saat Kenzie meninggalkannya untuk pertemuan klan yang akan tengah berlangsung.

Di luar ruangan, Lykaios masih setia berdiri dan menjaga ruangan yang tengah Ellina gunakan. Sang raja memberinya perintah untuk menjaga sang ratu dari semua hal yang berbahaya. Mata Lykaios menatap sangat tajam pada semua pergerakan di sekitarnya.

Sedangkan Ernest berdiri di sisi Yang Mulia raja yang tengah duduk di singgasana dan menatap setiap tamu undangan yang hadir.

Kenzie menatap sebuah meja panjang mewah beserta kursi yang berjejer rapi dengan ukiran mewah dan lambang dari setiap klan. Sedangkan lantai di bawah meja tersebut, terdapat aliran air biru yang terlihat kontras dengan semua kemewahan di ruangan tersebut. Anehnya, kesegaran dari air di lantai tersebut hanya dapat di rasakan oleh kerajaan Neptunus, yang merupakan klan Mermaid.

Di kursi pertama, telah hadir seorang raja yang merupakan Alpha dari kerajaan Lycanthrope. Tak lupa dengan sang Luna yang duduk dengan anggun di sampingnya dan seorang anak lelaki tampan yang tak jauh dari mereka. Mereka terlihat waspada dengan setiap klan yang terlihat tidak bersahabat.

Di kursi kedua, telah duduk seorang raja dari kerajaan Alaistar. Sebuah klan penyihir tingkat tinggi yang cukup disegani. Tak lupa sang ratu yang juga duduk di samping sang raja. Armando Gabriel, yang merupakan sang raja dan, Qianzie Cheverlyn sang ratu, tengah menatap tajam ke arah klan Lucifer.

Di kursi berikutnya, telah duduk, Asrais Helwyn yang merupakan raja dari klan Yonaguni. Di sampingnya telah duduk wanita cantik bak malaikat dengan sayap cantik yang berkilau. Dalvina Livia, sang ratu dari klan tersebut menatap teduh pada setiap mata yang memandangnya. Mereka merupakan klan fairy yang sangat bersahabat pada setiap klan.

Di sisi lain kursi pertama, telah duduk Raven Thian, raja dari klan Lucifer. Di sampingnya duduk seorang pria tampan namun terlihat kejam. Damon Alexander, salah seorang kepercayaan Raven untuk mengurusi segala hal tentang kaum iblis di bawahnya.

Di kursi kedua sisi yang lain, telah duduk seorang pria tampan namun putih pucat dan terlihat berbeda saat melihat darah. Livian Agler, yang merupakan raja, dan Alvian Raitrama yang merupakan pangeran telah duduk dengan sangat berkelas dan menunjukkan sisi bangsawannya. Mereka berasal dari klan Transylvania. Klan para vampire sang pemburu darah.

Di kursi berikutnya, telah duduk seorang raja, Wilton Atherton yang berasal dari klan Neptunus. Di sampingnya telah duduk sang ratu cantik, Chaelyn Nen Moses. Mereka duduk dengan ekor yang masih sedikit terendam di air dan sesekali mengepakkan ekornya.

Semua duduk dalam diam dan saling pandang dengan waspada. Hingga akhirnya Kenzie jenuh menatap mereka semua.

"Lama tidak berjumpa, para raja dan ratu dari setiap klan," Kenzie menghela napas kasar dan menatap mereka. "... apa yang kalian lakukan dengan diam dan saling menatap tajam?" Kenzie merubah suaranya menjadi dingin.

Semua orang yang hadir menatap Kenzie. Beberapa dari mereka tersenyum meremehkan.

"Senang anda telah kembali Lord Reegan. Hingga saya tak menyangka bahwa anda masih hidup," ucap Raven Thian, sang raja dari klan iblis.

"Lancang! Apakah kau sudah bosan hidup? Yang Mulia Lord, mohon hukum klan Lucifer." Devian Blade, alpha dari klan Lycanthrope menatap tajam pada klan Lucifer.

"Yang Mulia, mohon jangan hiraukan perkataan mereka. Cukup perhatikan kami yang masih menunggu perihal yang akan Lord sampaikan." Qianzie Cheverlyn, sang ratu dari klan penyihir menundukkan kepalanya dan tersenyum hangat.

"Benar, Yang Mulia. Cukup beritahukan kepada kami disini. Gerangan apa yang membuat Lord menghilang lalu kembali dengan mengumpulkan kami semua." Kali ini raja dari klan peri, Asrais Helwyn menatap teduh pada Kenzie.

Kenzie diam dan menatap tajam pada mereka semua. Hingga beberapa menit berlalu dan kegaduhan mulai terdengar. Kenzie menjentikkan tangannya dan, craaattsss! Kilat itu langsung menyambar. Mereka semua diam dan menundukkan kepalanya.

"Lama tak bertemu ternyata kalian menjadi pongah. Kalian pikir, kalian siapa berani membuat suara tanpa seizinku?!" Kenzie menahan amarahnya.

"Ampun Yang Mulia," mereka berucap serempak.

"Aku mengundang kalian untuk mendengarkan perintahku! Bukan untuk saling menyombongkan diri," Kenzie diam sesaat dan menatap Ernest. Ernest mengerti lalu mengundurkan diri. "... aku, Kenzie Alexis Reegan, dengan segala kekuasaan di tanganku menurunkan titah pada Azzura Xaviera."

Semua orang diam dan memperhatikan Kenzie, lalu mereka menatap ratu Azzura yang tersenyum manis tanpa mengetahui titah tersebut.

"Aku menurunkan dan mencabut gelar Queen pada, Azzura Xaviera dan mengembalikannya pada klan iblis yaitu Lucifer." Kenzie menatap reaksi mereka semua.

Mereka semua terkejut dengan titah yang baru saja Kenzie ucapkan. Beberapa dari mereka diam dan mencoba mencari tahu sebab diturunkan sang ratu.

"Yang Mulia, anda keterlaluan. Anda tidak dapat mencabut gelar saya sebelum mendapatkan pengganti ratu yang lain." Azzura Xaviera mencoba mengeluarkan rasa keberatannya.

"Aku mendapatkannya. Ratu untuk Hyroniemus dan untuk kalian semua!" Kenzie tersenyum sinis pada Azzura.

"Saya tidak akan pergi dari tempat yang telah saya duduki, Yang Mulia." Azzura tetap duduk dengan anggun dan tak peduli pada perintah Kenzie.

"Kau bukan ratu lagi disini, Azzura. Aku telah memaksamu untuk turun dari jabatanmu!"

"Saya tetap ratu dan mempunyai hak atas Hyroniemus! Karena darahmu mengalir dalam tubuhku, Lord Reegan!"

"Kau tetap pada pendirianmu, Azzura? Baiklah, haruskah aku umumkan pada semua lord disini, bahwa kau telah mengkhianatiku? Haruskah aku katakan pada mereka, kau yang menyebabkan aku tersegel dalam sebuah patung selama 729 tahun?" Kenzie tersenyum sinis lalu menatap raut wajah bingung pada mereka semua yang hadir dalam pertemuan ini.

Azzura terkejut mendengar semua perkataan Kenzie. Selama ini ia pikir, semua baik-baik saja karena Kenzie juga bersikap manis padanya. Berpikir bahwa Kenzie diam dan tak mengetahui semuanya.

"Hahahaha," Azzura tertawa keras. Semua orang menatap kearah Azzura. "... kau mengetahuinya Lord? Lalu kenapa jika aku melakukan itu? Kenapa jika aku ingin menguasai Hyroniemus sendirian? Apa kau marah? Apakah kau akan menghukumku? Apakah kau mampu menjadi tandinganku? Kau tersegel dan terkutuk selama ratusan tahun. Hahaha...," Azzura kembali tertawa.

Semua yang ada dalam ruangan ini menatap tidak percaya pada Azzura. Bagaimana mungkin ia bisa menyegel Kenzie yang sangat kuat? Lalu sebagian dari mereka pun berpikir bahwa Kenzie yang sekarang tak sekuat dulu. Kenzie yang sekarang bukanlah tandingan yang sulit.

"Apa kau pikir aku selemah itu?"

Kenzie mengulurkan tangannya dan dengan cepat kursi yang Azzura duduki melayang. Kursi dengan Azzura yang masih duduk diatasnya telah pindah tempat ke sisi kiri dan berbaris pada klan Lucifer.

"Apa yang kau lakukan? Kau pikir bisa menurunkanku dengan mudah? Lihat ini," Azzura tak lagi menggunakan bahasa formal pada Kenzie.

Azzura berjalan pada sisi obor di belakangnya, lalu tangannya diletakkan di atas api obor tersebut. Tangannya yang satunya menekan pergelangan tangannya dan kemudian Azzura menancapkan kuku panjangnya. Darah keluar dari tangan Azzura dan mulai terbakar. Semua yang berada dalam ruangan menatap hal yang dilakukan Azzura.

Azzura menatap Kenzie dan tersenyum sinis. Namun Kenzie tak memperdulikan. Menit telah berlalu dan Azzura mulai bingung saat melihat Kenzie baik-baik saja. Harusnya Kenzie tengah kesakitan karena darah Azzura yang bercampur dengan darahnya telah terbakar. Azzura menatap Kenzie bingung.

"Ba-bagaimana kau tetap baik-baik saja?" Azzura menyudahi kegiatannya dan berjalan di depan Kenzie.

"Apa maksudmu? Kenapa aku harus kesakitan? Saat darahmu telah tergantikan dengan darah murni!" Kenzie tersenyum sinis.

Azzura mundur dan terhuyung. Suatu kenyataan yang baru saja membuatnya kaget. Darah dalam tubuh Kenzie, bukan lagi bercampur dengan darahnya saja. Itu berarti Azzura tak dapat melakukan apapun. Kini hidup dan mati Azzura ada di tangan Kenzie. Akan sangat mudah bagi Kenzie untuk membunuhnya karena darah Azzura dapat di hancurkan oleh Kenzie.

"Yang Mulia ratu telah tiba," suara Lykaios terdengar lantang.

Mereka berdiri dan menunggu sesuatu yang membuat mereka penasaran. Tak lama seorang wanita yang terlihat sangat cantik datang dengan pakaian kebesaran yang sama dengan Kenzie kenakan. Ia di kawal oleh dua orang di sisi raja besar, Ernest Avram dan Lykaios Canuto yang tetap berada di sampingnya meski Ellina telah duduk di sebuah kursi mewah yang tak jauh dari Kenzie.

Ellina menatap semua yang ada dalam ruangan ini. Matanya terbelalak kaget saat bertemu dengan keluarga Devian Blade. Hal yang sama juga terjadi pada Devian Blade. Devian, Acalia dan Aaric menatap tak percaya pada Ellina. Gadis biasa yang ia kenal telah berubah menjadi sangat cantik dan lebih mengejutkan lagi adalah dia seorang ratu Hyroniemus. Ratu di atas kerajaan semua klan.

Beberapa dari mereka menatap tajam pada Ellina. Mereka dengan cepat mengetahui bahwa Ellina hanyalah manusia biasa. Manusia lemah tanpa kekuatan. Azzura tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya saat menatap Ellina. Dia benar-benar tak mengerti Kenzie. Bagaimana mungkin Kenzie memilih manusia sebagai ratu Hyroniemus?

"Aku, Kenzie Alexis Reegan, selaku raja Hyroniemus, mengangkat Ellina Aracelia Azzuri sebagai ratu Hyroniemus yang baru." Kenzie menarik tangan Ellina untuk berdiri di sampingnya.

"Kami dari klan Lycanthrope, mengaturkan hormat pada Yang Mulia ratu Ellina." Devian, Acalia, dan Aaric menundukkan badan dengan satu kaki di tekuk.

Ellina bingung menatap bos besarnya sujud di depannya. Dengan ragu-ragu Ellina menyuruh mereka untuk bangun. Devian, Acalia, dan Aaric bangun dan menundukkan kepalanya.

"Bagaimana mungkin kau menyuruh kami untuk mengakui manusia yang lemah ini sebagai ratu Hyroniemus?" Livian Agler, sang raja Vampire terlihat tak setuju. Dan mereka semua mengangguk setuju, kecuali klan Lycanthrope.

"Aku tak butuh pendapatmu tentang Ratuku, Livian!" Kenzie menatap tajam pada Livian.

"Hahaha, apakah ini lelucon? Kau memilih wanita lemah sebagai penggantiku?" Azzura tertawa keras.

"Hanya dengan sedikit sihirku, ia bisa mati." Qianzie Cheverlyn, ratu dari Alaistar.

"Beraninya kau!" Lykaios menatap tajam pada ratu Alaistar.

"Lancang! Kau menyela perkataaanku, Lykaios!" Qianzie balas berteriak.

Tanpa mereka sadari, klan Neptunus tengah memperhatikan Ellina. Matanya menatap tajam pada sebuah benda dan mengarahkannya pada Ellina. Benda itu dengan cepat melayang dan mengenai pelipis Ellina. Darah Ellina sedikit keluar.

Kenzie murka menyadari Ellina terluka padahal ia begitu dekat dengannya. Dengan cepat tangan Kenzie terulur ke lantai dan petir merayap dengan cepat. Wilton Atherton dan Chaelyn Nen Moses berteriak kesakitan. Air itu seakan menyerot energi kehidupan mereka dan membuat mereka tak dapat melakukan apa-apa.

Menyadari kegaduhan akan terjadi sebentar lagi, Kenzie menarik tubuh Ellina kebelakang tubuhnya. Kenzie menatap murka pada semua mahkluk yang hadir.

"Aku, Kenzie Alexis Reegan, memerintahkan kalian untuk melindungi sang ratu dan menghancurkan siapapun yang akan menyakitinya. Hancurkan hingga mereka tak bernyawa!" Kenzie menatap Lykaios dan Ernest bergantian.

Setelah mendengar perintah Kenzie, Lykaios dengan cepat berubah menjadi seekor serigala. Sedangkan Ernest, sayap coklat itu telah terkembang di punggungnya. Mereka menatap tajam pada siapapun yang berada di depan matanya.

Azzura mengeluarkan api dari tangannya dan berusaha menyerang Kenzie, dengan sigap Kenzie menghalau api Azzura agar Ellina tetap aman di belakangnya. Raven Thian menyerukan sesuatu dan tak lama kemudian kumpulan iblis hadir dalam ruangan tersebut.

"Apa kalian pikir aku selemah itu? Darahnya lebih dari cukup untuk mengembalikan semua kekuatanku, meski aku tersegel ratusan tahun. Maju kalian yang tak menyetujui perintahku. Aku akan menghancurkan kalian, jika kalian menyakitinya sedikit saja. Seperti klan Neptunus!" Kenzie menunjuk dua ekor duyung yang tengah berjuang melawan kekuatan Kenzie.

Bau darah yang sangat segar membuat kedua Vampire telah berubah drastis. Tanpa menghiraukan perkataan Kenzie, Alvian sang pangeran dengan cepat melesat ke arah Ellina. Sedangkan Azzura dan Raven Thian beserta iblis lainnya juga ikut menyerang Kenzie secara bersamaan.

Dengan sigap Lykaios menerkam Alvian yang baru saja mendaratkan kakinya di depan Ellina. Kenzie mengeluarkan kekuatannya untuk melawan Azzura, Raven Thian dan iblis lainnya. Melemahnya fokus Kenzie, membuat klan Neptunus terlepas dan mereka hanya diam menyaksikan perpecahan. Mencari celah agar dapat membunuh Ellina.

Klan penyihir merapalkan sesuatu sambil menatap Ellina yang tengah ketakutan. Ratusan bola api telah terbang dan siap meluncur menghancurkan segala isi ruangan. Dengan cepat Ernest menarik Ellina dan membawa terbang. Memindahkannya pada tempat yang aman. Lalu Ernest terbang lagi dan melawan klan Alaistar.

Livian Agler, sang raja Vampire. Menyadari penjagaan Ellina melemah dengan secepat kilat mendekati Ellina. Tersenyum lebar dengan dua taring yang telah keluar. Ellina menjerit takut saat tubuhnya ditarik oleh Livian.

Aaric yang melihat Ellina langsung berlari dan berubah menjadi serigala. Tak lama Devian dan Acalia pun melakukan hal yang sama. Mereka melawan Livian. Menyadari Ellina sendirian, Aaric langsung kembali dan duduk disamping Ellina dengan wujud serigala. Ellina merapatkan tubuhnya pada Aaric dan memegang bulu-bulu Aaric.

Tak tahu dari mana, ratusan pasukan terkuat dari setiap klan yang menentang telah datang. Ruangan megah ini, kini berubah menjadi medan perang. Banyak dari mereka mengincar Ellina yang tengah ketakutan. Kenzie melawan banyak iblis terkuat, Lykaios melawan para vampire yang baru saja datang. Sedangkan Ernest melawan ratusan klan penyihir tingkat tinggi. Devian dan Acalia Blade pun melawan ratusan vampire yang hendak mendekati Ellina.

Aaric menatap tajam sekelilingnya. Matanya bertemu dengan klan Neptunus yang entah sejak kapan sudah mulai memanggil pasukannya. Mereka membawa tombak dan peralatan perang lainnya. Mereka menyerang bersamaan hingga membuat Aaric kewalahan untuk melindungi Ellina.

Klan Yonaguni yang hanya menonton kini mengambil tindakan. Mereka terbang ke arah Ellina dan Aaric lalu berdiri di atas mereka. Dengan kekuatan fairy mereka, klan Yonaguni membantu Aaric melawan klan Neptunus. Semua barang tajam yang mereka gerakan dengan pikiran mereka, tak satupun dapat melukai Ellina.

Pertarungan kian sengit, saat pasukan dari klan pemberontak terus bertambah. Kenzie kembali berdiri di samping Ellina. Tak lama Lykaios, Ernest , Devian dan Acalia juga sama.

Ellina berdiri di tengah-tengah-tengah. Ia di apit oleh Ernest dan Aaric di samping kirinya. Kenzie dan Lykaios di sisi kanannya. Di belakang Ellina, Devian Blade dan Acalia Blade tengah memandang bengis. Lalu Asrais Helwyn dan Dalvina Livia yang tengah berdiri di atas mereka. Klan Fairy melindungi Kenzie dan yang lain dari atas.

Semua klan pemberontak mulai bersatu. Menatap tajam kearah Kenzie dan yang lain. Mereka menatap sinis pada sembilan orang yang mencoba melindungi Ellina. Mereka yakin akan menang melawan Kenzie karena mereka membawa orang-orang yang terkuat.

"Aku sebagai Raja Hyroniemus, memerintahkan untuk menghancurkan mereka. Keluarkan semua kekuatan kalian."

"Tapi Yang Mulia, Hyroniemus akan hancur dan roboh jika kami semua mengeluarkan kemampuan maksimal kami," Asrais Helwyn berkata sambil melihat perkumpulan pemberontak.

"Itu benar Yang Mulia. Ratu bisa saja terluka karena runtuhan bangunan," Lykaios ikut memberi pendapat.

"Kalau begitu tak ada jalan lain. Aku sendiri yang akan melawan mereka. Kalian cukup melindungi sang ratu." Kenzie maju selangkah dan menatap kejam pada pemberontak.

Ellina tiba-tiba ikut maju selangkah mengikuti Kenzie. Lykaios, Ernest dan Aaric terkejut dan mulai lebih waspada. Ellina menyentuh tangan Kenzie lembut dan menatap wajah tampan Kenzie.

"Tuan, semua ini karena aku. Maaf, aku membuat kekacauan di antara klan," ucap Ellina.

"Queen, lihatlah mereka semua. Mereka yang ada di belakangmu, mencoba melindungimu. Dan aku bertanggung jawab atas nyawa mereka semua. Kau adalah hal terpenting untuk hidupku, dan mereka membantuku melindungi hal yang sangat penting itu." Kenzie tersenyum lembut. Menyentuh wajah Ellina dan mencium puncak kepala Ellina.

"Apapun yang terjadi, berjanjilah satu hal padaku," ucap Kenzie.

Ellina menatap Kenzie. "Apa itu...,"

"Jangan takut padaku dan tetaplah disampingku. Aku akan menghancurkan mereka yang akan menyakitimu."

Ellina mengangguk kemudian mundur selangkah meninggalkan Kenzie. Dengan cepat Lykaios dan Ernest merapat di samping Ellina. Ellina memegang kuat tangan Ernest karena rasa takutnya.

"Tunggu hukumanmu dari Yang Mulia saat perang telah selesai," Lykaios berkata melewati pikiran. Hal itu membuat Aaric, Devian dan Acalia menatap kearah Ernest.

"I-itu, aku tak melakukan apapun. Ratu yang menegang tanganku," jawab Ernest.

"Hihihi, aku menantikan Yang Mulia memberimu hukuman," ucap Lykaios lagi.

Kenzie memejamkan matanya sesaat dan saat matanya terbuka, warna iris mata Kenzie telah berubah menjadi merah. Warna rambutnya yang putih kini berubah coklat terang. Seiring dengan tiga sayap emas yang mulai keluar di punggungnya. Kenzie tersenyum sinis pada mereka yang menatap tak percaya.

"Apa kalian kaget? Melihatku tetap sekuat dulu?" Kenzie menyeringai.

Kenzie mengulurkan tangannya ke atas dan setelah itu petir mulai bersahutan. Angin berhembus sangat kencang dan menghamburkan semua yang ada di ruangan. Ellina semakin kuat memegang tangan Ernest. Menyadari ketakutan Ellina, Ernest membawa satu sayapnya kedepan untuk menutupi dan melindungi tubuh Ellina. Asrais Helwyn dan Dalvina Livia dengan cepat membuat tembok transparan untuk melindungi orang-orang di bawahnya yang juga tengah melindungi Ellina.

Craaattsss! Bleeeddaaaarrrr!

Sebuah petir yang sangat keras dan kuat bercampur api biru menyambar. Mulai merambat dari lantai yang mengandung air dan air pun mulai bergejolak. Klan Neptunus mulai kesulitan berenang di air dan terbawa air dalam satu pusaran dalam. Kenzie tersenyum sinis dan lagi-lagi mengulurkan tangannya ke arah pusaran air tersebut.

"Hancurkan," Kenzie berucap pelan.

Seketika kilat bercampur api biru keluar dari tangan Kenzie dan mulai menyambar air. Klan Neptunus berteriak kencang dan kesakitan. Petir itu menyerap kekuatan energi kehidupan mereka. Dan api biru itu mulai menggerogoti sirip-sirip indah ekor mereka.

Kenzie beralih menatap klan Alaistar. Melihat mereka yang mulai merapalkan mantera untuk menyerang Kenzie. Kenzie mengucapkan sesuatu dan detik berikutnya sebuah raksasa yang terbuat dari element petir dan api biru terbentuk.

"Hancurkan mereka," ucap Kenzie

Usai mengatakan itu, golem raksasa itu maju dan meluluhkan lantakkan klan penyihir. Tak ada satu pun sihir yang dapat menghentikan raksasa itu. Bahkan raksasa itu kebal terhadap sihir apapun.

Kini Kenzie beralih menatap klan Lucifer dan Transylvania. Mereka mulai terlihat ragu untuk melawan Kenzie. Azzura dan Raven terlihat pucat. Mereka sangat tidak menyangka bahwa kekuatan Kenzie bertambah kuat meski telah tersegel begitu lama.

Ketiga sayap Kenzie mengepak keras. Kenzie terbang di atas mereka. Angin puting beliung mulai tercipta di bawah Kenzie. Kenzie tersenyum dan menggenggam tangannya. Kini dari ujung-ujung bulu sayap Kenzie mulai terlihat api hitam yang sangat panas. Kenzie mengulurkan tangannya dan api hitam itu mulai menjalar di tangannya.

"A-api hitam dari neraka," ucap Azzura rakut.

"Sial, kita akan benar-benar hancur disini," Livian Agler mulai bingung saat melihat api hitam dari neraka di tangan Kenzie.

Kenzie mengarahkan tangannya dan bersamaan dengan anggun puting beliung yang mulai bergerak. Membawa api hitam Kenzie dan mulai menyebar. Menyadari bahaya di depan mata semua klan mulai bingung dan berusaha kabur. Namun tak semudah itu jika mereka berurusan dengan Kenzie.

Kenzie mengulurkan tangannya yang lain dan petir biru mulai ikut menyambar dan merambat. Kenzie menambahkan element pada angin puting beliung tersebut. Kini angin tersebut membawa petir biru dan api hitam dari neraka.

Semua klan mulai berlarian untuk menyelamatkan diri. Namun banyak dari mereka yang hanya tinggal debu karena hangus terbakar. Diantara semua klan pemberontak, klan iblis dan vampire lah yang mulai kewalahan. Lalu dengan satu genggaman tangan, Kenzie melepaskan semua kekuatannya.

Azzura, Raven Thian, Livian Agler dan Alvian Raitrama berhasil menyelamatkan diri. Sedangkan Damon Alexander, sang kepercayaan Raven, tengah terbakar dan meregang nyawa. Begitu juga dengan raja klan penyihir, sang raja tewas dan ratu berhasil kabur. Berbeda dengan klan Neptunus, semua pasukan mati juga sang raja dan ratu tengah sekarat.

Kenzie turun dan meredakan angin serta semua kekuatan. Perlahan semata element itu melemah dan menghilang. Kenzie menatap seisi ruangan. Tak ada mayat tertinggal kecuali klan Neptunus. Semua klan Lucifer, Transylvania, dan Alaistar lenyap bagai debu.

Kenzie kembali menatap belakang. Melihat Ellina yang berlindung dibalik sayap Ernest. Kenzie berjalan dan menembus tembok pelindung. Ernest dengan cepat menarik sayapnya dan menundukkan kepalanya.

"Queen, semua telah selesai," ucap Kenzie lembut.

Ellina mencoba membuka matanya, perlahan sosok Kenzie hadir di depan matanya.

"Tuan, apa benar sudah selesai?" Tanya Ellina.

Kenzie mengangguk dan tersenyum. Ellina menatap sekelilingnya. Hamparan ruangan luas yang kosong. Hanya ada beberapa duyung yang terapung. Ellina mulai berjalan mendekati Kenzie.

"A-apa tuan terluka?"

"Aku senang kau mengkhawatirkan aku. Aku baik-baik saja queen."

Menyadari keadaan telah menjadi normal, Asrais Helwyn membuka tembok transparan. Lykaios dan Ernest telah kembali seperti wujud awalnya dengan pakaian kebesaran mereka. Devian, Acalia, dan Aaric juga telah berubah lagi menjadi manusia.

"Hormat kami dari klan Yonaguni pada Yang Mulia ratu Ellina," Asrais Helwyn dan Dalvina Livia berucap bersamaan. Mereka menundukkan badan dengan satu lutut di tekuk.

"Ah, tak perlu seperti itu. Bangunlah tuan Raja dan Ratu," Ellina berbicara dengan kikuk.

Mereka bangun dan tersenyum menatap Ellina.

"Wow, kalian memiliki sayap yang indah." Ellina berjalan mendekat dan menyentuh salah satu sayap Dalvina.

"Terimakasih pujiannya queen."

Ellina tersenyum dan beralih menatap Aaric dan kedua orangtuanya.

"B-bos, apa bos besar terluka?" Tanya Ellina khawatir.

"Hanya luka ringan Yang Mulia ratu. Tapi kami baik-baik saja." Devian menundukkan kepalanya.

"Terimakasih karena telah melindungiku." Ellina menatap Aaric.

"Suatu kehormatan bisa melindungi Yang Mulia ratu," Aaric menjawab formal.

Ellina ikut menundukkan kepalanya sebentar dan berbalik menatap Lykaios dan Ernest.

"Kak, apa kalian baik-baik saja?" Ellina berjalan mendekati mereka.

"Tak ada yang perlu anda khawatirkan Yang Mulia ratu. Kami baik-baik saja," ucap mereka.

"Queen, kau terlalu mengkhawatirkan mereka. Mereka akan baik-baik saja." Kenzie mendekati Ellina.

"Aku hanya khawatir tuan. Mereka semua melindungiku."

"Argh," sebuah suara rintihan terdengar.

Ellina menoleh dan mencari sumber suara. Ellina terus berjalan dan semua mengikuti dari belakang, hingga Ellina berhenti pada sebuah lantai yang berair. Ellina melihat dua ekor duyung yang terluka parah dan terlihat sangat kesakitan.

"Tu-tuan, mereka terluka. Mereka harus di obati."

"Queen, mereka pantas mendapatkannya," jawab Kenzie.

"Tuan, setiap orang punya kesalahan. Jika itu adalah aku, apa tuan akan membiarkannya?" Ellina menatap wajah Kenzie.

Kenzie menghela napas kasar. Di tatapnya Ellina sebentar.

"Baiklah," ucap Kenzie.

Ellina tersenyum senang." Kak Lykaios dan kak Ernest, bisa bantu aku mengobati mereka?"

Asrais Helwyn dan Dalvina menatap tak percaya. "Dia pantas menjadi ratu, karena memiliki kemurnian hati," ucap mereka di dalam hati.

=============== ;) ========

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height