Rahasia Sang CEO/C7 Mendapatkan Bukti
+ Add to Library
Rahasia Sang CEO/C7 Mendapatkan Bukti
+ Add to Library

C7 Mendapatkan Bukti

Dokter segera menghampiri Audrey. Wajahnya tersenyum, dia terlihat lega karena pada akhirnya Audrey kembali membawa seseorang yang bisa menyelamatkan nyawa Jack.

Ketika Audrey selesai berbicara dengan dokter, Chris menarik lengan Audrey dengan kasar.

“Apa kata dokter?” tanya Chris.

“Kau akan dibawa ke instalasi transfusi darah, kuharap ini terakhir kali aku melihatmu,” ucap Audrey, kemudian menepis tangan Chris dari lengannya. Dia tak ingin Chris menyentuhnya. Mengingat perbuatannya saja, Audrey seperti sedang bermimpi buruk dalam keadaan terjaga.

“Apa kau tak bisa katakan padaku, apa aku pernah berbuat sesuatu yang buruk padamu sehingga kau bisa mengandung anakku?” desak Christian.

“Sudah kukatakan, tak perlu mengetahui apa pun. Tuan Chris, silakan ikuti dokter, dan pergi ke ruangan yang telah ditunjukkan. Anakmu membutuhkanmu. Sekali lagi aku berterima kasih karena kau bersediia menyelamatkan Jack.”

Audrey mendorong dada Chris, dia tak ingin berlama-lama membahas sesuatu yang tak penting baginya. Baginya Chris adalah sebuah lembaran kehidupan kelam yang harus dibuang, tak perlu diingat, betapa pun sakit dirasanya begitu dalam. Tak ada gunanya, sama sekali tak berguna.

Chris masih saja memandang wajah Audrey. Perempuan itu benar-benar tak mau membuka mulutnya, dan dia harus mencari tahu sendiri ada hubungan apa Audrey dan dirinya sebelumnya. Dia tak merasa pernah melakukan sesuatu dengan Audrey, meski wajahnya benar-benar sangat tak asing dalam ingatan.

“Kau akan menyesal jika aku sendiri yang mencari tahu dan mengetahui kebenarannya,” ancam Christian sembari meninggalkan tempat di mana dia berbicara dengan Audrey.

Audrey tak peduli, sesegera mungkin dia akan pergi dari kota kecil itu dan mencari tempat lain untuk tinggal, mencari pekerjaan, dan berusaha hidup setenang mungkin bersama Jack.

Dipastikan kali ini tak akan ada lagi nama Christian hadir dalam kehidupannya. Dia hanya ingin hidup tenang, menjalani hidup tanpa dibayangi ketakutan dari masa lalu yang belum sepenuhnya mampu dilupakan.

Christian mengikuti dokter, dia masuk ke sebuah ruangan dan diminta untuk berbaring sementara di tangan dipasang beberapa jarum untuk diambil darah.

“Tak ada riwayat penyakit?” tanya dokter yang sedang menangani Christian.

“Tak ada, aku bersih,” jawab Christian yakin.

Entah kenapa Christian masih memikirkan raut wajah Audrey yang begitu ketakutan melihatnya, bahkan terkesan jijik ketika bersentuhan dengannya. Satu hal yang tak bisa dipahami Chris, kesalahan apa yang pernah diperbuatnya?

Audrey tak henti-hentinya berdoa, agar Jack bisa segera bangun dan kembali padanya seperti sediakala. Besok dia akan segera mengajukan pengunduran dirinya, dia tak mau menundanya lagi, dia yakin Christian pasti tak akan tinggal diam.

Di Coopertowns, semenjak Mrs. James meninggal dua tahun yang lalu dan dia menggantikan posisinya, dia seperti kehilangan seorang ibu yang selalu ada baik suka mau pun duka. Betapa terpukulnya Audrey begitu tahu wanita itu ternyata menyimpan penyakit mematikan selama bertahun-tahun dan tak pernah memberitahukannya.

Saat Mrs. James meninggal, dia sempat tak bergairah untuk pergi kerja, tak mau makan, bahkan Jack hampir terabaikan. Dia pun masih ingat bagaimana perhatiannya wanita tua itu ketika dia hamil dulu. Mrs. James sesekali datang ke rumahnya membawakan vitamin dan obat-obatan yang diperlukan untuk ibu hamil.

Kira-kira lima belas menit kemudian Audrey melihat Chris keluar dari ruangan tempat mendonorkan darah. Tangannya dibalut perban kecil. Chris terlihat sedikit lelah, efek dari pengambilan darah tersebut.

Audrey menyampirkan senyum tipis di bibirnya, bersyukur karena Chris masih berbaik hati untuk memberikan darahnya pada putera satu-satunya.

“Tugasku selesai,” ujar Chris dingin pada Audrey.

“Terima kasih. Kupastikan kau tak akan melihat kami lagi setelah ini,” jawab Audrey dengan yakin.

Chris memiringkan kepalanya dan menatap kedua mata Audrey tanpa mengedip, kemudian berkata, “Kau kira semudah itu pergi dariku?”

“Ma-maksudmu?”

“Urusan kita belum selesai, Nona. Kau masih harus memberi penjelasan logis padaku,” bisik Chris.

“Kumohon, apa pun itu anggap saja tak ada yang perlu dijelaskan. Aku sudah benar-benar lelah,” jawab Audrey lagi.

“Tidak semudah itu. Aku akan kembali ke kantor, tapi kupastikan dalam waktu beberapa hari ini, aku akan menemukan jawabannya. Saat itu bersiaplah aku akan membuatmu kehilangan segalanya, jika aku telah menemukan kebenarannya.”

“Chris, tak bisakah kau berbuat baik padaku tanpa meminta imbalan apa pun?”

Chris terkejut mendengar Audrey menyebut namanya seperti sudah mengenalnya lama. Dia masih bertanya-tanya sebenarnya siapa Audrey.

“Aku pergi dulu. Kau mau ikut denganku atau kau mau pergi sendiri mengambil mobilmu yang di parkir di gedungku?”

“Tak usah, aku bisa mengambilnya sendiri,” ucap Audrey.

Otaknya tak bisa berpikir jernih memikirkan kata-kata Chris barusan. Apa yang akan dilakukannya setelah ini? Tidak cukup kah dia memberikan penderitaan selama tujuh tahun terakhir? Bahkan dia tak meminta imbalan apa pun, kenapa Chris seakan tak mau melepasnya begitu saja.

Chris menghampiri Lody yang sedang bersandar pada mobil dan menikmati sebatang rokok. Lody yang melihat Chris menghampirinya sudah tahu apa yang akan ditanyakan setelah ini.

“Lody,” panggil Chris.

“Ini,” ujar Lody seraya menyerahkan melempar sesuatu pada Chris, dengan sigap Chris menangkap benda yang dilemparkan Lody padanya.

“Kenapa kau memberiku gulungan berisi potongan rambut ini?”

“Untuk test,” jawab Lody pendek, dan Chris paham dengan maksud asistennya itu. Rupanya sewaktu Chris berada di dalam ruangan untuk mendonorkan darahnya pada Jack, diam-diam dia masuk ke dalam ruangan Jack dan meminta pada perawat untuk menggunting rambut Jack. Tak semudah itu karena perawat sempat menolak, dan Lody harus sedikit mengancam.

“Perempuan itu tahu?”

“Tentu saja tidak, kau kira dia akan membiarkanku menggunting rambut anaknya?” tanya Lody.

Chris tersenyum penuh kemenangan, sebentar lagi dia akan mengetahui semua kebenaran yang telah ditutupi Audrey selama ini darinya. Sudah beberapa kali dia katakan, meski Audrey tak mau buka mulut, dia dengan mudah dapat mencari tahu sendiri apa yang disembunyikannya. Tak pernah ada kata gagal bagi Chris!

“Satu lagi tugasmu, cari tahu siapa perempuan itu. Cari datanya di berkas lama karyawan-karyawan yang sudah resign. HRD pasti memiliki berkasnya. Aku merasa dia bukan pelacur-pelacur yang pernah kau sewa untukku, karena dari cara dia bicara, dan berinteraksi denganku, dia seperti sangat ketakutan. Aku yakin telah terjadi sesuatu sebelumnya sampai dia bisa memiliki anak dariku,” ujar Chris.

“Hal yang sangat mudah untuk mencari informasi tentang perempuan itu. Jika kau sudah mengetahuinya, apa kau akan menikahinya?”

“Cih, aku menikahinya? Ya, aku akan menikahinya, kalau sudah tak ada lagi perempuan yang mau kutiduri di dunia ini. Paham?” jawab Chris sembari berdecih.

Menikah?

Mendengar kalimatnya saja sudah membuat seisi perut Chris mual. Tak bisa dibayangkan dia harus menikah, lalu memiliki kehidupan pernikahan seperti kedua orangtuanya? Tidak akan!

“Apa kau tak ingin memiliki kehidupan normal seperti orang lain, Tuan Chris?” tanya Lody sekali lagi.

“Tidak. Apa menurutmu kehidupanku tak normal?” Chris balik bertanya.

Tidak sama sekali terlintas dalam pikirannya untuk menikah, apalagi melihat kehidupan pernikahan kedua orangtuanya yang menurutnya sangat menakutkan, dia tak ingin memiliki kehidupan seperti itu.

“Kehidupanmu jauh dari kata normal, Tuan,” jawab Lody singkat tapi membuat Chris berpikir.

“Kalau benar anak itu anakku, maka kurasa aku tak perlu lagi menikah hanya untuk mendapatkan keturunan. Kurasa seperti itu pun, kehidupanku sudah menjadi sedikit normal, kan?” tanya Chris sekali lagi.

“Tetap saja abnormal,” jawab Lody tak peduli dengan tatapan Chris yang seakan ingin menelannya bulat-bulat.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height