REUNITED WORLD/C4 Ada Rasa
+ Add to Library
REUNITED WORLD/C4 Ada Rasa
+ Add to Library

C4 Ada Rasa

Dan, Aletta mendapat lirikan sengit dari Sherry yang melewatinya, Aletta langsung menunduk. Ia pun melangkah pelan menuju kelas. Sebenarnya ia berani untuk melawan Sherry dan menghajar gadis itu. Jago bela diri, tapi haruskah Aletta melakukan itu?

Baru masuk ke dalam kelas, Sherry menghampirinya lalu menjambak rambutnya. "Heh, cewek kampung! Gue peringatin ya sama lo. Jauhi Arlan dan jauhi Algara! Lo sadar diri nggak sih? Cih, sok kecakepan banget lo ya!" Kata Sherry begitu sadis, cengkraman tangan di rambut Aletta sangat erat.

"Kalian kenapa sih?" tanya Aletta begitu lirih,

"Kenapa-kenapa? Bacot lo!" Sherry semakin jadi.

Semua siswa di kelas, tak ada yang membelanya. Aletta benar-benar kadi bahan tontonan mereka semua. Ketika bel berbunyi, Sherry menghempaskan Aletta sampai tersungkur. Gadis itu pun langsung pergi keluar kelas. Kelakuannya sudah membuat Aletta meringis kesakitan, Arlan tadi sedang rapat di ruang osis. Jadi, tak bisa membela Aletta. Hiks, susah ya jadi orang miskin.

****

Algara sedang bermain basket saat jam pelajaran. Cowok tengil itu tak peduli jika mendapat hukuman lagi. Sekarang ia ingin menghibur diri dengan basket. Hobby sangat anak itu, hidup Algara memang berkecukupan. Tapi, tidak pernah merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Algara hanya diberi uang, uang dan uang. Algara juga butuh kasih sayang, pengertian, perhatian bukan uang saja.

Algara mendengus kasar, ia mendriblekan bola orens itu keras-keras. Seluruh amarah menumpuk di dalam dirinya. Dan saat memasukkannya ke ring, Algara teringat wajah Aletta lagi. Semangat dan semangat, sekarang ia punya tujuan dan berarti dalam hidupnya.

"Al...let...ta...." lompatannya cukup tinggi, sampai bola masuk ke dalam ring. Hooop!

"Alga!!!" pekik Bu endang dari atas tangga memekik nama Algara . Menarik anak itu untuk ke ruang Bk. Ck, lagi-lagi Algara kena jeblosan Bk. Langganan banget.

Algara mengekori langkah Bu endang sangat elegan. Sampai fokus ke salah satu pandangan sedikit ekhem baginya. Tidak-tidak, Algara bisa nambah dosa kalau memikirkan hal yang iya-iya.

Sesampainya di ruang bk, Algara berdiri tegap menatap wajah Bu endang. Tentu itu tidak sopan sangat!

"Ngapain kamu natap-natap saya ha?!" tanyanya cetus, "Bukannya nunduk malah kayak nantang ya!"

"Tapi buk,"

"Berdiri di lapangan sambil hormat sampai istirahat!"

"Tapi buk,"

"No valid! No debat! Nggak ada tapi-tapi!"

Ketika berdiri di lapangan Algara melirik ke arah kelas XI2 IPA. Mungkin Aletta sedang belajar, jadi mana mungkin gadis itu keluar kelas dan menatapnya. Berharap saja sudah membuat Algara tersenyum-senyum sendiri. Saat ia mendongak, betapa panasnya terik matahari. Kebiasaan dihukum memang membuat Algara biasa saja, tidak malu sama sekali.

Tanpa ia sadari, Aletta memandang ke arahnya saat keluar kelas menuju ruang perpustakaan. Gadis itu senyam-senyum sendiri melihat kelakuan Algara. Ketika Algara menoleh, Aletta gugup lalu membuang muka. Algara sengaja bersiul-siul, dan gadis itu kembali menatapnya. Senang hatinya sembari melempar senyuman manis serta gigi gingsulnya yang menjadi tamparan suka dari Aletta.

"Fighting!" Aletta memberi semangat untuk Algara, sumpah ini membuat cowok itu semakin senang.

"Oke," berbicara dengan nada syarat tak membuat keduanya kebingungan. Mereka paham, ketika Aletta sudah jauh dari pandangannya. Algara langsung keluar lapangan menuju perpustakaan juga. Masih berlaku setengah jam lagi hukumnya Tapi, ia ingin menemui gadis yang membuatnya gemas.

****

"Kak Algara!" gadis itu tersentak kaget melihat Alga tiba-tiba muncul di hadapannya. Cowok itu ngos-ngossan dan berkeringat.

Cowok itu menegakkan tubuhnya lalu menatap Aletta, "Sebenarnya aku semangat, tapi semangat buat nyamperin kamu ke sini," ujar Algara seraya menyeka keringat di wajahnya.

"Pftt, bisa banget gombalnya." balas Aletta. Gadis itu mengulum senyum menahan tawa, berada di dekat Algara pasti ia merasa beban hidupnya terasa ringan.

"Manis banget senyumnya," puji Algara."Jadinya aku makin suka." sambungnya, membuat Aletta jadi salah tingkah sendiri. Aduh gombalnya.

"Aku mau ngambil buku kak, disuruh sama Bu Mefta. Jadi jangan gombal ya, nggak kuat dengernya." Aletta terkekeh, apalagi melihat Algara yang menarik pergelangannya masuk ke ruang perpustakaan.

"Aku bantuin," ujarnya setelah masuk ke dalam.

"Mending kakak masuk ke kelas aja deh, aku takut nanti malah kena hukum lagi." balas Aletta,

Karena Algara sosok orang yang ngeyel, jadi tidak mendengarkan apa yang dikatakan Aletta. Cowok itu membantu Aletta membawakan buku cetak yang lumayan berat jika Aletta yang membawanya. Ini sengaja sekali tak ada yang membantu Aletta, coba kalau tidak ada Algara pasti Aletta sangat keberatan. Huft, tega banget.

To be continued

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height