My Sweet Savage Boss/C8 Diam-Diam Ke Jogja
+ Add to Library
My Sweet Savage Boss/C8 Diam-Diam Ke Jogja
+ Add to Library

C8 Diam-Diam Ke Jogja

Azka pulang kerumah bersama Budi, dengan sigap Nara menyambut kedatangannya. menyediakan 2 teh hangat untuk Azka dan Budi yang duduk diruang tengah. lalu Nara bergabung duduk disana ,dia bersyukur dengan keadaan Azka yang tidak begitu buruk.

"Lo cuma perlu istirahat, lakukan gerakan-gerakan yang gue sarankan tadi ya.." kata Budi.

"iya gue ngerti.." sahut Azka.

"pekan ini kita main di Jogja, kayaknya team akan pergi tanpa lo..lo istirahat aja dulu ya sampai tangan lo pulih.." kata Budi lagi, Azka tampak kecewa mendengar itu.

"terus, apa yang harus gue lakukan?" tanya Nara.

"Lo bantu Azka, tangan kanannya buat sementara waktu gak bisa digunakan." jawab Budi.

"oh, iya iya gue ngerti.."

"ya udah gue gak bisa lama-lama nih..gue cabut ya.." pamit Budi dan dia bersiap untuk pergi.

"tolong pantau dia ya.. jangan biarkan dia gunakan tangan kanannya dulu sampai rasa nyeri nya reda.." kata Budi berpesan, Nara menangguk tanda mengerti, setelah itu Budi benar-benar berlalu, tinggal lah Azka dan Nara saat itu.

"Mau dibuatkan sesuatu?" tanya Nara, Azka hanya menggelengkan kepala, Azka sedang tidak ingin apa-apa,dia hanya ingin segera sembuh.

***

Azka tampak sangat bosan, tak banyak hal yang bisa dia kerjakan. dia hanya duduk disofa dan menikmati tayangan televisi yang tampak membosankan untuknya. dia otak atik chanelnya dan tidak ada satupun acara yang dia sukai.

Melihatan kebosanan Azka, Nara jadi kasihan.

dengan inisiatifnya dia buatkan Azka cemilan, dan dengan percaya diri dia hidangkan itu didepan Azka yang lumayan impresif melihat keterampilan Nara.

Nara buatkan roti isi yang cukup menarik perhatian Azka, sebenarnya roti isi ini adalah menu andalan Nara saat di cafe.

"cobalah.." kata Nara, Azka pun mengambil satu dan langsung melahapnya, Azka cukup terkesan dengan gigitan pertama.

"lumayan.." ujarnya dan melahapnya kembali.

"ini salah satu snack andalan di cafe gue..dulu.." kata Nara, lalu dia sedikit stepdown saat ingat kenangan masalalu di cafe nya.

"lo gak mau tuntut mereka?" tanya Azka.

"percuma, gue gak punya cukup bukti..karena cafe itu memang masih atas nama ayah, kalau sekarang gue bersikeras usut kasus ini, gue harus siapkan uang yang banyak untuk sewa pengacara.." jawab Nara pasrah, saat ini memang tidak banyak langkah yang bisa dia ambil untuk memperjuangkan keadilan untuk dirinya sendiri. Nara tidak punya bekal apapun.

"kalau begitu relakan saja.. mungkin suatu hari lo akan dapat yang lebih dari itu!" kata Azka dengan sedikit dukungan moril lumayan membuat Nara semangat.

"iya..semoga, dan semoga mereka dapat pelajaran.."

Tanpa terasa Azka sudah menghabiskan beberapa sandwich buatan Nara, Nara senang Azka menyukai hasil tangannya.

"besok Sunrise main, gue bosan tinggal dirumah, gue mau ke Jogja besok!" kata Azka.

"apa? tapikan, budi nyuruh lo istirahat total! kalo dia tahu lo pergi pasti dia marah, trus kalo pelatih tahu lo pergi pasti reputasi lo tercoreng, jadi pemain yang gak disiplin!" omeli Nara.

"gue cuma mau jadi penonton, disana juga gue bisa sambil istirahat..asal lo gak bawel pasti gak akan ada yang tahu gue pergi kesana.."

"tapi kan.."

"lo mau ikut gak?" ajakan itu merubah pendirian Nara, yang tadinya ingin mencegah Azka untuk pergi kini dia malah tergiur dengan ajakan itu.

"kalau gak mau gak papa, gue mau cari asisten baru sementara.." kata Azka.

'ke Jogja, sama Bos keren gue ini..ahhh, kesempatan langka, gue harus ambil ajakan ini..' batinnya girang.

"terus gimana kalo Budi tahu.."

"ya lo gak usah kasih tahu dia, gimana? gue mau pesan tiket pesawatnya sekarang!"

"iya iya, gak mungkin gue biarin lo pergi sendiri, pasti lo akan sangat butuh bantuan gue nanti.." kata Nara.

***

Azka dan Nara benar-benar mengabaikan anjuran Budi, mereka saat ini sudah tiba di Jogja. Nara tidak pernah naik pesawat terbang makanya saat ini dia tampak jetleg.

setibanya di penginapan yang sudah Azka pesan sebelumnya, Nara langsung membaringkan tubuhnya di sofa, dia benar-benar kelelahan.

"hey.. bangun!" kata Azka, Nara angkat setengah badannya sampai terduduk tapi wajahnya sangat lesu.

"kenapa?"

"carikan gue bakmi jawa!" perintah Azka.

"kita kan baru sampai, kenapa lo gak order lewat ojek online aja.." kata Nara malas.

"Gue mau lo yang cari sendiri, lo harus cari tempat bakmi yang rame, yang otentik.."

"duhh..gak bisa tunggu sebentar lagi aja..sumpah, gue lemes nih, lo kan tahu sendiri tadi gue 2 kali mabok udara.."

"norak banget sih lo, cuma terbang dari Jakarta ke Jogja aja udah begini, gimana kalo lo pergi ke luar negri?" cibir Azka.

"ini penerbangan pertama gue..makanya begini.."

" udah gak ada alasan, gue mau makan sekarang..lo cari sekitaran Malioboro disana banyak warung bakmi yang enak.. cepet!"

Mau gak mau Nara harus segera turuti perintah Azka, dia gak mau Azka kecewa dan menyesal sudah mengajaknya kesini.

Nara mencoba merefresh semangatnya, dia tatap jalanan kota Jogja yang selalu ramai oleh para pelancong, dia nikmati suasana petang di kota Jogja yang terasa syahdu. senyuman para pedagang membuat suasana terasa hangat. karena begitu menikmati suasana itu Nara sampai gak sadar sudah berjalan cukup jauh. dia sendiri sampai kebingungan, dia lupa penginapannya sendiri. tiba-tiba dia merasa linglung, ditambah dia lupakan ponselnya jadi dia tidak bisa menghubungi Azka, Nara jadi panik sendiri.

"ya ampun, dimana ini.. dimana lagi warung bakmi yang enak..huh..mana gue gak inget lagi dimana penginapan gue.. huh.. gimana ya..gue harus telpon siapa.. ponsel juga ketinggalan.. duh.. gimana dong.." Nara benar-benar kelihatan kayak orang linglung, dia gak tahu harus berbuat apa.

Dan entah kenapa,disaat kesulitan seperti ini selalu ada Yuki disana, Yuki sampai gak percaya melihat sesosok gadis manis yang dia temui di supermarket tempo hari tampak kebingungan di antara orang-orang yang berlalu lalang. Yuki tampak surprise dengan pertemuannya itu, dia langsung hampiri Nara.

Nara pun terkaget dengan kehadiran Yuki.

"Lo..yang tempo hari disupermarket itukan??" sapa Yuki mencoba memastikan, Nara hanya mengangguk dan tersipu malu. dia senang plus deg-degan dihampiri pria sekelas Yuki.

"kok bisa ada disini?" tanya Yuki lagi.

"oh..h..gue emang tahu kalau saat ini pertandingan digelar di Jogja.. gue, sengaja kesini buat nonton Sunrise bertanding.." jawab Nara agak membual, itu berhasil membuat Yuki terkesan. Yuki tersenyum dan Boom! senyuman itu membuat Nara makin nervous.

"oh.. lo datang sendiri?"

"m..sebenarnya sama.. temen, iya temen! tapi.." Nara bingung harus jawab apa, kenyataannya saat ini dia sedang tersesat dan kebingungan.

"kenapa? gue perhatikan lo kayak orang kebingungan.. apa lo butuh bantuan??"

Nara senang sekali mendengar itu.

"mungkin gue bisa bantu.." tambah Yuki.

"sebenarnya gue tersesat, karena terhanyut sama suasana kota Jogja gue sampai gak sadar sudah berjalan lumayan jauh sampai gue lupa jalan pulang, gue gak inget penginapan gue dimana..ditambah lagi..ponsel gue ketinggalan dipenginapan!ya, begitulah.." cerita Nara detail dan akhirnya Yuki mengerti.

"apa lo gak ingat sama sekali nama penginapannya apa?"

Nara hanya menggeleng, dia pasrah dia gak tahu dia bisa pulang lagi atau tidak. Yuki juga kelihatan berpikir keras mencoba menemukan solusi untuk Nara.

'oh iya,pasti dia punya nomornya Azka..tapi.. gak! gak! nanti dia curiga lagi, tapi harus gimana lagi coba? atau..gue hubungi Budi aja ya? iya..sebaiknya gue hubungi Budi' pikir Nara.

"m..sebenarnya gue kenal sama salah satu official team sunrise.." kata Nara.

"oh ya??"

"iya, Budi..gue kenal sama Budi,mungkin lo punya nomor telphonnya, boleh gak gue numpang telphone dia sebentar.."

Yuki cukup terkejut dengan pengakuan Nara.

"oh..boleh..sebentar.."

Yuki mencoba menghubungi Budi.

"nih..sudah tersambung.."

Yuki memberikan ponselnya pada Nara, Nara pun mengambilnya walaupun agak segan dan telphonnya sudah tersambung dengan Budi. Nara berjalan agak menjauh,dia tidak mau Yuki dengar percakapannya dengan Budi.

Budi sendiri sampai terkaget-kaget saat tahu yang bicara adalah Nara.

"udah jangan banyak tanya dulu, nanti gue jelasin, sekarang tolong hubungi Azka dan minta alamat penginapannya..kalo udah langsung kirim alamatnya ke nomor ini.. gue tunggu ya, cepet!!" Nara mengakhiri telphonnya, lalu mengembalikan ponsel Yuki. Yuki sebenarnya masih bertanya-tanya dengan hubungan Nara dan Budi.

"h..Budi tahu tempat penginapan gue..dia akan kirim alamatnya sebentar lagi..m.. maaf ya udah ngerepotin.." kata Nara malu-malu.

"gak papa, m..apa lo pacarnya Budi?" tanya Yuki.

"bu..bukan kok, kami berteman.."

"oh.."

tak lama kemudian Ponsel Yuki berbunyi dan itu pesan masuk dari Budi.

"ini, Budi udah balas.." kata Yuki, Nara merasa lega.

"oh..syukurlah.."

"biar gue antar lo kesana.." tawarkan Yuki lagi makin bikin Nara malu.

"gak usah..makasih banyak.."

"gak papa, kita kan sama-sama dari Jakarta, gak mungkin gue biarkan lo kesusahan seperti ini.."

Nara jadi tersanjung dengan kebaikan Yuki.

"terimakasih banyak ya.. oh iya tapi sebelumnya gue mau cari bakmie jawa dulu.."

"iya, ayo gue tunjukan dimana kedai bakmie yang enak.." ajak Yuki.

"oh..ayo.." Nara mulai mengikuti langkah Yuki, Nara gak nyangka kalau hari ini dia akan ketemu sama Yuki lagi, Yuki benar-benar sudah jadi penyelamat Nara hari ini.

Bersambung.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height