Sacrifice/C7 Red Rose
+ Add to Library
Sacrifice/C7 Red Rose
+ Add to Library

C7 Red Rose

Alex kecil berteriak kencang menerima cambukan ikat pinggang dari dimitru, 10 cambukan membuat kulitnya berdarah dan sedikit mengelupas. Rintihannya membuat seisi penghuni mansion tersebut prihatin. Alex terkapar lemah dengan tangan terikat dikamarnya. Kalvian mendatangi alex setelah dimitru pergi meninggalkan alex.

"maafkan aku"

Kalvian membuka perlahan ikatan tangan alex.

"puas?" tanya alex yang terlihat mengenaskan dengan pakaian robek dan lusuh.

"kau tak harus selalu mematuhi perintah si brengsek itu" alex menatap manik mata yang hampir sama dengan miliknya.

"kau harus segera dewasa agar aku tak selalu berkorban untukmu"

"aku ingin membuatnya bangga" balas kalvian

"cih...yang kau inginkan hanya harta dan kekuasaan kelak jika dewasa" cibir alex

"aku bukan orang sepertimu... Aku bertahan dirumah ini hanya untuk madre"

Kalvian menyipitkan mata kearah alex

"madre sudah tiada alex..."

Bughh!!!!

"apa-apaan kau"

"madre masih hidup, aku bahkan tak melihat mayatnya"

Alex menangis sesengukan dilipatan kedua tangannya, tak ada yang perduli akan dirinya. Bahkan saudara kembarnya sendiri tak berpihak padanya.

************

"madre......."

Alex terbangun dalam mimpi buruknya lagi... Petir menggelegar dipenjuru kota membuat ketakutan akan ibunya kembali muncul. Ia menelan beberapa pil dan menegak segelas air hingga tandas.

Ia harus segera menggentikan kegilaan ini. Alex harus menemukan orang itu...

Ana mengerjapkan matanya memandang punggung alex yang tanpa sehelai benang. Monster seperti dia bisa bermimpi buruk... Cibir ana dalam hati ia kemudian melanjutkan tidurnya. Alex menghela nafas dan menoleh kerah putri tidur yang ada disampingnya, menatap lamat-lamat gadis yang selama ini menemani tidurnya. Ia memeluk tubuh mungil itu dan mengecup pelipis ana.

"mon amour...kau sudah pulih" alex memegang kening ana, ana membuka matanya menatap tajam mata elang dihadapannya. Tak ada patah kata yang dikeluarkan ana, ia menghempas kasar tangan besar itu dan beranjak dari ranjang menuju kamar mandi.

Alex melihat kepergian ana dengan rasa sakit didadanya, sekarang gadis itupun mebencinya. Membenci gaya hidupnya dan mebenci perlakuan kasarnya pikir alex... Tak ada seorangpun yang dapat menuntun nya dari dalam kegelapan bahkan gadis yang ia cintai sekalipun.

.

.

.

.

Lebih dari seminggu sudah gadis itu tak berbicara padanya, alex menghela nafas. Setidaknya keadaan gadisnya membaik meskipun begitu ingin rasanya alex merangkul tubuh gadis itu yang selama ini menjadi candunya.

Ana duduk terdiam didepan jendela kamar, ia masih setia menunggu kabar selanjutnya dari alena.

"mawar merah?"

Suara bariton memecah lamunan ana, tak seperti biasa suara itu kini terdengar lemas dan putus asa. Alex mengambil mawar tersebut dari dalam vas yang berisi air segar, menggenggam kuat tangkai mawar berduri itu. Seolah hidupnya lebih menyakitkan dari duri yang menancap di tangannya. Ana melihat alex khawatir tak pernah ia dapati pria kejam dihadapannya seperti ini.

"Alex... kau baik-baik saja?"

Tanya ana khawatir

"tidak" jawab alex menampilkan senyum indahnya yang terasa aneh bagi ana.

Alexander memberikan mawar tersebut kepada Anastasia dan menggenggam erat kedua tangannya sambil memejamkan mata.

"tanganmu"

Ana yang merasakan tangan Alex berdarah.

"diam" Alex kembali menggenggam erat tangan Ana bersama mawar tersebut.

"aku ingin menceritakan sebuah cerita, maukah kau mendengarnya untukku?"

Ana mengangguk cemas menatap mata elang yang tak tajam seperti biasanya. Alex menghela nafasnya.

"pada suatu hari, hiduplah seorang raja dan ratu yang memiliki dua orang putra. Ratu sangat menyayangi mereka berdua tetapi tidak dengan sang raja, ia hanya mencintai seorang dari putra tadi sedangkan putra yang lain hanya ia anggap sebagai sampah di kerajaannya. Entah apa salah pangeran kecil tersebut hingga ia terus berkorban demi sang ratu dan saudara kembarnya..."

"Alex" Ana menangkup wajah alex yang memucat ia khawatir terhadap Alex. Mungkinkah ini karena sikapnya?

"tolong jangan potong ceritaku...Ana"

Ana kembali menggenggam tangan Alex dan mengecupnya sekilas.

"hingga suatu hari pangeran kecil yang selalu tersisihkan akhirnya membunuh sang raja..."

Alex menatap tajam ana, kemarahan kembali merayapi dirinya..

"mengapa ia membunuh sang raja? Sebegitu bencinya kah ia?" tanya Ana mencoba menenangkan Alex.

Alex tertunduk

"tidak...

Raja membunuh ratu dan mengganti posisi ratu dengan selir nya...

Dan pangeran yang selalu dibanggakan itu pergi meninggalkan saudara kembarnya"

Hening...

"tamat?"

"belum..."

Alex kembali keceritanya dan mengecup jemari lentik ana,

"pangeran kecil itu tumbuh dan memegang kuasa di kerajaannya, ia diajarkan berburu dan bertarung menghadapi dunia luar yang kejam tanpa seorangpun menemaninya"

Ana terdiam sebegitu mengerikannya kah hidupnya?

"hingga suatu hari... Sang pangeran itu menemukan sang puteri yang cantik jelita" Alex menyunggingkan senyum tulusnya ke arah Ana, dan membuat Ana kembali merona.

"namun puteri tesebut tidak dapat menerima kehidupan sang pangeran hingga lantas pergi...."

Alex memejamkan matanya mencari keberanian dalam dirinya.

"Ana... Aku takkan memaksamu menerimaku, aku memang iblis yang patutnya kau benci. Aku memang harus terbiasa sendiri..

Sekarang aku akan melepaskan mu mon amour"

Bagai petir menggelegar merobek hati Anastasia yang mendengarnya.

Alex berdiri perlahan meninggalkan Ana, Ana yang sedari tadi hanya mematung mendengar pernyataan Alex akhirnya langsung berdiri menghambur kepelukan Alex dari belakang sambil berderai air mata. Ia mengendus dalam-dalam aroma alex yang membuatnya candu...

"kau tak harus melepasnya...

Aku akan berada disisimu sampai kapanpun"

Alex terdiam dan berbalik merangkul ana..

"aku akan menyakitimu...Ana"

"aku tak perduli"

Alex mengecup kening ana.. Ia sudah memasukan ana kedalam dunianya yang hitam..

Hanya suara hujan deras yang terdengar dari dalam kamar tersebut yang menjadi saksi bisu percintaan seorang Alexander Ivanovic dengan wanita muda Anastasia....

Anastasia....

Satu nama yang telah merebut hatinya..

Satu nama yang harus dilindunginya..

Setelah sang madre, anastasia adalah wanita yang paling berharga dikehidupan alexander..

Ana telah menerima semua resiko yang akan diterimanya karena seorang Ivanovic, cinta yang membuatnya buta dan ia akan memperjuangkannya. Gila memang... Tapi itulah kekuatan cinta...

"I Love You"

Tiga kata yang keluar dari bibir ana sebelum ia menutup mata dan terlelap disamping alex. Bahagia?

Tentu saja alex bahagia, ia tak henti-hentinya tersenyum sambil memandang bidadari cantik yang berada dalam pelukannya. Sungguh beruntung iblis seperti alex mendapatkan seorang gadis seperti malaikat. Ia sangat malu... Malu karena semua kejahatannya dibalas dengan bidadari cantik yang dikirim tuhan kepadanya. Sungguh ia amat bersyukur masih ada seseorang yang membuatnya melanjutkan kehidupan kelam ini...

"ayah...

Aku telah menemukan cintaku..

Kau tak perlu khawatir akan diriku karena ia telah berjanji untuk selalu menjagaku..

Kau bisa pergi dengan tenang..

Kini aku tak sendirian lagi..

Ia akan menjagaku begitupun aku akan menjaganya.."

Ana bertemu dengan ayahnya dalam mimpinya, senyumnya mengembang dan tak terasa ia meneteskan air mata dari matanya yang terpejam..

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height