Perfect Cool/C10 Pencarian
+ Add to Library
Perfect Cool/C10 Pencarian
+ Add to Library

C10 Pencarian

Larasati baru saja mengikuti acara pemakaman ayahnya. Selama di kampung halamannya itu tak ada satu saudara pun yang menyapanya. Mereka semua mengucilkan keberadaannya.

"Mas, aku mohon pamit. Kasihan Keanu sendirian," pamit Laras kepada kakaknya Bagus Jiwo. Ia tahu jika seharusnya ia masih di rumah itu sampai tujuh hari kematian ayahnya selesai. Namun ia tidak mungkin meninggalkan Keanu selama itu.

Bagus Jiwo menatap adiknya. Ia menghela napas berat.

"Harusnya kau tidak boleh pergi sekarang. Benar kata ayah, anak haram itu hanya membawa sial untuk keluarga besar kita," jawabnya.

"Mas, jangan hina anakku. Aku tahu ini semua salahku," ucap Laras tak terima.

"Masih saja kau membelanya. Ayah sudah berbesar hati menerima keadaanmu dan memberikan kesempatan melahirkan anak terkutuk itu. Tapi apa balasannya sekarang, gara gara anak itu ayah meregang nyawa!" bentak Bagus Jiwo.

Laras menangis. Ia merasa terluka anaknya terus dipersalahkan atas kematian Suryo.

"Tidak hanya itu, kau dulu menolak memberikan anak itu pada ayahnya. Kemudian kau menolak lamaran Kiai Saleh hanya karena anak itu. Sekarang, kau putuskan. Tetap memilih anak haram itu atau kau memilih kami, " tekan Bagus Jiwo.

"Mas, jangan begitu," tangis Larasati semakin menjadi.

"Kembalikan anak itu ke bapak-nya. Kau masih muda, akan mas nikahkan dengan yang lebih layak. Dan ingat, jika kau masih memilih anak itu hubungan kekeluargaan kita cukup sampai di sini," ucap Bagus Jiwo membuat Laras semakin tertekan.

"Mas, laras mohon jangan begini. " Laras bersimpuh di kaki kakaknya.

"Inilah akibat yang harus kau tanggung laras. Ini semua salahmu," ucap Bagus Jiwo seraya meninggalkan Laras yang semakin menangis. Tak dipedulikannya tatapan famili jauhnya. Yang hanya saling berbisik melihat deritanya.

Laras tahu. Ia harus menanggung dosanya sendiri. Tapi anak yang dilahirkannya sama sekali tidak bersalah. Rasanya tak pantas seorang anak harus menanggung akibat perbuatan dosa kedua orang tuanya.

Anak yang ia perjuangkan selama sembilan bulan tanpa seorang suami di sisinya. Anak yang ia lahir-kan dengan mempertaruhkan nyawa. Anak yang ia peluk erat meski harus mencoreng nama baik dan keluarganya sendiri. Anak yang ia pilih meski masa depannya telah putus dan harapan serta impiannya sirna. Mana mungkin Laras tinggalkan.

Orang boleh mengatai perbuatannya yang hina. Tapi anaknya terlahir suci layaknya semua bayi yang terlahir ke dunia ini. Anaknya sama sekali tak bersalah. Wanita lain boleh mengaborsi, membuang anak yang dilahirkan tanpa ayah demi nama baik dan masa depannya. Tapi Laras tidak mau menambah dosa lagi dengan melakukannya. Ia lebih baik menebus dosa menanggung malu dan hina akibat perbuatannya itu dan membiarkan anak yang tidak bersalah itu hidup dengan kasih sayang darinya.

Laras tidak akan melepaskan Keanu. Karena hidup dan masa depannya. Kebahagiaan dan masa depannya hanyalah Keanu.

Laras bangkit, ia mengambil tasnya dan pergi meninggalkan rumah masa kecilnya dahulu dengan langkah mapan. Dalam hati ia berharap suatu saat keluarga besarnya bisa memahami dan memaklumi keputusannya untuk tetap bersama Keanu.

Kenapa?

Karena ia seorang ibu. Sekaligus wanita yang harus menebus dosa dan semua kesalahannya. Laras begitu mantap dengan keteguhannya namun berita yang ia dapatkan ketika sampai di rumahnya. Membuat hatinya hancur.

"Tidak, mana mungkin Boy," tangis Laras. "Tidak mungkin anakku bunuh diri," Larasati tidak menerima kenyataan itu.

Tanpa merasa lelah sedikitpun ia berlari ke jembatan tempat dimana Keanu meregang nyawa. Kepolisian bersama pemadam kebakaran yang mencari jasad Keanu belum juga membuahkan hasil. Konon, siapapun yang bunuh diri di sungai tersebut tidak pernah di temukan. Banyak yang bilang orang-orang yang bunuh diri jasadnya dimakan siluman penunggu sungai. Banyak pula yang berspekulasi ada sumur bawah tanah yang menyedot jasad hingga tak pernah ditemukan.

Larasati menangis tanpa henti. Hatinya terasa perih. Ia menyesal membiarkan anaknya seorang diri. Ia menyesal tidak membela anaknya saat orang-orang mengucilkannya ketika Suryo meninggal. Laras juga menyesal tidak mengatakan apapun sebelum ia pergi. Padahal ia tahu saat itu Keanu sangat membutuhkannya lebih dari siapa pun.

"Ken, maafin ibu nak," tangis Larasati.

Boy memapah Larasati ke atas becak yang dipanggilnya.

"Tante harus istirahat. Biar saya yang akan memantau pencarian," ucap Boy.

"Aku mohon temukan dia," pinta Laras.

Boy mengangguk. Ia hanya bisa menatap dengan putus asa kepergian Larasati. Ini adalah hari ketiga, jika jasad Keanu tetap tidak ditemukan maka pencarian akan dihentikan. Boy mengusap air matanya yang tak terasa jatuh membasahi pipinya. Ia masih tak menyangka Keanu akan melakukan hal bodoh seperti ini.

Waktu pun beranjak senja. Pencarian dihentikan sesuai target. Boy memaklumi. Ia mengantar wakil dari kepolisian untuk bertemu Larasati.

"Kami turut berduka. Anda harus bersabar dan menerima kenyataan. Mari kita doakan semoga almarhum tenang di sana," ucap wakil dari kepolisian tersebut membuat Larasati berteriak putus asa.

"Ini tidak mungkin terjadi. Anakku, Keanu mengapa kau berbuat seperti ini. Mengapa kau tinggalkan ibu sendiri," tangis Larasati.

"Sabar Tante," ucap Boy.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height