My Sweet Savage Boss/C10 Lelaki Yang Baik
+ Add to Library
My Sweet Savage Boss/C10 Lelaki Yang Baik
+ Add to Library

C10 Lelaki Yang Baik

Pertandingan selesai, Nara mendapat pesan dari Yuki. hatinya berdebar-debar, Azka sudah masuk kedalam taxi yang masih menunggu Nara untuk masuk, tapi dia malah asyik berbalas pesan dengan Yuki.

"hey.. ayo pulang!!" ajak Azka.

"m..lo duluan aja ya, gue mau ambil dompet gue dulu.." kata Nara malu-malu.

"kan lo bisa minta Budi buat ambil dompet lo itu dari Yuki.."

"m..gue ambil langsung aja deh, udah sana duluan aja, gue gak akan tersesat lagi.."

"heh..genit!" cibir Azka lalu dia tutup pintu taxinya.

"jangan pulang larut malam, besok pagi kita pulang ke Jakarta !!" pesan Azka sebelum pergi.

"iya.."

Azkapun pergi dengan taxinya. dan Nara segera mencari letak cafe yang sudah dijanjikan Yuki.

Sudah 2 gelas minuman Nara habiskan dan Yuki baru datang menemuinya, bahkan Yuki masih mengenakan seragam tim. saat Yuki datang frekuensi detak jantung Nara tak beraturan apalagi saat ini mereka cukup jadi pusat perhatian.

"sorry nunggu lama ya.." kata Yuki tampak merasa bersalah karena membuat Nara menunggu cukup lama.

"iya, gak apa-apa.."

"biasa..sehabis game memang selalu briefing dan evaluasi, tadi kami kalah dan coach ngasih evaluasi yang panjang.." kata Yuki lalu kelihatan gak semangat. hari ini Sunrise kalah dengan selisih point yang tipis.

"padahal tadi cuma selisih 2 point, tapi tetap semangat ya! kalah menang kan biasa dalam pertandingan.." kata Nara memberi suntikan moril untuk Yuki.

"nih..dompet lo! lain kali harus lebih hati-hati.." Yuki menyodorkan dompet imut bergambar koala milik Nara, Nara senang dompetnya aman.

"makasih banyak ya..setiap kita ketemu, lo selalu jadi penolong buat gue, gue gak tahu harus balas dengan cara apa.."

"santai aja.."

"gue traktir makan ya! anggap aja sebagai ucapan trimakasih.." tawarkan Nara.

"oke.." setujui Yuki.

"tapi.. jangan disini, disini mahal-mahal.." bisik Nara malu-malu, Yuki hanya tersenyum.

"udah, kita makan disini aja..hari ini biar gue yang bayar.." bisik Yuki membalas, bikin Nara jadi malu.

"ah..gue aja yang bayar.."

"m..oke, tapi malam ini gue sangat lapar,banyak sekali yang pengen gue pesan.." goda Yuki, Nara jadi bingung, Nara punya niat baik tapi dia sadar sisa uang didompetnya gak akan cukup membayar semua pesanan Yuki.

"lo juga harus makan yang banyak, setelah sepanjang pertandingan tadi teriak-teriak, pasti energi lo habis kan?" goda Yuki, Nara hanya tersenyum malu.

"jadi sekarang, biar gue aja yang traktir.."

Nara benar-benar merasa malu dengan kebaikan Yuki.

'baik banget orang ini, padahal baru beberapa kali ketemu..udah cakep,keren,baik hati..bikin gue baper aja..' batin Nara yang sesekali menatap Yuki yang sedang fokus memilih menu.

Selain mentraktir makan malam Yuki juga mengantar Nara pulang menuju penginapan, sikap Yuki membuat Nara tersanjung. dia hampir gak percaya kalau sosok idola para gadis diluar sana saat ini sedang mengantarnya pulang. mereka masih dalam perjalanan.

"besok pagi gue pulang ke jakarta.." kata Nara

"Naik kereta?"

"naik pesawat.. teman gue udah pesan tiket pesawat untuk besok pagi.."

"teman yang tadi duduk disamping lo ya?" tanya Yuki sedikit curiga, Nara jadi salah tingkah terlebih dia takut kalau Yuki menyadari itu adalah Azka.

"m..iya.."

"apa dia gak marah sekarang kita ketemu?"

"gak kok, dia tahu betul sekarang kita ketemu.."

"gue pikir kalian pacaran.." sangkaan Yuki semakin membuat Nara salah tingkah.

"aah..bukan kok, kita berteman! sebenarnya..dia bos gue.." sangkal Nara lalu dia mencoba mengakui kebenarannya pada Yuki, Yuki tidak begitu mengerti dengan maksud Nara tapi yang pasti dia semakin penasaran dengan gadis yang duduk disampingnya saat ini.

"bos?"

"iya, gue assistennya, assisten rumah tangga..", jawaban Nara semakin membuat Yuki kaget, dia gak menyangka kalau Nara punya peran seperti itu.

"oh ya? kenapa bisa begitu? m.. maksud gue..apa gak ada pekerjaan lain yang bisa lo jalani? jadi assisten rumah tangga itu kan, pasti bukan pekerjaan mudah buat gadis muda seperti lo.."

"ya begitulah.. tapi, gue senang menjalaninya! gimana pun juga, dia sudah sangat membantu gue!! akhirnya sampai.."

Nara bersyukur taxi sudah sampai didepan penginapannya, jadi dia bisa menghindari obrolan tadi karena sebenarnya dia takut Yuki tahu tentang Azka yang kini jadi bosnya.

Tapi sebenarnya Yuki semakin penasaran dengan sosok Nara, rasanya dia mau punya lebih banyak waktu untuk mengobrol tapi Nara sudah sampai ditempatnya.

"makasih banyak ya buat semuanya.. hati-hati dijalan.. bye.." tanpa banyak basa basi Nara setengah berlari masuk kedalam komplek penginapan itu. Yuki benar-benar dihantui rasa penasaran dan pada akhirnya dia semakin tertarik dengan Nara.

***

Siang ini Azka dan Nara sudah sampai dirumah mereka di Jakarta. Nara masih kelelahan, begitu sampai dia langsung berbaring dikamarnya begitupun dengan Azka dia memutuskan untuk langsung istirahat di kamarnya.

Nara nyalakan ponselnya dan ting..ting..ting, begitu banyak notifikasi, dan yang membuat Nara kaget banyak panggilan tak terjawab dari Yuki.

'apa dia khawatir sama gue..' pikir Nara penuh percaya diri, sepertinya dia jatuh cinta dengan Yuki, tapi dia sadar kalau Yuki tidak mungkin merasakan hal yang sama. Nara merasa Yuki terlalu keren untuknya.

"dia emang pria yang baik.." kata Nara pelan dan pikirannya melabur membayangkan Yuki.

Kriing.., kali ini yang mengganggu lamunannya adalah telphon masuk dari Budi, Nara segera angkat.

"halo bud?"

"kalian udah sampai dirumah?" tanya Budi.

"udah barusan.."

"pastikan tangan si Azka baik-baik aja ya..ingetin dia buat lakukan gerakan-gerakan ringan yang gue sarankan waktu itu dan jangan biarin dia kecapean.." pesan Budi panjang lebar, Budi memang sangat mengkhawatirkan keadaan Azka.

"iya, dan kapan kalian pulang ke Jakarta?"

"masih ada satu game lagi, mungkin besok kami pulang ke Jakarta.."

"oh, baiklah.. semoga nanti sore kalian menang ya.."

"iya..iya, oh iya nar si Yuki nanyain lo terus, kalian ada hubungan apa sih??"

Obrolan tentang Yuki dimulai, nada bicara Budi terdengar sangat penasaran, Nara jadi tersipu lagi.

"oh ya?? dia nanyain gue?"

"iya, gue bilang aja kalo lo itu sepupu gue, gue lihat-lihat dia kayaknya tertarik sama lo!!"

"ah..masa sih..gak mungkin, mana mungkin dia suka sama cewek macam gue.."

"ya kelihatannya sih, emang kenapa? lo gak sadar kalau lo itu cukup manis, menurut gue wajar aja si Yuki terkesan sama lo.." puji Budi bikin Nara makin tersanjung.

"ah bisa aja lo.."

"serius, gue juga punya prediksi kalo lama-lama si Azka juga bakal tertarik sama lo.." tambah Budi makin bikin Nara tersipu.

"ah, mana mungkin ..dia itu angkuh, ketus! sama gue khususnya!"

"hehe..terima aja sikapnya itu, diakan majikan lo.."

"iya sih.."

"udah dulu ya, gue ada latihan sekarang bentar lagi orang-orang kumpul nih.."

"iya.."

mereka mengakhiri obrolan.

Obrolan barusan membuat Nara jadi senyum-senyum sendiri. dia jadi ingat Yuki terus.

Bersambung.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height