Princess and The Secret/C6 Fans Fanatic
+ Add to Library
Princess and The Secret/C6 Fans Fanatic
+ Add to Library

C6 Fans Fanatic

Zia sedang tertawa bersama dengan Nowel dimeja bar, Nowel mengajaknya lagi untuk kelantai dansa dan dia menyetujui.

Dari jauh Reikhan melihat dua orang yang sedang berdansa sambil tertawa.

Zia mengalungkan tangannya dileher Nowel dan Nowel mendekap erat pinggul Zia.

Ntah apa yang sebenarnya ada dibenak Zia, dia seberani ini dekat dengan musuhnya.

Nowel mendekatinya ingin menyentuh tubuh Zia tapi Zia tertawa dan menggeleng kan kepalanya, membuat Nowel semakin penasaran dengan Zia.

Seseorang membawa minuman dan tertumpah mengenai dress Zia.

"Shit, kalau jalan lihat-lihat dong."

Zia mengumpat dan orang yang menabrak Zia meminta maaf.

Zia berpamitan dengan Nowel untuk ke toilet. Saat sampai ditoilet dia menarik nafas dan mengambil ponsel kecilnya dari saku dress nya.

Ada satu pesan dari Zyan dan dia membukanya.

Reikhan menyuruh orang mengikutimu dan juga nowel. Dia sekarang

ada di club yang sama denganmu.

Zia tersenyum kecut, dia merasakan lelah menyamar seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa membiarkan keluarganya dicurangi seperti ini.

Tapi jika Reikhan ada disini dan membuntutinya apa itu artinya Reikhan mulai tertarik dengannya?

Zia tersenyum penuh kemenangan, dan bergegas keluar setelah membersihkan dress nya.

Zia berjalan santai hingga seseorang menarik tangannya.

"Aston, gumam Zia dengan pelan."

"Kau Zia kan?"

Zia menggeleng dan ingin pergi, tapi tangan itu masih menahannya.

"Zia, aku tanda ini pasti kau. Kita sudah berteman dekat sejak kecil, ini tanda lahir mu aku tau."

Aston menunjuk tanda lahir kecoklatan dipergelangan tangan Zia.

"Ikut aku cepat"akhirnya Zia menarik Aston masuk kedalam toilet dan menguncinya.

"Dengar kak, aku sedang ada misi dan kuharap kau tidak mengangguku."

"Tapi..." Aston diam saat Zia menempelkan ponsel dikuping Aston. Ntah apa yang dikatakan Zyan ditelpon itu tapi Aston menangguk dan keluar dari toilet itu tapi setelah dia mengecup bibir Zia sekilas.

Zia mengumpat karena perbuatan Aston, baru saja dia ingin keluar karena sudah merasa aman.

Tapi baru dua langkah dia berjalan, tubuhnya ditarik dan menghantam tubuh bidang milik Reikhan.

"Ikut aku pulang sekarang"

Zia melihat mata elang itu, dan Reikhan saat ini tidak memakai kaca matanya. Membuat Reikhan semakin tampan. Tapi Zia mendapatkan segera kesadarannya.

"Aku bisa pulang sendiri sir, lagi pula ini bukan jam kantor. Kau tidak bisa menyuruhku sesuka hati."

Dentuman musik yang kuat membuat mereka terpaksa berbicara dengan berteriak.

Reikhan mencium bibir Zia dengan tiba-tiba dan merapatkan tubuh Zia dengannya.

Zia menarik bibirnya dan menampar Reikhan.

"Apa kau pikir aku wanita murahan ha?"

"Bukankah kau juga mau berkencan dengan kakakku, aku bisa memberikan lebih kepadamu asal kau pulang bersamaku sekarang."

Oke kali ini Zia tidak berpura-pura marah kepada Reikhan, dia benar-benar marah.

"Anda dengar ini baik-baik Mr. Reikhan Edward. Saya berkencan dengan kakak anda bukan tidur dengannya seperti pelacur."

Zia pergi setelah menendang selangkangan Reikhan. Membuat Reikhan meringis kesakitan.

Zia meninggalkan Reikhan dan pergi ketempat dimana Nowel menunggunya.

"Apa ada masalah? Kau terlihat kesal."

Nowel menyentuh dagu Zia.

"Aku ingin pulang, besok aku harus meeting pagi bersama adik anda tuan Nowel."

Zia tersenyum meyakinkan.

"Meeting di hari sabtu ?"

Zia mengangguk benar.

"Baiklah, biar kuantar kau pulang."

"No... no... Aku bisa naik taksi."

Zia sangat takut saat ini, pasalnya dia belum mendapatkan apartement kecil untuk dia tempati sementara.

"Baiklah, kali ini aku tidak memaksa. Tapi bagaimana jika besok aku mengajakmu berlibur, minggu kau dan Rei tidak ada meeting bukan.?"

Nowel tertawa dan Zia merasa Nowel tidak pantang menyerah mendapatkannya.

"Memang tidak ada meeting, tapi jadwal ku hari minggu sudah menumpuk."

Zia tertawa yang membuat Nowel kecewa.

"Baiklah, tapi lain kali kau harus ikut bersamaku."

"Aku tidak bisa berjanji sir, moodku lah yang mengatur semuanya. Bye..."

Zia mencium pipi kiri Nowel layaknya teman biasa. Dan Nowel tersenyum kepada Zia, Zia benar-benar tidak biasa.

Wanita itu minum bersamanya, berdansa dengan liar bersamanya. Tapi Zia memiliki kontrol diri yang sangat baik, dia tidak terpesona dengan senyuman dan sentuhan Nowel. Membuat Nowel semakin yakin kalau Zia yang dia inginkan.

********

Zia menggunkan dress putih dengan corak biru berbentuk bunga mawar ditubuhnya saat meeting pagi ini.

Dia mencatat semua yang perlu dia catat saat meeting berlangsung.

Reikhan tidak henti-hentinya hanya menatap wanita didepan mejanya.

Dia bahkan tidak mendengarkan keseluruhan meeting mereka pagi ini.

Ada suatu magnet yang membuat Reikhan selalu ingin menatap wajah Zia.

Dia yakin pernah bertemu Zia tapi ntah dimana, Zia seperti tidak asing baginya.

Selesai meeting Zia langsung menyerahkan laporan catatannya kepada Reikhan.

Saat Reikhan memeriksa laporan Zia, ponselnya bergetar.

"Ya mom..,"

____________--

"Oke mom, sekarang aku kembali. Tapi hanya sebentar."

---------

"Ok, love you mom"

Zia benar-benar ingin tahu apa yang dibicarakan Reikhan dan mommy nya. Tapi dia tidak bisa dengan terang-terangan menanyakannya bukan.

"Zia, kau bisa ikut aku kerumah ku sebentar. Setelah itu baru kita kelokasi pabrik".

Dengan senang hati pikirnya.

"Baik sir, tapi bisakah kita kembali lebih cepat hari ini. Karena saya ingin mencari apartement untuk tempat tinggal saya."

Reikhan melihat wajah sedih Zia.

"Kenapa dengan tempat tinggal lama mu Ara?"

"Terlalu mahal sir,"

Zia tersenyum malu dengan jawaban asal dari mulutnya.

"Ehm.. Dulu aku dan temanku menyewa apartement bersama. Tapi dia sekarang tinggal bersama kekasihnya. Jadi..."

Zia tidak melanjutkan kalimatnya, Reikhan didepannya hanya tersenyum mengerti.

"Kau bisa tinggal di apartementku untuk sementara ini jika kau mau."

Zia berpikir awalnya Reikhan akan menawarkan bantuan mencari apartement bersamanya, dan dia punya waktu untuk lebih dekat dengan Reikhan. Tapi malah jawaban Reikhan lebih bagus dari prediksinya.

Ponsel Reikhan bergetar lagi membuat obrolan mereka tadi terhenti, karena Reikhan langsung menyuruh Zia keluar.

Dengan cepat Zia keluar dan duduk dikursi kerjanya sambil mendengarkan apa yang dibicarakan Reikhan di telpon.

"Aku sudah menduga kakakku berbuat curang paman."

"Ya Paman terima kasih."

"Aku minta surat itu kau kirimkan kepadaku saat waktunya tepat. Aku tidak tahu paman, aku akan memikirkan jalan keluarnya nanti."

Zia sangat mengerti percakapan Reikhan barusan, dan kabar gembiranya Reikhan mendapatkan surat yang Zia cari.

Zia mengetikkan sesuatu diponselnya untuk Zyan.

Kucing manisku sudah mendapatkan ikan yang kita cari.

Zia dan Zyan memang sengaja memakai kalimat seperti itu agar orang lain tidak bisa tahu arti sesungguhnya dari pesan mereka.

*******

Zia masuk bersama Reikhan kedalam Mansion bergaya Klasik milik keluarga Edward itu.

Reikhan menyuruhnya menunggu diruang tamu yang luas itu. Zia duduk manis menunggu Reikhan sambil membuka tab nya. Mata nya melotot melihat email dari managernya.

Managernya mengirimkan list jadwal pekerjaan yang sudah dia tanda tangani waktu itu dan pekerjaannya ini akan dilakukan malam ini.

Zia dengan panik mengetikkan pesan.

Please.... Bisakah batalkan kontrakku malam ini. Aku benar-benar lupa.

Dengan cepat balasan diterima Zia.

Tidak bisa Zia, jika kau ingin membatalkan setidaknya satu minggu sebelum jadwal.

Datanglah jam 7 malam, aku akan menyiapkan semuanya.

Zia menarik nafasnya lelah. Sedangkan disebuah ruang keluarga Reikhan berdebat dengan mommy nya untuk pertama kali dalam hidupnya.

"No ! Mom... Ini terlalu cepat."

Wanita paruh baya yang masih cantik itu memegang tangan anak tirinya yang dia cintai melebihi putra kandungnya.

"Vanya adalah gadis yang baik, dan kau tahu itu. Cinta bisa datang saat kalian menikah nanti."

Reikhan tertawa dan menatap wajah mommy nya.

"Aku tahu Vanya adalah gadis yang baik, tapi aku ingin wanita yang aku cintai untuk menikah denganku mom. Please mengertilah, aku tidak ingin kita bertengkar karena ini."

"Tapi Rei Vanya itu."

"Ya mom. Vanya itu mandiri, cantik, dan dari keluarga baik-baik. Dan karena semua itu aku memutuskan untuk bicara dengannya kalau hubungan kami tidak bisa dilanjutkan lagi."

Mommy-nya terkejut mendengar itu. Dia hanya ingin Reikhan mendapatkan wanita baik-baik.

"Vanya terlalu sempurna untukku mom, aku tidak pantas mendapatkannya. Aku sudah mencoba mencintainya setahun ini tapi perasaan itu tetap tidak ada."

"Jadi benar kata Vanya kalau kau menyukai sekertaris mu. Apa perempuan itu menggodamu."

"Please stop mom, dia bahkan menamparku saat aku menciumnya. Jadi kau pasti tahu wanita seperti apa dia."

Saat mommy-nya ingin menjawab terdengar suara teriakan dari ruang tamu.

Reikhan mendesah karena mommy nya setelah ini akan turun keruang tamu dan mengintrogasi Zia.

Dan benar saja, tanpa aba-aba mommy-nya sudah berjalan keluar meninggalkannya.

Zia berdiri seperti ketakutan melihat seeokor kucing hitam dengan bulunya yang lebat.

Salah satu pelayan dirumah itu sudah menggendong kucing itu dan pergi.

Hal pertama yang dilihat mommy Reikah adalah Zia wanita yang cantik.

"Maafkan saya, saya tidak bermaksud berteriak tadi."

Reikhan menutup matanya melihat mommy-nya semakin mendekat kepada Zia.

"Tidak apa-apa, ayo duduk lagi. Itu tadi kucing peliharaan putraku Nowel. Siapa namamu."

Zia melongo dengan pertanyaan yang langsung ditujukan untuknya.

"Arabella nyonya."

Zia menunduk bukan karena takut, tapi kesal. Dia tadi sedang melihat sekeliling mansion keluarga Edward ini, tapi kucing hitam besar itu mengagetkannya.

"Nama yang indah dan cantik seperti dirimu. Senang sekali bisa melihatmu miss Arabella. Kau teman kerja anak ku ?"

"Ehm... Saya sekertaris sir Reikhan."

Mata mommy Reikhan langsung saja meneliti Zia dari atas hingga bawah tubuh Zia. Zia tidak cocok bekerja sebagai sekertaris pikirnya dan pantas saja Vanya minta cepat-cepat dinikahkan, wanita didepannya ini memang terlihat cantik, seksi, dan anggun juga. Seperti wanita-wanita dari kalangan atas.

Jantung Zia ingin copot saat mommy Reikhan meneliti dirinya.

Dia hanya takut identitas aslinya terbongkar,bukan hal lainnya.

"Mom, jika sudah tidak ada yang penting lagi aku ingin pergi ke proyekku bersama Ara."

"Baiklah, kalian bisa pergi. Tapi Rei... Pikirkan baik-baik keputusanmu tadi aku setuju apapun keputusan mu."

Reikhan memeluk tubuh mommy nya, dia pikir mommy nya akan memaksanya. Tapi ternyata tidak, dia benar-benar lega saat ini.

"I love you mom."

Reikhan mencium kening mommy-nya lalu mengajak Zia pergi.

Zia berpamitan dan ikut berjalan dibelakang Reikhan.

Tidak henti-hentinya Reikhan tersenyum saat didalam mobil, dia sangat bahagia sekali saat ini.

Tapi Zia memutar bola matanya melihat senyuman Reikhan yang sangat menjijikkan baginya. Walaupun sebenarnya dia suka senyuman itu.

Bersambung.....

Report
Share
Comments
|
New chapter is coming soon
+ Add to Library

Write a Review

Write a Review
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height