Perfect Cool/C15 Hilang Kesadaran
+ Add to Library
Perfect Cool/C15 Hilang Kesadaran
+ Add to Library

C15 Hilang Kesadaran

Seperti biasa Jun menyapu dan mengepel lantai. Ia juga merapikan meja Ayu. Ketika tak sengaja melihat foto Ayu, ia mengambilnya mengelapnya seraya bersiul.

"Bidadari-ku," gumam Jun.

Setelah meja rapi dan seluruh ruangan rapi. Kini giliran menyemprot tanaman sekitar.

"Pagi Jun," sapa Ayu.

"Pagi Bu," sahut Jun.

Ayu duduk di mejanya. Membuka laptop dan memeriksa pesan penting di handphonenya. Jun segera ke dapur untuk membuatkan jus jeruk susu untuknya. Setelah jadi ia membawanya.

"Pagi Jun," sapa beberapa karyawati perusahaan.

"Pagi mbak," ucap Jun se ramah mungkin.

Tanpa disangka salah satu karyawati menghadang langkah Jun.

"Maaf mbak," Jun merasa gadis di hadapannya sengaja menghadang langkahnya. Apakah gangguan dan ujian cintanya mulai datang. Pikir Jun terbayang drama Korea yang penuh dengan lika-liku hidup.

"Jun, dimana kamu!" teriak Ayu.

Karyawati di hadapan Jun segera kembali ke tempatnya. Beruntung Ayu memanggilnya di saat yang tepat.

"Minuman datang," ucap Jun. Ia menaruh susu jeruk di meja Ayu.

Ayu segera meminumnya. "Tolong ambilkan berkas di Yanti ya. Laporan keuangan proyek C."

Jun segera melaksanakannya. Ia mendekati meja Yanti. Jun langsung tahu karena pernah melihat tanda pengenalnya dan karyawan tersebut duduk di deretan nomer dua paling kiri.

"Bak Yanti. Disuruh minta berkas laporan keuangan proyek C sama bos," ucap Jun.

Yanti menoleh. Ia langsung menatap Jun dari atas sampai bawah.

"Ini berkasnya," Yanti menyodorkan berkasnya namun ia tarik kembali ketika Jun hendak mengambilnya.

Ayu yang merasa Jun terlalu lama akhirnya menyusul. Dengan mata kepala sendiri ia melihat Yanti sengaja menjatuhkan pulpennya lalu meminta Jun mengambilnya. Pulpen tersebut jatuh tak jauh dari kaki Yanti. Jun yang terburu-buru dengan berkasnya terpaksa hendak menunduk. Namun sebuah tangan menahan bahu Jun.

"Yanti, ambil sendiri," tegur Ayu yang langsung membuat Yanti berdiri dan mengambil pulpennya. Lalu ia langsung menyerahkan berkas ke hadapan Ayu.

Ayu mengambilnya seraya menatap tajam Yanti yang dengan sengaja mencoba mempermainkan Jun.

"Dengar semuanya!" teriak Ayu. Semua karyawan berdiri.

"Bagi siapa saja yang dengan sengaja mempermainkan atau mencoba merayu Jun dengan tidak sopan. Kalian akan aku pecat," ancam Ayu.

Jun terkejut. Apa Ayu cemburu atau dia hanya melindungi karyawannya saja.

"Ayo ke ruanganku," ajak Ayu.

Jun menurut. Ia langsung kembali ke dalam ruangan Ayu.

"Bu Ayu tidak perlu sekeras itu pada mereka," ucap Jun.

"Itu setimpal Jun. Mereka tidak boleh mempermainkan seseorang hanya karena pekerjaan dan penghasilan. Mereka harus menghormatimu," ucap Ayu.

"Terima kasih bos," ucap Jun.

Jun semakin menyukai Ayu. Ia tersenyum mendapat perhatian dari Ayu. Agar tidak ketahuan ekspresi wajahnya Jun memperbaiki beberapa benda yang rusak dalam ruangan. Ayu yang juga tengah memperhatikan punggung Jun tersenyum tipis. Dalam hati ia memuji ketampanan dan kebaikan Jun.

"Halo," ucap Ayu menerima telpon.

"Apa, terima kasih banyak Pak," ucap Ayu bahagia.

Jun yang memperhatikan seraya mengelap tangannya tersenyum melihat kebahagiaan Ayu.

"Jun, proposal kita diterima Paradise," ucap Ayu. ia langsung bersorak kegirangan dan memeluk Jun.

Begitu tersadar Ayu melepas pelukannya seraya meminta maaf.

"Maaf," ucap Ayu.

"Tidak apa-apa," ucap Jun.

Ayu segera memanggil beberapa karyawan untuk membahas rencana selanjutnya di ruang rapat. Sementara Jun membantu bagian konsumsi menyediakan Kopi dan snack.

Setelah rapat selesai Jun membersihkan ruangan tersebut. Sementara yang lain ada yang pulang atau meneruskan pembahasan di ruangan Ayu.

"Jun, minumlah. Kau pasti haus," ucap karyawati yang sebelumnya mencegat Jun. Ia menyodorkan minuman kaleng yang masih bersegel ke tangan Jun.

"Terima kasih," ucap Jun.

Karyawati itu pergi. Jun yang memang lelah memeriksa kaleng. Semua tertutup sempurna. Ia pun meminumnya setelah yakin tidak ada yang aneh.

Di ruangan lain Ayu sedang bersemangat membahas banyak hal. Ia sampai merasa haus.

"Jun, bawakan air," ucapnya karena tidak ada sahutan Ayu mendongak melihat ke sekitar.

"Anu bos, tadi kulihat ia masih di ruang rapat membersihkan sampah di sana."

Tanpa berkata-kata Ayu langsung keluar menuju ruang rapat. Ketika ia buka tidak ada siapa pun. Ayu langsung menghubungi security yang mengawasi cctv.

"Wan, kau lihat asisten pribadiku?" tanya Ayu.

"Tadi dua orang karyawati membawanya. Tampaknya ia mabuk bos. Mungkin mereka akan mengantarnya pulang, mereka masih di lift," ucap Wawan.

"Mustahil, beraninya mereka, temui aku di lift Wan," ucap Ayu geram.

Ayu melepas sandalnya dan lari menuruni tangga. Ia berharap belum terlambat. Beruntung, tepat ketika Ayu sampai di bawah, pintu lift baru terbuka. Kedua karyawati itu langsung pucat.

"Wan, bawa Jun ke mobilku," ucap Ayu.

Kedua karyawati tersebut langsung mendapat tamparan dari Ayu.

"Kalian berdua kupecat!" teriak Ayu.

"Ini tidak adil bos. Dia hanya karyawan biasa dan kami biasa bersenang-senang," ucap salah satu di antara keduanya.

"Ini bukan bersenang-senang kalian sengaja memberinya obat agar ia tak sadar. Kalau aku mau kalian berdua bisa berakhir di penjara sekarang juga," ancam Ayu.

"Maaf bos, kami salah," ucap salah satu Karyawati.

"Enyah dari hadapanku sekarang juga," ucap Ayu tanpa bisa digugat.

Setelah keduanya pergi. Ayu menyusul Wawan di mobilnya.

"Terima kasih Wan, katakan pada karyawan yang menungguku rapatnya kulanjutkan besok," ucap Ayu.

"Baik bos," ucap Wawan.

Ayu segera meminta sopirnya untuk menuju panti asuhan Cinta Kasih.

"Jun sadarlah. Jun," panggil Ayu.

Namun Jun setengah tak sadar. Tiba-tiba Jun terisak.

"Aku bukan pembawa sial. Aku bukan anak haram. Diam," racau Jun.

Jun kembali menangis. Ayu bingung harus bagaimana.

"Aku ingin mati saja. Aku ingin mati," racau Jun lagi membuat Ayu terhenyak.

"Jun, sadarlah," Ayu menarik wajah Jun agar pemuda tersebut membuka matanya dan menatapnya.

"Lihat aku, tetaplah sadar," ucap Ayu.

Jun tersenyum. Ia menyentuh wajah Ayu.

"Kau lagi. Kau sungguh malaikatku. Aku sangat merindukanmu. Lama kita tidak jumpa," racau Jun membuat Ayu terpaku.

Mobil yang berbelok tajam di tikungan jalan membuat Jun menubruk Ayu. Posisi Jun berubah. Kini ia tepat berada di atas Ayu. Jun menatap Ayu penuh cinta membuat jantung Ayu berdebar.

"Kau cantik sekali," puji Jun membuat wajah Ayu memerah.

Sadar akan situasinya. Ayu langsung mendorong Jun agar kembali duduk ke tempat semula.

"Bos sudah sampai," ucap sang sopir. Ia turun dan membantu Ayu membawa Jun ke dalam panti asuhan.

"Astaga. Kenapa dia?" Kejut Bu Maryam.

Ayu segera menjelaskan apa yang terjadi sekaligus meminta maaf atas nama perusahaan tempat Jun bekerja.

"Terima kasih sudah mengantar Jun," ucap Bu Maryam.

Ayu segera pamit kembali ke kantor. Berhubung ada meeting di tempat lain. Ia juga meminta kalau Jun sudah sadar untuk segera mengabarinya.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height