MY SEXY EDITOR/C6 Chapter 6
+ Add to Library
MY SEXY EDITOR/C6 Chapter 6
+ Add to Library

C6 Chapter 6

Ilene berbaring di kasurnya. Ia membuang tubuhnya begitu saja.

Gadis itu menutup matanya. Memikirkan semua hal yang terjadi di sekitarnya. Terutama masalah cinta. Ia tak pernah beruntung masalah ini, ia pernah pacaran tapi tak ada yang berkesan, seperti pacaran di novel-novel. Ilene hanya pacaran dalam status dan dalam dua hari ia putus. Ia tak pernah punya hubungan awet. Ilene mengira ia kena sumpah serapah dari rakyat yang mencintai permaisuri karena di kehidupan sebelumnya ia menjadi Pelakor di kehidupan raja dan permaisuri. Ilene menggeleng. Kapan Kayvan akan peka? Kenapa ia harus memikirkan Kayavan?

Merasa tak puas, Ilene membuka email masuk dari editor Moon ia pun membalasnya.

Tentang : Editor Rese

Mampus aja kau bangsat! Menyusahkan aja! 🤬🤬🤬🤬🤬

Moon setan! 😈😈😈😈😈😈

Kau tuh bukan manusia! Aku benci kau! 🤬🤬🤬🤬

"Ahhhhhh!" Ilene berteriak karena kesal. Ilene melempar ponselnya ke kasur yang empuk. Tentu saja ia masih sayang ponselnya. Tidak mungkin ia menghancurkan ponselnya dan tak ada lagi tempat buat berhalu.

Menarik napas panjang. Ilene menjernihkan pikirannya dan mengambil kembali ponselnya, dan mencium dengan sayang ponsel tersebut. .

Tentang : Revisi

Hi Moon,

Mohon maaf nih kasar. Tapi saya rasa kamu keterlaluan 😴😴😴. Saya bahkan belum taken kontrak, belum dapat duit, tapi kamu membuat saya seolah saya budak kamu🙄🙄🙄.

Saya tuh sibuk dan pusing revisi skripsi. Tapi kamu hadir merusak segalanya.

Kalau mau batalkan silahkan. Saya lelah 😪😪😪.

Regards,

Gigi Kelinci.

Ilene membaca ulang dan mengirim kembali. Ia masih berusaha sopan, sebelum keluar semua kata mutiara untuk editor rese tersebut.

"Kayaknya nama pena Gigi Kelinci, bikin nasib buruk. Hufh... Padahal nama pena kesayangan." Ilene mendesah kasar. Benar ia lelah, ditambah kurang tidur dan lapar, membuat moodnya makin berantakan.

Ilene menutup matanya lagi, mencoba mengusir rasa pusing yang menyerang kepalanya. Membuat kepala Ilene berdenyut-denyut nyeri.

"Kalau si rese balas bikin sakit hati, aku blok. Eh, tapi blok di email gimana ya?"

"Aha! Kayaknya blok bukan cara yang jitu. Aku tahu balas dendam padanya."

Ilene tersenyum licik. Kita lihat saja nanti kau editor rese.

Ilene tersenyum sepanjang memikirkan langkah licik yang akan ia lakukan. Ia langsung search google ide liciknya dan membuat editor rese itu kapok.

"Ahahaha mampus kau. Biar aku senang." Ilene tersenyum seperti orang gila. Dan geleng-geleng terkikik, memikirkan ini membuat perasaannya sedikit lega karena editor itu selalu merusak moodnya.

Ponsel Ilene berdering. Ia langsung menyambar ponselnya dan melihat balasan seperti apa yang editor rese kasih.

KayvanS : Hi Ai. Kalau nggak sibuk, mungkin besok kita jalan? Atau sabtu malam minggu aja?

"Anjirrrr. Bisa-bisanya aku dapat undian gini. Huwaa... Babang Kayvan dedek tunggu. Aku akan berdandan secantik mungkin untuk kamu." Ilene langsung loncat-loncat melihat ajakan dari Kayvan. Ini seperti ia menjumpai berlian di antara tumpukan sampah.

Ilene bukan Irene Red Velvet : Hi 😊😊. Tentu. Yaudah, sabtu malam minggu aja, biar aku lega dikit, nggak mepet waktunya 😊😊.

Ilene langsung mengirimkan pesan, padahal ia ingin mengirimkan emot hati pada Kayvan. Tapi ia tak mau, Kayvan menganggap dirinya perempuan agresif dan Kayvan menilainya perempuan rendahan. Serba salah jadi cewek rupanya. Mau ekspresif, nanti dibilang perempuan gatal, murahan, sundal. Jika diam, ai cowok kadang tak peka seperti telinga badak yang tuli.

Ponsel Ilene bergertar lagi, membaca pesan dari Kayvan membuat moodnya naik dratis. Kayvan adalah moodbooster sejati. Bahkan, Ilene yang tadinya megantuk mendadak terang seterang mentari pagi.

Tentan : Kamu Berani!

Dear Gigi Kelinci,

Jangan sok-sok, kalau nyatanya tulisan kamu sampah! Tapi sudah sombong, bagus ada yang mau menerima🧐🧐.

Kerjakan saja! Ribuan orang ingin ada di posisimu.

Jangan sombong! Kamu mau saya sumpahin biar jadi perawan tua?

Tertanda,

Moon.

Coba bayangkan wajah Ilene sekarang. Bayangkan wajah pantat ayam yang terbuka-tutup. Bibirnya ia singgung ke atas, ia memutar bola matanya berkali-kali, giginya ia gemertak dan rahangnya ia ketatakan. Tangannya dikepal. Jika editor moon di depannya, Ilene bisa menjamin wajah editor itu langsung bengkok sebelah dan giginya copot sebelah. Dasar editor rese!

"Faaakkkk! Bisa-bisanya ia sumpahin aku jadi perawan tua. Dia itu jadi bujang lapuk." teriak Ilene sambil menutup matanya dengan mata tertutup sempurna, tangan mengepalkan bahkan posisi kuda-kuda untuk menendang orang sekarang.

Ilene membuka matanya. "Eh bentar, tapi aku nggak tahu dia cewek atau cowok. Bodo amat, pokoknya dia bujang lapuk! Editor rese, editor sialan!"

Dengan napas yang berburu, san tangan yang gemetar serta gatal ingin meninju orang kepala yang berdenyut, Ilene membalas email tersebut.

Tentang : 🤬🤬🤬

Woi editor rese,

Ngapaian kau bawa status orang. Ya aku emang jomblo tapi

"Ish ini jawaban bodoh. Pasti dia merasa menang sekarang. Ganti."

Tentang : Revisi 🙂

Hi Moon,

Aduh menusuk sekali katanya. Saya sampai terhura-hura dengan tangan setan Anda.

Baik editor sayang, akan saya laksanakan🤗🤗🤗🤗. Jam berapa batasnya🧐🧐🧐.

Regards,

Gigi Kelinci 🐰🐰

"Anjirr... Bisa-bisanya aku gemetaran karena si sialan ini, kenapa tak mampus aja! Ih, benci bangat dengan manusia seperti ini. Aahhhhh!" Ilene semakin mencak-mencak seperti ular kesiram bensin bukan seperti ikan lele dibiarkan di darat.

Ilene meletakan kepalanya di bantal. Kayvan moodbooster yang menaikan moodnya hilang oleh si rese itu.

Berkali-kali, Ilene menarik napas panjang membuang kekesalan dan kesialannya hari ini. Moon membuat hari-harinya makin buruk.

Ilene melihat ada balasan dari Moon.

Tentang : Revisi

Jam 8 saya tunggu! Harus bagus, kamu terlambat 4 jam! 4 jam, kamu bisa menulis menghasilkan 4000 kata. Itu bisa dibagi 2-3 bab. Kamu suka melakukan kesia-siaan.

Nggak ada telat, jangan banyak alasan!

Tertanda,

Moon

Ilene tak perlu membalas lagi, karena ia hanya perlu mengerjakannya sekarang.

Sebelum kepalanya makin pecah, Ilene keluar dari kamar mencari makana agar ia bisa mengontrol amarahnya. Karena orang yang lapar, amarahnya bisa meningkat.

Ilene melihat ada sayur bening dan ikan asin berserta sambal. Gadis itu makan dalam diam, menikmati setiap tulang-tulang ikan asin hingga habis dan juga beberapa tongkol jangung ia habiskan. Butuh tenaga ekstra menghadapi Moon.

Setelah makan, Ilene langsung bergegas mandi menghilangkan sila dari Moon. Sambil keramas, Ilene terus menyebut nama Moon agar sialnya hilang.

Dan mood Ilene kembali membaik saat Kayvan membalas pesannya. Keduanya saling bertukar pesan, hingga Ilene menyelesaikan revisi untuk editor rese bahkan sebelum jam 8. Sebenarnya bukan benar-benar revisi, karena Ilene punya ide jahil ingin mengerjai editor rese tersebut.

Ilene tersenyum lebar dan puas. Ia yakin, si rese itu akan kejang-kejang karena melihay revisi Ilene yang tak sesuai permintaan. Andai saja editor itu baik dan tak menyebalkan, tentu Ilene akan melayani dengan baik dan sopan.

Ilene makan malam dengan baik. Bahkan bergurau bersama keluarganya terutama bersama kembarannya, dan mereka masuk ke kamar masing-masing. Kecuali ke dua orang tuanya yang masih menonton TV sambil berbincang hangat. Jika tak mendapatkan keluarga sempurna seperti keluarga Azyan, maka orang tuanya sendiri menjadi acuan Ilene untuk berkeluarga nanti.

Kenyang sudah, revisi sudah. Ilene sedikit ada mood untuk menulis sekarang, atau membaca agar ilmunya makin luas hingga ia menulis cerita yang tak terlalu mengada-ada.

Tentang : Peringatan ⚠️⚠️⚠️⚠️

Apa ini?! Kamu mempermainkan saya!

Hukuman kamu berlanjut. Buatkan sampai 5 bab malam ini!

Tertanda,

Moon.

"Hahaha mampus kau! Bodo amat sama revisi." Ilene tertawa puas seperti setan. Gadis itu melihat hasil yang ia kirimkan pada editor moon.

Gambar kartun telanjang. Seperti Spongebob tanpa celana, Patrik tanpa celana. Dan Sandy tupai yang tanpa bra mini miliknya.

"Makan tuh erotis! Itu telanjang 'kan?" maki Ilene dengan senyum puas.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height