Perfect Cool/C6 Anak Haram
+ Add to Library
Perfect Cool/C6 Anak Haram
+ Add to Library

C6 Anak Haram

Suasana mendadak kaku. Tak ada yang bicara. Hanya suara denting sendok dan garpu yang terdengar. Sesekali Larasati memperhatikan Keanu yang biasanya makan dengan lahap masakannya, kini terlihat enggan. Sementara Suryohadiningrat sama sekali tak peduli akan situasi yang ada.

"Laras, apa kau sudah memberitahu anakmu kalau besok besan kita dan tunangannya akan datang? " tanya Suryo pada Laras.

Keanu langsung tersedak begitu mendengar ucapan kakeknya. Ia buru buru minum air di depannya. Kemudian Keanu menatap ibunya. Meminta penjelasan.

"Inggih Romo, rencananya setelah makan aku akan memberitahunya," sahut Larasati.

Suryo menyelesaikan makannya lebih dulu. Kemudian diikuti Larasati dan Keanu. Peraturannya, kalau makan tidak boleh berhenti lebih dulu dari yang tua. Jadi harus menunggu yang lebih tua selesai baru ikut berhenti.

"Bu, kenapa mendadak sekali? " tanya Keanu setelah Suryohadiningrat pergi.

"Ibu juga bingung. Mereka tak merencanakan ini. Katanya mumpung ke Jakarta menengok anaknya, mereka akan mampir sekaligus berkenalan. Maksudnya agar kalian saling berkenalan dulu satu sama lain," jelas ibunya.

"Kali ini ibu mohon jangan kabur lagi. Pertemuan kita yang pertama kau membuat ibu harus berbohong dengan mengatakan kalau kau lagi ada jam belajar malam di sekolah," pinta Larasati.

Keanu hanya mengangguk. Ia harus berusaha menerima kenyataan perjodohan ini. Hal yang mustahil dilakukan orang modern jaman sekarang, namun ternyata menimpa dirinya. Semalaman Keanu tidak dapat tidur. Ia gelisah dan resah. Sampai bunyi handphone yang jarang ia gunakan mengejutkannya. Tertera nama ayahnya di layar.

"Assalamu’alaikum," sapa Keanu.

"Wa’alaikumsalam. Ayah ada di depan. Keluarlah, mumpung kakek dan ibumu sudah tidur," ucap suara di sebrang.

Keanu mengecek jam di pergelangan tangannya. Tepat jam dua belas malam. Keanu bangkit. Membuka pintu dan berjalan setengah mengendap. Sampai ia berhasil meraih pintu depan, ia pun keluar.

Dilihatnya pria tinggi 185cm itu tengah memunggunginya dengan gelisah.

"Yah, kenapa gak masuk aja sekalian?" tanya Keanu.

"Ssstttt," desis Park Jeun. Menaruh jari telunjuk di bibirnya. Ia memberi kode agar Keanu mengikutinya keluar halaman dan masuk ke dalam mobilnya. Hanya ada supir pribadi ayahnya di dalam mobil tersebut.

"Ayah akan pulang ke negara ayah sebentar lagi. Jadi katakan, apa kau memutuskan menerima perjodohan kakekmu? " tanya Park Jeun.

Keanu mengangguk. "Demi ibu," lirihnya.

Park Jeun terdiam, hanya helaan napasnya saja yang terdengar.

"Maafkan Ayah. Gara gara Ayah, kamulah yang harus menanggung segala kekacauan yang Ayah buat," ucapnya.

Keanu mengernyit, apa yang dimaksud ayahnya? Apakah ada kaitannya dengan kata-kata Suryo? Keanu gelisah. Inikah saat yang tepat untuk ia menanyakan segalanya. Jika ia tak menanyakannya sekarang, butuh waktu lama lagi bagi ayahnya untuk berkunjung ke Indonesia.

"Yah, apakah aku sudah cukup dewasa untuk mendengar seluruh kebenaran tentangku?" tanya Keanu akhirnya.

Kini giliran Park Jeun yang mengernyit.

"Kakek tua itu mengataiku, anak haram," lirih Keanu.

Park Jeun pias. Ia tak menyangka ayah Larasati akan berbuat demikian. Bukankah ia sudah berjanji akan menyembunyikan kenyataan ini jika dirinya tidak mengusik hidup Larasati lagi.

"Jadi, jujurlah sekarang Yah," pinta Keanu. "Jangan buat aku bingung atau berprasangka salah yang akibatnya juga keputusan dan tindakanku jadi salah," lanjut Keanu.

Park Jeun terdiam cukup lama. Kemudian ia meminta supirnya untuk memberikan privasi pada dirinya dan Keanu.

"Berjanjilah, setelah mendengar semua ini, kau akan pura pura tetap tidak tahu kebenarannya pada ibumu," pinta Park Jeun.

Keanu mengangguk. Dengan susah payah ia mempersiapkan hati dan mentalnya mendengar kenyataan yang mungkin akan menyakitkan untuknya.

"Janji laki-laki," ucap Park Jeun seraya mengangkat tangan kanannya yang mengepal.

"Janji laki-laki," jawab Keanu mengepalkan tangan kanannya dan adu jotos dengan ayahnya.

Park Jeun menghela napas berat. Sesak rasanya jika harus mengingat semuanya kembali. Tapi, meski pahit Park Jeun percaya anaknya akan siap menerima kenyataan ini.

"Dahulu, ibumu adalah mahasiswa yang ikut pertukaran pelajar ke korea. Kebetulan kami satu kelas. Awalnya, ayah tidak tertarik sama sekali dengan ibumu. Karena di kampus, saat itu Ayah adalah seorang idola. Banyak gadis yang tertarik dengan Ayah. Saking banyaknya Ayah tidak punya satu pacar pun, karena bingung harus memilih. Di instagram, Ayah memiliki banyak Followers. Ketenaran, kekayaan, semua ayah punya sejak diusia itu. Karena menjadi selebgram, berarti banyak tawaran job. Namun itu masalahnya. Di satu sisi bangga jadi selebgram dan punya fans, di sisi lain menderita karena hidup kita seolah jadi budak followers untuk sering membuat konten. Tuntutan fans dan makian haters tak urung jadi beban. Untuk menghindari stres ayah sering ke club untuk sekedar minum dan mabuk. Itulah kebiasaan Ayah. Sementara ibumu. Sebagai seorang muslim tentu saja kebiasaannya jauh berbeda dengan Ayah yang saat itu Atheis. Meski berada jauh dari kelahirannya. Ia tetap beribadah sesuai keyakinannya. Kami sering satu kelompok. Mengerjakan tugas bersama. Dan makan bersama. Suatu hari Ayah punya banyak masalah terutama haters yang semakin berulah. Ayah merasa hidup jadi tak berguna. Kedua orang tua Ayah yang tak begitu peduli, membuat Ayah putus asa dan berpikir untuk bunuh diri. Perhatian dan cinta dari fans tak begitu membawa banyak manfaat, karena ayah tahu yang mereka suka hanyalah ketampanan dan ketenaran Ayah bukan sisi kehidupan ayah yang sebenarnya . Akhirnya malam itu saat hujan deras Ayah berusaha bunuh diri dengan meminum banyak obat tidur. Tapi Ayah lupa jika punya janji untuk mengerjakan tugas kelompok di apartemen Ayah. Ibumu yang pertama kali datang yang telah menyelamatkan Ayah. Dia seperti malaikat yang tuhan utus untuk membuat semangat hidup Ayah kembali menyala. Sejak peristiwa itu ia sering menanyakan persoalan yang Ayah hadapi. Dengan caranya ia membuat Ayah mengerti menghargai hidup. Dia memberi perhatian kepada Ayah dengan tulus. Karena itulah Ayah jatuh cinta padanya. Cinta Ayah ditentang banyak orang termasuk para fans. Dan cinta Ayah juga ditolak ibumu. Ayah merasa tak terima dengan penolakan ibumu. Bagaimana seorang idol seperti Ayah ditolak mentah-mentah dan bagaimana hidup ayah tanpa ibumu nanti. Padahal Ayah yakin jika ibumu juga mencintai Ayah. Saat itu, Ayah tidak tahu jika keyakinannya tidak membolehkan pacaran. Sehingga karena marah dan kecewa Ayah menyusun rencana, membius ibumu dan mengambil apa yang menjadi kebanggaannya. Merusak harga dirinya. Menghancurkan hidupnya," Park Jeun berhenti, ia menatap Keanu yang nampak shock mendengar ceritanya.

"Ibumu menangis saat itu, tapi ia tidak bisa berbuat apapun. Larasati hanya diam dan pulang ke Indonesia setelah pertukaran pelajar itu selesai. Tanpa pamit pada Ayah. Tiga bulan setelahnya, ia baru memberiku kabar jika dirinya hamil. Aku bahagia, karena memang itu yang aku inginkan. Menghamilinya berarti bisa mempertanggungjawabkannya. Dan harapan untuk menikahinya terbuka lebar. Tapi, siapa sangka jika Laras keturunan ningrat, dengan adat budayanya yang ketat. Ayah yang datang melamar untuknya dengan penuh cinta, mendapat penolakan dari Suryohadiningrat. Ia menolak Ayah dari janin yang dikandung anaknya. Ia tidak menyetujui pernikahan kami."

"Kenapa? " tanya Keanu cepat.

"Karena Ayah Atheis dan karena kamu belum lahir. Ayah tidak paham saat itu apa maksudnya. Sehingga pulang dari Indonesia Ayah belajar islam pada muslim di Korea. Setelahnya Ayah baru paham, jika muslim tidak bisa menikah dengan non muslim. Dan Ayah tidak bisa menikahi wanita hamil, meski Ayah sendiri yang menghamilinya. Karena wanita hamil diluar nikah dihukumi sama dengan wanita yang sedang menjalani 'iddah. Jadi harus menunggu bayi itu lahir baru boleh menikah. Menerima kenyataan rumit itu, Ayah tetap menunggu sambil belajar islam. Sampai hidayah itu datang. Ayah memeluk agama islam, tanpa sepengetahuan ibumu hingga sekarang. Penantian Ayah sampai kamu lahir membawa Ayah ke jalan hidayah memeluk islam. Bukan karena ibumu, bukan karena apapun tapi karena keinginan ayah sendiri.

Setelah kamu lahir, Ayah datang kembali ke Indonesia. Namun ternyata, Suryo menjodohkannya dengan keluarga ningrat. Ayah sangat terpukul saat itu. Ternyata sejak awal Suryo tidak pernah menyukai Ayah. Ia tetap menganggap Ayah tidak layak untuk Laras. Namun sekali lagi Ayah tak menyerah, agar kita semua bisa hidup berkumpul. Mengetahui ibumu menolak lamaran itu, Ayah kembali datang dengan lamaran yang sama. Sampai Suryo mengancam Ayah, jika Ayah tetap bersikeras Suryo akan memberitahumu, jika kamu anak di luar nikah. Anak yang dilahirkan dari perbuatan bejat Ayah. Tentu saja Ayah tidak mau. Kamu yang saat itu masih sekolah dasar mana bisa menerima kenyataan ini. Ayah hawatir dengan mengetahuinya kamu akan menjauh dari Ayah," ucap Park Jeun. Ia mengusap wajahnya. Setidaknya ia merasa lega beban yang selama ini ia tutupi telah terungkap. Kini hanya menunggu bagaimana keputusan Keanu terhadapnya. Apakah akan membencinya. Atau memaafkannya.

Keanu menatap ke arah luar. Kebenaran yang didengarnya ternyata jauh lebih menyakitkan dari bayangannya. Tanpa sepatah kata pun ia keluar dari mobil dan tak menengok ke arah ayahnya lagi.

Park Jeun hanya menatap datar kepergian Keanu. Ia memahami, mungkin Keanu butuh waktu menerima semua kenyataan ini. Walaupun akhirnya Keanu membencinya, itu bukanlah masalah besar. Karena ia pantas memikul kebencian itu. Ia memang berdosa. Lebih baik ia dihukum di dunia ini ketimbang nanti.

Malam yang tersisa dihabiskan Keanu menangis. Ia mendirikan salat dan menangis menumpahkan segalanya dihadapan Tuhan.

"Jika aku ini anak haram, bagaimana ini tuhan. Apakah aku najis, apakah aku tidak layak?"

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height