REUNITED WORLD/C1 Pembulian Di Sekolah
+ Add to Library
REUNITED WORLD/C1 Pembulian Di Sekolah
+ Add to Library

C1 Pembulian Di Sekolah

Happy Reading.

Gadis cantik yang bernama Aletta Alesya Unila berumur 16 tahun. Aletta tinggal bersama Ibunya di rumah yang cukup layak untuk dihuni seperti kontrak kan tidak begitu bagus. Namun, mereka menjalani kehidupannya dengan semangat. Ayahnya sudah meninggal pada saat berumur 13 tahun. Ibunya berjualan di sebuah kios kecilnya, itu berupa makanan kecil, kue, dan lain-lain.

Kita tidak akan menyangka ketika seseorang mendapat kesuksesan dari kerja keras. Itulah Aletta, gadis belia yang selalu mendapat juara 1 umum serta beasiswa dari sekolah sampai kuliah nanti. Hebat bukan? Tentu, makanya Aletta sangat menjaga imagenya, menahan amarah yang membuat emosi ingin memberontak.

Tapi, berfikir lagi pada keadaan hidupnya yang sangat berbeda dengan orang lain. Namun, ia terus semangat dan kegigihannya yang luas biasa, Aletta bisa menjadi seseorang yang tidak pernah lagi dikucilkan. Bahkan membuktikan jati dirinya, siapa sebenernya Aletta.

Pagi ini Aletta sedang berjalan menuju Halte bus, ia duduk sembari menghirup udara segar. Aletta di sekolah cukup pintar, namun banyak sekali yang tidak menyukainya karena dia termasuk murid termiskin di sana. Tentu saja, dia bersekolah karena mendapat Beasiswa. Kegigihannya untuk menggapai cita-citanya cukup tinggi. Aletta tidak mau menjadi anak yang tidak berguna. Ia harus bisa mengangkat derajat Ibunya setelah sukses nanti.

Setelah bus yang ditunggu kini tiba dan ia langsung masuk, Aletta duduk di bagian belakang bus. Paling enak kalau sambil membaca novel, ketika sedang membuka ranselnya untuk mengambil novelnya, Aletta merasa kalau ada sepasang mata tengah memperhatikannya. Ia pun menoleh, tapi seseorang itu langsung memalingkan wajahnya.

"Hm, siapa dia?" gumam Aletta bingung.

Namun, ia tetap melanjutkan membaca Novelnya. Lagi pula Aletta tidak mengenal cowok tadi, karena wajahnya hanya terlihat sekilas.

Sesampainya di sekolah, tiba-tiba Aletta kejutkan oleh loker yang sudah jebol alias terbuka. Entah siapa yang melakukan ini, Aletta benar-benar ingin marah. Di dalam loker ini terdapat buku dan beberapa Novel yang ia beli dengan uang tabungannya. Hilang entah kemana.

"Haa, siapa sih yang ngelakukan ini?" tanya Aletta bingung kemudian menoleh ke sana kemari. Bertanya dengan mereka pun pasti masa bodoh dengannya.

Kemudian salah satu cewek datang menghampirinya bersama antek-anteknya. Memandang remeh serta menyungging senyum sengit ke arah Aletta. Ini dia orang yang selalu mengusik Aletta. Hobby membully dan menindas orang.

"Lo cari ini?" ucap Sherry bertanya dengan nada remeh seraya mengangkat Novel ke arah Aletta.

"Kenapa ada di kamu? Kamu lancang buka loker orang!" Aletta tidak terima dengan kelakuan Sherry yang sudah keterlaluan padanya. Lagi-lagi Aletta hanya bisa menahan emosinya.

"Ups, itu loker lo. Haha baru tahu gue, terus isinya buku-buku nggak jelas begini!" hina Sherry sembari mengeraskan suaranya. Kemudian menjatuhkan Novel itu lalu menginjaknya. Sengaja sekali, kedua teman gadis itu ikut tertawa jahat.

Karena Aletta tidak terima jika Novel yang ia beli dengan uang tabungannya, rusak diinjak oleh Sherry. Dengan kuat Aletta mendorong tubuh Sherry sampai hampir tersungkur. Sherry membalas dengan menginjak tangan Aletta yang sedang mengambil Novel di lantai. Pijakan kaki Sherry mengakibatkan rasa nyeri di tangan Aletta. Aletta meringis kesakitan.

"Rasain lo!" cemooh Sherry lalu pergi meninggalkan Aletta. Semua murid hanya melihat dan tidak berani membantu Aletta untuk melawan Sherry.

Aletta pun bangkit, ia melihat di sekelilingnya seperti menatapnya jijik. Aletta memasukkan Novelnya ke dalam tas. Lalu menuju kelas, ia tidak memperdulikan siswa lain yang masih menatapnya. Aletta bukan sampah, Aletta bukan manusia lemah. Hanya saja, ia tidak mau terlibat apapun apalagi sampai terkena masalah. Beasiswa pasti akan di cabut dari sekolah.

Setelahnya Aletta masuk ke dalam kelas. Gadis itu melipatkan kedua tangannya di atas meja. Baru saja akan menempelkan kepalanya. Tapi, tiba-tiba seorang lelaki menghampirinya. Yang tak lain itu adalah Arlan, teman dekatnya yang selalu membantu Aletta tanpa meminta balasan apapun.

"Lo jangan tidur, sebentar lagi guru masuk loh," ujar Arlan pemilik suara lembut dan tampan. Ia menjadi pentolan di sekolah ini. Tatapan cowok itu lumayan meluluhkan siapa pun yang menatapnya. Namun, Aletta tidak menyukai Arlan. Karna dia sadar diri bahwa Arlan anak orang kaya. Tidak sejajar dengannya. Mereka hanya bersahabat bagai kepompong. Berubah ulat menjadi kupu-kupu.

"Enggak kok, cuma merem aja." balas Aletta, sembari menatap sendu ke arah Arlan. Sosok itu berada tepat di hadapannya.

"Btw, lo tadi diapain sama Sherry? Perlu gue kasih pelajaran kah?" cerca Arlan, emosi jiwa kalau Aletta diusik oleh cewek-cewek tidak jelas seperti Sherry.

"Jangan Arlan, aku nggak mau kamu dapet masalah. Biarin aja, aku nggak papa kok." halang Aletta,

"Nggak papa gimana, sekali-kali biar jera anak itu!" kesal Arlan, tapi Aletta tetap menghentikan niatnya. Bisa bahaya kalau Arlan mendapat masalah, reputasi cowok itu bisa menjadi buruk.

"Iya udah kalau gitu belajar gih, jangan tidur loh." ujar Arlan kemudian mengelus pucuk kepala Aletta. Arlan memang sangat dekat dengan Aletta. Mereka berteman sejak kecil jadi tidak masalah kalau nanti bisa berjodoh.

****

Waktu sudah jam istirahat. Aletta langsung menuju Toilet membuang air kecil. Baru beberapa menit di dalam, tiba-tiba pintunya terkunci begitu saja. Sepertinya ada yang melakukannya. Ketika ia akan membuka pintu Aletta kesulitan. Pintu benar-benar terkunci dari luar. Aletta mencoba menggedor-gedor dan berteriak meminta bantuan tapi tidak ada yang mendengarnya.

"Tolong buka, siapapun tolongin aku. Hikss hikss," teriaknya sembari menangis, lampu pun mati. Aletta benar-benar takut gelap, ia mencoba berteriak lagi. Namun, tak ada siswa yang membukakan pintunya.

Setelah beberapa jam kemudian. Aletta sudah kedinginan diam dengan wajah yang begitu pucat. Kenapa tidak ada yang membukakan pintu, di mana hati nurani mereka pada orang lain. Aletta benar-benar tidak mengerti.

"Tolong, tolong siapapun tolong bukain pintunya!" Aletta memohon dengan tangan yang mengeklek-ngeklek handle pintu.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height