MY SEXY EDITOR/C3 Chapter 3
+ Add to Library
MY SEXY EDITOR/C3 Chapter 3
+ Add to Library

C3 Chapter 3

Tentang : Revisi

Hi Moon,

Semoga harinya menyenangkan 🤗🤗🤗 .

Saya sudah revisi habis-habisan, berharap ada perubahan🥺🥺. Ya saya memang amatiran. Tapi saya siap belajar🙌🙌🙌. Berikut saya lampirkan revisi saya (berharap tidak ada lagi revisi)

Terima kasih kesabarannya.

Regards,

Gigi Kelinci

Ilene bernapas lega, setelah ia mengirimkan naskah yang sudah ia otak-atik habis-habisan. Sudah lima kali, ia menulis, menghapus, membuat yang baru, sampai tangannya kebas.

"Bodo amat, kalau di tersingung. Biar dia jadi normal dikit kayak manusia."

Semalaman Ilene begadang, dan ia berhasil mengirimkan subuh hari berharap Moon mengerti kalau Ilene begadang demi revisi naskah. Jika sampai hati Moon masih bilang naskahnya sampah, Ilene tak tahu lagi. Tapi jangan khawatir ia tahan banting, dan juga takkan menyerah secepat ini.

Gadis itu mengantuk, tapi hari ini ia ada janjian dengan dosen pembimbing untuk bimbingan. Ilene punya dua pembimbing. Dua-duanya sangat vital tentant masa depannya.

"Aku harus beli kopi di kampus nanti, biar tak ngantuk." Ilene menguap, ia berdiri dan membuka pintu kamar. Sedikit positif, ia bisa membagi waktu antara revisi naskah dan revisi proposal.

Gadis itu langsung melangkah kamar mandi, dan mengisi kebutuhan sekalian mandi.

Saat Ilene keluar ia melihat bundanya sedang memasak. Ilene bersyukur bundaya bukan emak-emak cerewet yang selalu menyuruh anaknya mengerjakan rumah. Bahkan, bundanya yang mengerjakan semua. Namun, terkadang Ilene membantu bundanya karena ia sadar dan tak mau jadi anak durhaka.

"Jam berapa kuliah?" tanya Ilona sambil membalikan nasi di penggorengan. Ilene yang hanya memakai handuk mendekati Bundanya, dan mencuri nasi goreng yang belum matang tersebut.

"Jam 10 janjian sama dospem." Ilona mengangguk. Ia hanya bekerja freelance jadi lebih banyak ia habiskan waktunya di rumah dan mengurus rumah. Lagian semua anaknya sudah besar.

"Yaudah ganti baju sana. Ini ngapain di sini pakai handuk aja?"

"Bunda..." Ilene berbalik dan melihat kembarannya baru bangun tidur dan langsung memeluk bundanya. Ilene mengedihkan bahunya. Darris lebih manja darinya.

"Ini kenapa lagi? Sikat gigi sana, cuci muka. Mata aja masih tutup." Ilona mulai mengomel.

Ilene masuk ke kamar, dan sempat memeriksa ponselnya. Dan belum ada balasan dari editor Moon.

"Yang benar saja, pasti dia belum bangun. Dasar kebo." Ilene Menganti bajunya. Sekarang masih terlalu pagi, ia bisa tidur sebentar. Ilene tidak tidur semenit pun semalaman. Ia menulis, menghapus lagi, saat bagian erotis yang editor Moon maksud.

"Memang editor rese yang menyusahkan aja." Ilene menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil sambil berkaca.

Gadis itu hanya memakai pakaian rumahan, karena jika ganti baju sekarang bajunya akan kusut. Karena untuk kebutuhan sendiri, mereka harus mengerjakan sendiri. Seperti menggosok baju sendiri, terkadang bundanya mengantar ke laundry, tapi banyakan cuci sendiri di rumah. Dan bundanya yang mengerjakan semuanya.

"Tidur ah ngantuk."

Ilene membaringkan tubuhnya. Berharap ia sedikit punya tenaga, karena ia harus menjawab pertanyaan dari dosen pembimbing nanti di kampus dan juga ia harus menahan hatinya membaca komentar dari editor Moon.

"Ai, mau makan nggak? Udah selesai nih. Bunda juga udah buat susu."

"Ai ngantuk bunda. Semalam begadang buat proposal." dusta Ilene tak sepenuhnya berbohong. Proposalnya lebih cepat selesai saat ia serius mengerjakan tidak dengan bab revisi dari editor Moon. Bayangkan lima kali kamu menulis adegan yang sama dan selalu berakhir tak memuaskan.

Gadis itu tertidur.

_________________________

"Anjirrr. Jam setengah sebelas." Mata Ilene langsung segar. Ia janjian jam 10.

Gadis itu melihat ada tanda logo email masuk. Mood Ilene sedang malas untuk melihat komentar jelek editor Moon. Tapi ia juga penasaran. Perlahan, tangannya membuka pesan tersebut.

Tentang : Revisi

Dear Gigi Kelinci,

Saya harap gigi kamu berubah jadi gigi sapi sekarang.

Berapa umurmu, hingga tak bisa membuat adegan gampang seperti ini? Ayolah, saya sudah beri contoh. Tapi penggambarannya cuman uh... Ah...

Bukan seperti itu!

Detailkan dengan banyak kata indah yang membuat orang lain yang membacanya hingga terbayang adegan panas tersebut. Jangan sampai saya lihat kamu menulis orgasme jadi organisme

Tertanda,

Moon.

Mood Ilana mendadak buruk, bahkan kalau boleh ia meringkuk seharian di kasur dan tak ke kampus sekarang.

Ilana mengabaikan email yang bikin sakit hati dan merusak moodnya seharian. Gadis itu akhirnya mengganti baju dan bersiap ke kampus. Dia telat, karena janjian jam 10. Dan artinya harus on-time bukan sudah lewat jam seperti ini.

"Salahin aja editor rese itu." Ilene mencak-mencak sambil menyisir rambutnya. Gadis itu memakai krim di wajahnya, dan menyomprot parfum ke pakainnya.

Ilene keluar dari kamar, membawa tas ransel dan juga satu dokumen berisi proposal dan hasil revisi berjilid-jilid dan tak pernah selesai.

"Loh? Bukannya masuk jam 10?" Ilene melihat bundanya yanga hanya bermain ponsel.

"Ketiduran." Ilene menarik kursi dan memakan nasi goreng yang sudah dingin dan meminum susu coklat yang sudah dingin juga.

"Bunda antarin?"

"Iya."

Ilene dan Darris hanya punya satu kendaraan artinya mereka harus berangkat bersama ke kampus, jika salah satu jadwalnya berbeda maka akan terjadi seperti ini, bunda mereka akan mengantarkan. Karena mobilnya sering dibawa Darris.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height