REUNITED WORLD/C7 Cinta Yang Tumbuh
+ Add to Library
REUNITED WORLD/C7 Cinta Yang Tumbuh
+ Add to Library

C7 Cinta Yang Tumbuh

Pagi ini Aletta buru-buru lari ke halte bus agar tidak tertinggal. Cewek itu ngos-ngossan untung saja masih ada beberapa teman sekolahnya menunggu bus. Aletta melihat Arlan sedang mendengarkan musik memakai headseat di telinga. Ia mendekati cowok itu kemudian duduk di bangku kosong. Hingga Arlan sedikit terkejut dengan kehadiran Aletta.

"Aletta," Arlan menyapa gadis itu yang cengar-cengir padanya. Suka sekali menganggu orang yang lagi dengerin musik.

"Fokus banget keknya," ujar Aletta

Arlan memandangi gadis itu sembari tersenyum tipis, rambut yang terurai. Andai saja Aletta bukan sahabatnya, pasti sudah ia pacari dari tahun lalu. Berada di dekat Aletta menjadi tempat ternyaman untuk Arlan. Hanya saja, sekarang ada seseorang yang mendekati Aletta juga. Bahkan dia bisa membuat Aletta bahagia dibandingkan dirinya.

Ketika bus datang, Arlan menarik pergelangan tangan Aletta untuk buru-buru masuk ke dalam bus. Lalu mengajak gadis itu untuk duduk berdua dengannya. Tanpa diduga ada Algara yang memegang lengan Aletta. Jadi mereka merebutkan satu gadis untuk mengajaknya duduk. Bukannya Aletta merasa senang, ia malah kesal dengan kedua cowok ini.

"Sama gue!" ajak Arlan sembari menarik tangan Aletta.

"Sama gue!" seru Algara.

"Lepasin nggak? Sakit tau!" cetus Aletta kesal, pagi-pagi sudah meributkan hal sepele begini. Dengan ogah, Aletta mendengus sabar. "Atau aku yang turun naik bus lain?!" lanjutnya lagi.

Kedua cowok itu kompak melepaskan cekalan tangannya, kemudian membiarkan Aletta duduk sendiri. Ketika Arlan mendekati Aletta, ia mendapat tatapan tajam dari Alagara. Aura-aura permusuhan yang luar biasa.

Sesampainya di sekolah Aletta langsung turun sendiri diikuti oleh Algara sibuk memanggil-manggil namanya. Aletta menoleh, "Apa?" tanya nya.

"Cantik banget," puji Algara.

"Males ih gombal muluk!" cetus Aletta sembari melangkah lebih cepat. Entah mood nya sedang tidak bagus hari ini.

Algara mengikuti langkah Aletta menuju kelas, sampai gadis itu tak sengaja menabrak salah satu cowok. "Bisa jalan nggak sih?!" bentak cowok itu kelas XII.

"Maaf nggak sengaja," ujar Aletta menundukkan kepala menatap rok abu-abunya. Dia benar-benar tidak sengaja menabrak cowok ini.

"Lain kali pake mata, jangan pake alis!" celetuknya.

"Udah bro, dia juga nggak sengaja!" lerai Algara sembari menarik Aletta mundur di belakangnya.

"Jadi cewek lo? Cih, bagus deh sama-sama nggak ada akhlak!" cetus cowok itu membuat Algara gatal ingin menonjok. Dan akhirnya kepalan itu menerjang mengenai pipi kakak kelas judes tersebut. Rasain.

Aletta menghentikan Algara yang begitu buas menghajar musuhnya. Entahlah, Algara sangat mengerikan saat marah. "Stop Alga!!!" pekik Aletta

Ketika Aletta menahan tangan Algara, tanpa sengaja cowok itu menghempaskan tangannya sampai Aletta terjatuh. "Ssh, aw sakit banget." desis Aletta sembari memegangi bokongnya.

"Aletta!" seru Arlan berlari menghampiri Aletta yang kesakitan. Setelah itu membantu cewek itu untuk berdiri. "Lo nggakpapa?" tanya Arlan khawatir.

"Nggakpapa kok," jawab Aletta.

"Heh, kalian Alga!" bentak Arlan murka, ia kesal kalau Algara memperlakukan Aletta dengan kasar.

Algara melihat Aletta meringis kesakitan, baru sadar kalau ia tadi tak sengaja mendorong gadis itu ke lantai. Baru akan menghampiri cewek itu, Arlan menghadangnya sembari menatap tajam. Cowok itu sedang murka!

"Nggak usah pegang-pegang, Aletta!" seru Arlan tak suka, Algara perlu di kasih pelajaran agar tidak seenaknya saja.

Arlan menarik kerah cowok itu lalu menghantam kan kepalan tangannya cukup keras. Menghasilkan luka pecah di sudut bibir Algara. Membuat Aletta ketakutan, kenapa malah menjadi seperti ini. Padahal Algara tidak sengaja mendorongnya. Malah Arlan yang menjadi emosi dan salah faham.

"Arlan cukup!" pekik Aletta memisahkan mereka berdua, semua ini karenanya. Hiks, Aletta tak mengerti dengan jalan pikir para cowok yang suka sekali bermain fisik.

Algara meringis kesakitan, bibir dan pipinya mendapat luka lebam. Arlan benar-benar kejam, buas menghajarnya sampai Algara tidak bisa melakukan apapun. Pergerakannya dikunci, berkat Aletta ia bisa berdiri menjauh dari Arlan.

"Ini bukan salahnya Alga, kamu jangan seenaknya mukulin dia!" sentak Aletta, tak peduli banyak orang melihatnya di sana.

"Dia ngedorong kamu sampai jatuh, Aletta! Apa itu nggak keterlaluan? Kamu jangan belain cowok brengsek ini!" balas Arlan kalah.

"Aku kesel sama sifat kasar kamu, Arlan!" kesal Aletta pada Arlan yang selalu salah faham pada Algara. Sebegitu bencinya cowok itu pada Algara. Detik kemudian Aletta membawa Algara ke UKS, ia harus mengobati luka yang cukup memar.

"Maafin aku ya, tadi aku bener-bener nggak sengaja," sesal Algara ya memang ia tidak sengaja melakukan itu pada Aletta.

"Iya aku maafin, kamu juga kenapa sih nggak bisa ngendaliin emosi kamu! Nggak baik tau kalau suka emosi berlebihan kayak tadi." omel Alett sembari mengobati sudut bibir Algara. Jarak antara wajah mereka sangatlah dekat, Algara sampai meneguk ludah karena melihat kecantikkan Aletta yang sesungguhnya. Bibir pink tanpa polesan liftik yang merona. Ups, Algara bisa kehilangan jimatnya untuk menahan semua.

"Aletta," panggilnya lirih.

"Eum?" respon cewek itu, menatap mata Algara.

"Boleh cium?" tanya Algara, membuat Aletta mengerutkan kedua alisnya bingung. Algara kenapa? Kok jadi gini? Namun, dengan cepat Algara merangkul pinggul Aletta sampai begitu dekat dengannya. Cewek itu masih diam, dan pada akhirnya Algara kehilangan kendali ...khilap!

Cup...

To be contineud.

Report
Share
Comments
|
New chapter is coming soon
+ Add to Library

Write a Review

Write a Review
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height