Perfect Cool/C8 Pembawa Sial
+ Add to Library
Perfect Cool/C8 Pembawa Sial
+ Add to Library

C8 Pembawa Sial

Keanu bernapas lega bisa sampai rumah sebelum hujan turun.

"Bu! " teriak Ken.

"Bu! " panggilnya lagi.

Di dapur tidak ada siapa pun. Kemana ibunya pergi. Ia mengambil air di kulkas dan meneguknya. Saat akan mengembalikan botol air ke tempatnya tanpa sengaja Keanu melihat sebuah buku kecil terjatuh di dekat kaki kulkas. Keanu mengambilnya, mungkin itu buku milik ibunya yang jatuh. Benar saja, di sampulnya terdapat tulisan tangan wanita yang amat dikasihinya itu. Sayangnya, tulisan itu bukan bertuliskan aneka bumbu maupun buku telepon. Melainkan catatan hutang.

Keanu membukanya karena penasaran. Ia terkejut melihat angka di dalamnya. Sebesar itukah hutang ibunya. Ditambah lagi hutang biaya pertunangan. Sepertinya semua biaya ditanggung ibunya. Apakah Suryohadiningrat dan Bagus Jiwo yang kaya raya tidak menyumbang apapun untuk ibunya.

"Ken! " Laras terkejut melihat buku hutangnya ada di tangan Keanu. Ia langsung mengambilnya.

"Kamu sudah dari tadi? " tanya Laras seraya menaruh buku itu di tempat aman.

"Bu, kemari lah," Keanu menarik tangan Laras dan membimbingnya untuk duduk di kursi makan tepat di hadapannya.

Keanu menggenggam kedua tangan ibunya. Sementara matanya tak lepas memandang Laras dengan penuh kasih.

"Ibu, kenapa tidak bilang jika kesulitan keuangan. Ken pikir ibu masih bekerja. Sejak kapan ibu tidak lagi bekerja sampai punya banyak hutang seperti ini? " tanya Keanu.

"Sudahlah Ken. Kau tak usah pikirkan itu. Fokus pada sekolahmu. Urusan utang biar ibu yang mengurusnya. " sahut Laras.

"Bu, di rumah ini kita hanya berdua. Anak ibu ini laki-laki. Sehat dan kuat. Ken bisa bantu ibu," ucap Keanu.

"Tidak Ken. Ibu istirahat dulu," Laras sengaja menghindar dari Keanu. Ia tidak ingin anaknya tahu jika Laras dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja.

***

Boy mengunyah semua makanan yang disuguhkan Larasati. Remahnya sampai bertaburan di kasur Keanu.

"Be-te-we gimana rupa calon tunanganmu Ken? " tanyanya.

"Cantik," sahut Keanu datar. Ia hanya bersandar dan menatap lurus ke depan. Pikirannya sedang melanglang kemana-mana.

"Terus, udah jadi tunangan gitu? " tanya Boy lagi.

"Iya, " jawab Keanu lagi.

Nada datar Keanu tak ayal membuat Boy menatapnya heran.

"Apa kau merasa tertekan dengan pertunangan ini?" sangka Boy.

Keanu menggeleng.

"Terus?!? Kenapa mukemu kayak kasur lipet? "

"Aku pengin cari kerja. Tapi yang nggak ganggu sekolahku. Kira-kira apa ya Boy? " ucap Keanu. Walaupun Boy terkadang konyol, tapi bagi Keanu. Dialah tempat menceritakan masalahnya. Karena kadang Boy selalu punya ide gila yang bisa membantunya.

"Tumben? Emang kamu butuh uang? Bukannya bokap lu kaya?!? " Boy justru balik bertanya.

"Dari dulu ibu menolak bantuan bokap ku. Jadi selama ini ibu kerja di sebuah perusahaan. Tapi sepertinya dia tak bekerja lagi di sana. Jadi ayo katakan, adakah pekerjaan yang cocok untuk usiaku. Yang tak mengganggu jam sekolah dan bayarannya lumayan." tanya Keanu.

Boy terdiam sejenak. Saat senyumnya miring dan menatap ke arah Keanu. Berarti ia sudah mendapatkan jawabannya.

"Apa? " tanya Keanu tak sabar.

Boy menarik sahabatnya berdiri di depan cermin.

"Lihat bro. Itu modal kamu untuk meraup rupiah," Boy menunjuk bayangan Keanu di cermin.

"Apaan sih, aneh! " bentak Keanu

"Rencananya gini..." Boy mulai berbicara panjang lebar. Menjelaskan semua rencana secara rinci.

"Deal? " tanya Boy.

"Ok. Deal," sahut Keanu. Menerima jabat tangan Boy. Keduanya tertawa.

"Owh iya. Ngomong ngomong, soal teman Santi yang pernah kau bicarakan. Tanpa sengaja kemarin aku bertemu dengannya," cerita Boy.

"Stop Boy, aku tak ingin mendengarnya. Untuk saat ini, " ucap Keanu. Ia takut kembali memikirkan cinta pertamanya itu. Mulai saat ini Keanu harus belajar melupakan.

"Baiklah, terserahmu," sahut Boy yang urung bercerita. Padahal ia ingin mengungkapkan jika teman Santi yang disukai Keanu adalan gadis yang kini menjadi tunangannya.

Tring.

Suara pesan masuk berbunyi dari hp Keanu. Sebuah nomor baru.

'Hello, Ken. I'm Park Secretary.

We hope you come to hospital now. Because your father in there.'

Keanu membacanya sekilas. Namun ia abaikan. Boy yang penasaran melihatnya.

"Ken. Bokap mu sakit. Ayo aku antar pakai motor," ajak Boy.

"Ogah! " tolak Keanu mengejutkan Boy.

"Dia itu bokap mu Ken. Bokap kamu! " tekan Boy.

"Aku gak peduli. Aku hanya punya ibu. Dan mulai sekarang fokusku hanya padanya, " sahut Keanu.

Boy terdiam. Ada apa sebenarnya. Mengapa tiba tiba Keanu tidak peduli pada ayahnya. Bukankah selama ini mereka dekat dan Keanu sangat menghormatinya. Boy ingin bertanya. Tapi ia sadar jika itu urusan keluarga Keanu.

"Ya sudah, aku hanya bisa bilang, semoga bokap kamu cepat sembuh," doa Boy yang sama sekali tidak diaminkan Keanu.

Prang.

Suara benda pecah terdengar dari lantai bawah. Boy dan Keanu terkejut. Mereka berdua segera turun dari lantai atas untuk melihat apa yang terjadi.

"Romo, ini bukan kesalahan Keanu!" terdengar teriakan Laras di sela tangisannya. Ia bersimpuh di kaki Suryo. Sementara Bagus Jiwo hanya berdiri menyilangkan tangan di dada.

Melihat tangisan ibunya Keanu panik.

"Bu, apa yang terjadi?" Keanu mendekat.

"Nah ini, sudah kubilang dulu untuk menggugurkannya. Akibatnya apa, anak haram ini hanya membawa malapetaka! " teriak Suryo berang.

"Romo, hentikan jangan berkata seperti itu." teriak Laras. Yang tak terima anaknya dihina.

Keanu yang mendengar perkataan itu lagi emosinya mendadak naik. Namun ia sudah berjanji akan lebih mementingkan ibunya. Jika dia melawan Suryo akan semakin menyakiti ibunya.

"Maaf kek, salahku apa? " tanya Keanu. Ia sudah menuruti keinginan kakeknya, lalu apa lagi.

"Salahmu hah, salahmu adalah kau pernah ada di dunia ini. Kau sudah membawa aib bagi keluarga. Juga pembawa sial. Harusnya anak haram sepertimu tidak pernah lahir ke dunia ini," teriak Suryo.

Boy yang mendengar semua itu seolah terpaku di tempatnya. Sepertinya ia mulai mengerti mengapa Keanu kini membenci ayahnya.

"Yusuf membatalkan pertunangan kalian. Karena apa, karena kau anak haram! Jangan-jangan kau yang memberitahu mereka! " bentak Suryo.

"Aku tidak mengatakan apa pun Kek, " jawab Keanu.

Plak.

Suryo menampar Keanu lagi. Laras berusaha kembali melindungi Keanu. Dengan memeluk anaknya.

"Minggir kau Laras, anak ini harus diberi pelajaran." Suryo mendorong Laras sampai terjatuh. Membuat hati Keanu semakin terluka.

"Jangan sakiti ibuku, kakek tua!" ucap Keanu yang langsung dihadiai bogem mentah Suryo.

"Anak tak tahu diuntung!" bentak Suryo.

"Ken, ibu mohon masuklah ke kamarmu! " pinta Laras.

"Tidak bu, aku tidak mau orang tua bau bangke ini menyakiti ibu," sahut Keanu.

"Lancang sekali mulutnya itu Romo!" ucap Bagus Jiwo.

Suryo yang mendapat dukungan Bagus Jiwo semakin kalap menghadapi Keanu. Ia mengambil sapu untuk dipukulkan ke Keanu. Namun entah apa yang terjadi. Tiba tiba Suryo mendelik, ia memegang dadanya. Sapu yang dipegangnya pun jatuh.

Melihat gelagat aneh Suryo. Bagus dan Laras langsung mendekatinya. Bagus menangkap tubuh Suryo yang ambruk.

"Romo, apa yang terjadi Romo?!? " teriak Laras.

"Romo!!! " teriak Bagus Jiwo. Saat Suryo menghembuskan napas terakhirnya. Dari tanda yang ditunjukkan Suryo terkena serangan jantung.

Laras berteriak dan menangis begitu juga Bagus Jiwo. Sementara Keanu hanya mematung. Shock dengan apa yang telah terjadi. Namun melihat ibunya menangis, ia tergerak untuk mendekat.

"Diam di situ anak haram! " teriak Bagus Jiwo. "Jangan mendekat, Kau hanya pembawa sial! " teriaknya lagi.

Bagus Jiwo mengangkat Suryo ke kursi sofa. Ia menghubungi dokter dan saudaranya. Laras sibuk menangis di samping bapaknya. Sementara Keanu masih berdiri di tempatnya. Boy bingung harus berbuat apa.

Semua orang berdatangan dalam waktu yang cepat. Suara tangis kembali terdengar.

"Ken, ayo berwudhu. Kita ngaji," ucap Boy pelan.

Keanu menurut ia mengambil wudhu dan Al-Quran. Namun ketika ia hendak mendekat. Kembali ia menerima penolakan.

"Menjauh dari kami semua. Kau bukan lagi bagian keluarga Hadiningrat!" ucap tante Sofi. Adik Laras.

Keanu melirik ibunya. Wanita yang melahirkannya itu sama sekali tak membelanya. Mungkinkah ibunya juga menyalahkan dirinya atas kematian Suryo. Keanu menyingkir ke kamarnya. Ia hanya duduk mematung. Boy sangat prihatin melihat kondisi sahabatnya itu.

"Yang sabar ya, kalau ada apa apa telepon aku. Aku pamit pulang dulu. Dengar, semua yang terjadi bukan salahmu," ucap Boy.

Keanu hanya mengangguk.

Melihat semua yang terjadi. Mendengar semua orang kini menyalahkannya. Rasanya, Keanu ingin mati saja.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height