My Sweet Savage Boss/C6 Hari Pertama Jadi ART
+ Add to Library
My Sweet Savage Boss/C6 Hari Pertama Jadi ART
+ Add to Library

C6 Hari Pertama Jadi ART

Walaupun rasa kesal dan kecewanya pada Ibu dan Nadia masih membara tapi setidaknya sekarang Nara dapat tempat bernaung dirumah Azka. setelah Nara perhatikan, ternyata Azka itu sosok yang sangat sempurna, ya setidaknya jika dilihat dari sisi fisik dan penampilan. Nara juga baru sadar kalau majikannya ini adalah atlet basket yang selama ini Lulu puja-puja.

'oh.. ternyata, kalau Lulu tahu..bisa kaget setengah mati dia..hehe..' batin Nara sembari dia bersihkan setiap bidang rak yang memajang beberapa photo Azka yang sedang berlaga dalam sebuah pertandingan.

Tap tap tap, terdengar suara langkah di anak tangga, Nara tengok dan itu adalah Azka, pria dengan tinggi 184cm dengan lengan-lengannya yang kekar dan bertato,look yang tampan yang jika digambarkan Azka ini memiliki wajah yang agak oriental dan sedikit kebarat-baratan.

Nara sempat terpaku, gadis dengan tubuh mungil,mata bulat dan pipi yang agak chuby itu terdiam beberapa detik melihat majikannya sendiri. kini dia baru sadar kalau Azka memang sempurna.

Azka sepertinya bersiap untuk menjalani latihan ringan di court basket kecil dibelakang rumah, Nara sampai memperhatikan langkah Azka.

'ya ampun, tenyata majikan gue emang keren..' batinnya lagi dan matanya masih tertuju pada sosok Azka yang sedang memainkan bolanya, pemandangan itu jelas terlihat karena rumah Azka berdinding kaca, hampir 70% dinding rumahnya bermaterialkan kaca.

'gue harus tanya dia mau sarapan apa pagi ini..'

Nara mencoba menarik perhatian Azka, dia hampiri Azka yang masih fokus berlatih.

"mau sarapan apa pagi ini..?" tanya Nara setengah berteriak dan Azka bisa dengar itu.sejenak Azka menghentikan latihannya lalu menoleh kearah Nara. Boom!!! tatapan itu membuat perasaan Nara deg-degan, dia malah jadi salah tingkah.

"apa aja.." sahut Azka singkat lalu kembali berlatih.

"m..lo kan atlet, apa ada makanan yang harus lo hindari?" tanya Nara lagi.

"masak aja sesuatu yang lo bisa!" tukas Azka tanpa menoleh lagi, Nara agak bingung, harus masak apa pagi ini.

Diapun memutar langkahnya dan berjalan menuju dapur. dapur dirumah Azka sangat bersih,modern dan terorganisir. utensil nya lengkap dan modern dan saat Nara buka lemari es nya, semua bahan makanan sangat komplit, Nara makin semangat untuk masak.

"wah..dapurnya nyaman banget, apa dia suka masak juga.. hehe.." pikir Nara lalu dia keluarkan beberapa bahan makanan yang hendak dia olah.

Nara benar-benar leluasa memasak didapur ini, dia yakin kalau hasil masakannya akan disukai oleh Azka.

***

Meja makan sudah siap, ada beberapa menu yang Nara buat. dari platingan nya,memang menggugah selera, Azka sampai takjub melihatnya.

Dia sudah duduk dan sampai bingung harus mulai darimana. dia lihat kearah Nara yang sedang mengepel lantai ruang tengah dengan sangat rajin.

Azka pikir rekomendasi Budi ini tidak gagal, Nara memang gadis yang rajin dan ulet.

Azka mulai mencicipi makanan didepannya dan Waw, mimik mukanya menunjukan kalau dia tertarik dengan hasil masakan Nara, dia sendok lagi hidangan yang lain dan dia menikmatinya. ternyata Azka suka masakan Nara.

setelah Azka selesai makan, Nara langsung bereskan meja makan, Azka yang masih duduk disana sampai sempat perhatikan Nara yang sepertinya tidak kelihatan cape.

"duduk aja dulu.. gue lihat dari tadi lo gak berhenti gerak!" kata Azka, Nara hanya tersenyum. dia ambil piring-piring kotor dan langsung mencucinya.

"oh iya, sore ini gue ada pertandingan, mungkin gue nginep di asrama..lo berani tidur sendiri malam ini.." kata Azka memulai obrolan.

"kenapa harus takut? rumah ini gak berhantu kan?" tanya balik Nara,Azka malah tersenyum geli.

tanpa berkata-kata lagi Azka naik kembali ke atas menuju kamarnya.

'apa bisa gue gak jatuh cinta sama dia.. uuhhh, Siapapun gadis yang jadi pasangannya, dia benar-benar gadis yang beruntung!' batinnya lagi.

***

Hari berikutnya..

Semalam Azka memang gak pulang, pagi ini Nara berencana membereskan kamarnya. dia masuk dan memang berantakan. dia rapikan sprai, bantal-bantal dan selimut diatas kasur yang nyaman itu. lalu dia bereskan barang-barang kecil di lemari samping. sebentar, Nara terhenti..tak sengaja dia temukan beberapa photo lama, beberapa lembar cetakan photoboth..itu pasti sudah lama sekali, dan yang membuat Nara kaget adalah sosok gadis yang ada disamping Azka.Nara perhatikan dengan seksama dan dia tahu siapa itu.

"kalyla!!! iya bener, inikan Kalyla.."

kata Nara girang, Kalyla memang mudah dikenali, dia adalah seorang aktris yang punya nama besar saat ini. cantik,muda dan berbakat, itulah kalyla.

"wah.. jadi kalyla ini mantan pacarnya? atau masih? huh..serasi memang.." pikir Nara lalu dia lanjutkan pekerjaannya.

***

Nara memang seperti tak kehabisan baterai, tak cukup sampai membereskan seisi rumah, dia juga menyirami rumput dan tanaman di halaman. dia ingin Azka senang dengan kinerjanya. dan saat ini tidak ada lagi yang mungkin dia anggap keluarga jadi Nara hanya fokus jadi pembantu yang baik untuk Azka.

Azka pulang siang ini dengan segera Nara bukakan pintu gerbang, Azka memang cukup terkesan dengan semangat Nara.

"hari ini lo belanja ya.." kata Azka saat turun dari mobilnya

"belanja? belanja apa?"

"lo udah cek persediaan kebutuhan sehari-hari??"

"oh.. iya iya..memang banyak yang harus dibeli.."

Azka tarik dompetnya lalu dia berikan beberapa lembar uang pada Nara.

"itu cukup kan ??" tanya Azka memastikan.

"cukup,cukup.." sahut Nara girang, dia semangat sekali karena dia pikir akan ada cukup sisa uang untuknya nanti.

Dengan semangat Nara belanja kebutuhan rumah Azka, dia dorong troli belanjaannya dari satu lorong ke lorong lainnya.

'ternyata menyenangkan juga kerja jadi pembokat, hehe..' pikirnya cengengesan.

Saat dia hendak mengambil obat nyamuk yang terletak dishelfing paling atas, Nara tampak kesulitan. walaupun dia sudah berjinjit kaki tapi tangannya tetap tak mampu meraih barang yang dia inginkan.

"iih..susah banget siih.." gumamnya kesal.

"yang ini??"

seseorang membantunya, Nara melirik pada orang itu dan pria jangkung hampir serupa Azka lah yang membantunya. tubuhnya yang tinggi dengan mudah mengambil barang yang ada di rak paling atas. Nara terkesan sampai sulit untuk berkedip.

"ada lagi yang bisa dibantu?" tanya orang itu menyadarkan Nara.

"m.. gak ada, makasih ya.." kata Nara salah tingkah.

Pria itu berbalik melanjutkan langkahnya untuk mencari barang-barang yang dia butuh. Nara ingin sekali kembali berinteraksi dengan orang itu tapi dia gak tahu bagaimana caranya. Nara dorong trolinya mendekati pria tadi dan sampai di rak pengharum ruangan. sampai detail Nara perhatikan orang itu, dia ambil pengharum mobil berwarna ungu, Nara tahu itu varian lavender, Nara jadi punya ide..

"hm..kayaknya lavender terlalu manis buat cowok maskulin kayak lo.." kata Nara sok dekat, Yuki..panggil saja dia begitu hanya mengerutkan dahinya, dia belum mengerti maksud Nara.

"mungkin lo butuh wangi apel ini.. supaya bisa membangkitkan semangat! m.. atau lemon ya?" kata Nara lalu dia kebingungan sendiri membuat yuki tersenyum geli.

Tatapan Yuki membuat Nara makin salah tingkah, dia jadi malu sendiri karena usahanya untuk mendekati Yuki malah membuatnya tampak bodoh.

"m.. maaf ya, mari.." Nara malah pergi begitu saja, mendorong trolinya menjauh dari lorong itu, Yuki hanya tersenyum melihat tingkah Nara yang lugu, dan entah kenapa Yuki mengganti pengharum mobilnya dengan varian rekomendasi Nara.

Bersambung.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height