Save Me Mr. Cool/C4 Apa yang terjadi?
+ Add to Library
Save Me Mr. Cool/C4 Apa yang terjadi?
+ Add to Library

C4 Apa yang terjadi?

"Viooooo, help me. Help me. Help me,"

Belum selesai berbicara, Xeena sudah menutup telepon genggamnya dan terus berlari. Sayangnya orang-orang dengan pakaian serba hitam itu juga ikut berlari mengejar Xeena. Berkali-kali Xeena menyumpah karena rasa takutnya dan sesekali menoleh kebelakang. Semua berkas ditangannya berantakan hingga Xeena hanya menggenggam handphonenya saja. Semua lenyap karena ketakutan Xeena. Xeena terus berlari diantara keramaian. Berharap para orang aneh tersebut tak lagi mengikutinya.

Dengan langkah pasti Xeena memasuki sebuah hotel mewah termahal yang ada di London. Langkahnya semakin cepat saat mengetahui orang-orang berbaju hitam tersebut masih mengejarnya. Xeena berlari dan langsung masuk kesebuah lift. Sialnya pintu lift tersebut tak kunjung tertutup meski Xeena memencet tombol berkali-kali. Para pria berbaju hitam tersebut semakin mempercepat langkahnya dan mulai bingung dengan keberadaan Xeena. Xeena yang mulai panik saat salah satu dari mereka mulai berpencar dan berjalan menuju lift tempat Xeena berada.

Xeena menoleh kebelakang dan mendapati seorang pria yang tengah menatapnya heran. Dengan cepat kedua tangan Xeena menarik jas pria tersebut hingga membuat tubuh pria tersebut mendekat dengan cepat. Lalu Xeena membalikkan tubuhnya cepat hingga pria yang ia tarik mengikuti gerakan Xeena. Posisi mereka kini berubah. Pria tersebut berada di depan tubuh Xeena dan tepat membelakangi pintu lift.

Kini tubuh Xeena tertutup oleh tubuh pria yang berada tepat di hadapannya. Bahkan tangan Xeena masih memegang jas pria tersebut dengan kuat. Xeena menutup matanya rapat dan berharap orang-orang yang mengejarnya tak dapat menemukannya. Xeena sama sekali tak memperhatikan pria yang ia tarik dan sekitarnya. Seingat Xeena di dalam lift tersebut hanya ada dia dan pria yang tak ia kenal.

Pria tersebut menatap wajah Xeena lekat. Tersenyum tipis saat melihat mata Xeena yang tertutup dan peluh yang mengalir di dahi Xeena. Lalu beralih pada tangan Xeena yang masih memegang jasnya kuat. Pria tersebut tetap diam dalam posisinya. Samakin mendekat hingga tubuh Xeena benar-benar tak terlihat dari luar lift. Pria tersebut menoleh saat suara langkah kaki mendekat. Entah apa yang merasukinya, pria tersebut langsung memeluk tubuh Xeena dan membuat Xeena tenggelam dalam pelukannya.

"Ah ... sorry," ucap seorang pria dengan baju hitam yang memang mengejar Xeena.

Pria tersebut tersenyum dan hanya mengangguk pelan lalu kembali menatap tubuh Xeena yang diam berada di pelukannya. Pintu lift tertutup dan mulai naik keatas. Xeena bernapas lega dan melepaskan tubuhnya dari pria yang tiba-tiba memeluknya. Xeena menyandarkan tubuhnya pada dinding lift dan masih memejamkan matanya. Membuat pria tersebut tersenyum tipis.

"Jadi, apa kita harus mekakukannya disini?" tanya pria tersebut pelan.

Xeena tersadar dan membuka matanya. Membulatkan kedua matanya saat melihat pria asing tampan yang tepat berada di depannya. Mata Xeena meneliti wajah pria tersebut. Begitu asing dan tampan.

"Ap-apa?" tanya Xeena tak mengerti.

Pria tersebut tersenyum. "Jangan berpura-pura, kau yang memulai segalanya, Nona."

Xeena membeku dan mengikuti arah pandang dari pria di hadapannya yang mengarah pada kedua tangan Xeena yang masih memegang baju pria tersebut. Xeena langsung menurunkan tangannya. "Ma-maaf. Itu sebuah kesalahan."

Pria tersebut menaikkan satu alisnya. "Apakah itu juga suatu kesalahan?" pria tersebut menatap arah tombol pintu lift.

Xeena mengikuti dan hanya diam tak mengerti.

"Kau bahkan memencet tombol lantai paling atas. Bagaimana kau tahu kamarku ada disana?" tanya pria itu lagi.

"Apa? Apa maksudmu? Aku hanya terlalu panik hingga memencet tombol secara acak," sanggah Xeena sambil mendengus kesal.

Xeena bergeser dan sedikit menjauh dari pria asing di hadapannya.

"Kau benar-benar tak mengenalku?" tanya pria itu tak yakin.

Xeena menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Lalu menatap pria asing tersebut yang juga tengah menatapnya. "Tentu saja. Memang kau siapa hingga aku harus mengenalmu. Aku hanya meminta perlindungan tubuhmu dari orang-orang aneh yang mengejarku. Itu saja,"

Pria tersebut masih menatap Xeena yang terlihat sangat cuek. Seulas senyum terukir saat menyadari sesuatu. Ini pertama kali dalam hidupnya ada seorang wanita yang begitu tak memperdulikan keberadaannya meski hanya sedang berdua. Biasanya diantara mereka, akan langsung merayu dan berharap agar dirinya melakukan sesuatu yang lebih.

"Rex Benedict Acacio. Kau masih tak mengenalku?" tanya Rex lagi.

Xeena menaikkan satu alisnya dan menggeleng. "Tidak dan aku tak peduli padamu," Xeena berjalan melewati Rex dan memencet tombol agar lift tersebut berhenti.

Rex tertawa pelan. "Ini benar-benar berbeda dari biasanya. Apakah di London hanya nama Raiden yang selalu mereka kenal?"

Xeena menoleh dan menatap tak mengerti. "Raiden lagi? Sebenarnya siapa Raiden dan pria ini? Kenapa hari ini begitu banyak yang menyebut nama Raiden? Ah sial, hari ini benar-benar melelahkan."

Rex masih menunggu jawaban dari pertanyaannya. Namun gadis di depannya sama sekali tak bergeming. Gadis itu hanya menatap pintu lift yang perlahan berhenti dan terbuka. Rex langsung menarik tangan gadis tersebut hingga tubuh gadis tersebut menubruk tubuhnya.

"Karena kau sudah disini, maka temani aku untuk malam ini saja. Aku akan memberikan bayaran berapa pun yang kau minta." Rex masih menatap Xeena yang terlihat marah karena kata-katanya.

Dukkk! Xeena langsung menendang kaki Rex. "Aku bukan wanita yang seperti kau pikirkan! Ah, sial! Aku berharap tak pernah bertemu lagi dengan pria sepertimu."

Xeena melepaskan tangan Rex dan langsung melangkah keluar. Meninggalkan Rex yang masih tersenyum simpul. Rex menatap punggung Xeena yang mulai hilang dari pandangannya. Detik berikutnya Rex menepuk jidatnya pelan.

"Astaga, aku lupa menanyakan namanya. Dia benar-benar gadis yang menarik,"

Rex baru saja akan keluar dari dalam lift dan langkahnya terhenti saat matanya menemukan sesuatu di lantai. Rex memungut benda tersebut dan tersenyum saat menyadari kalung indah tersebut berukir sebuah nama dengan taburan batu manik yang indah.

"Xeena," ucap Rex pelan.

Senyum di bibir Rex semakin mengembang. Digenggamnya kalung tersebut dan berucap pelan. "Bagaimana ini? Aku mempunyai alasan untuk menemuimu lagi. Dan aku tak akan membiarkan kesempatan itu terlewat."

***

Xeena melangkah gontai menuju apartemennya. Membuka pintu apartemennya, masuk dan langsung mengunci pintunya rapat. Xeena bernapas lega dan mengelus dadanya. Sangat bersyukur bahwa ia bisa lepas dari kejaran orang aneh meski harus bertemu pria yang menyebalkan. Xeena berbalik badan dan melangkah pelan. Menghidupkan lampu dan detik berikutnya Xeena membeku. Di dalam rumahnya telah duduk seorang pria tampan dan beberapa orang berbaju hitam yang pernah mengejarnya.

"Aaaaaa...! Siapa kau?! Kenapa bisa masuk kedalam rumahku! Pencu-"

Belum selesai Xeena berbicara, dua pria berbaju hitam tersebut sudah membungkam mulut Xeena dan memegang tangan Xeena. Membawa Xeena duduk pada sebuah kursi dan berhadapan dengan pria tampan yang tengah menatapnya.

"Hah, tak bisa kupercaya. Kau, wanita bayaran itu, kan? Apa kau menguntitku?" tanya Raiden di tengah senyum tipisnya.

Xeena hanya bisa menggelengkan kepalanya karena mulutnya masih di bungkam.

"Jangan berteriak, atau kami akan membunuhmu." salah seorang pria berbaju hitam itu berbisik pelan di telinga Xeena.

Xeena mengangguk dan ketakutan. Air matanya sudah berada di pelupuk mata dan siap turun kapanpun. Raiden yang menyadari itu hanya menghela napas kasar. Mengangkat tangannya dan salah seorang dari pengawalnya memberikan sebuah bungkusan. Raiden menerima barang tersebut dan meletakkan di depan Xeena.

"Buka," perintah Raiden.

Xeena mengangguk dan dengan gemetaran mengambil barang tersebut. Membuka pelan dan Xeena diam saat mengetahui barang-barang yang hilang karena kejaran para pria aneh itu ada di depan matanya. Xeena memandang Raiden lagi dan tak tahu harus berkata apa.

"Apa kau menguntitku, wanita bayaran?" tanya Raiden dingin.

"Apa? Untuk apa aku menguntit pria sepertimu? Dan apa ini? Kenapa kau masuk kedalam apartemen seorang wanita diam-diam?" balas Xeena dengan kesal.

"Karena aku pemilik Paragues Apartemen. Dan kau, telah merugikanku dengan tidak membayar sewa."

Xeena terhenyak. "Ta-tapi tetap saja. Kau tak harus melakukan hal gila sejauh ini. Bahkan sampai menyewa pria aneh untuk memburuku. Ah, sial!"

Raiden diam sesaat. "Apa yang kau inginkan hingga kau menguntit kehidupanku?"

Xeena menaikan satu alisnya dan tertawa kecil. "Apa-apaan ini? Sudah kukatakan, aku tak menguntitmu! Aku bahkan tak mengenalmu! Ah, kenapa hari ini begitu banyak hal yang aneh?!"

"Raiden Agera Calisto. Kau benar-benar masih tak mengenalku?" tanya Raiden lagi.

Xeena tertawa. "Apa? Jadi kau yang bernama Raiden? Ya ampun, akhirnya. Dengar Tuan, awalnya aku sangat bingung ketika hari ini begitu banyak orang menyebut namamu. Aku bahkan tak mengenalmu. Dan sekarang kau datang padaku? Seharusnya aku yang bertanya. Siapa kau dan apa maumu?"

Raiden mulai jengah. Salah satu pengawal Raiden menyerahkan lembaran foto di tangan Raiden. Detik berikutnya Raiden melemparkan lembaran foto tersebut di atas meja tepat di depan Xeena. Xeena diam dan hanya mengambil satu foto dari yang Raiden berikan. Xeena membelalakan matanya saat melihat foto itu dengan jelas.

"I-ini," ucap Xeena bingung.

"Masih menyangkal jika kau tak menguntitku, wanita bayaran?" tanya Raiden dingin.

"Tunggu, apa maksudmu? Bukankah kau yang menguntitku? Dari mana kau dapatkan foto ini? Kau bahkan sampai melacak akun media sosialku?" Xeena masih tak mengerti maksud Raiden dan semakin membuat Raiden bosan.

"Jangan terlalu lelah bekerja, Sayang. Aku mencintaimu, Kekasihku." ucap Raiden mengulang kata-kata yang pernah Xeena tulis.

Xeena berdiri dan langsung menunjuk Raiden. "Kau benar-benar penguntit. Bagaimana kau tahu ucapan yang kuberikan pada kekasihku?" ucap Xeena dengan yakin.

Raiden menaikkan satu alisnya. "Kekasihmu?"

Xeena tergagap. "Y-ya, tentu saja."

Raiden menggelengkan kepalanya. "Bukan hanya wanita bayaran saja tapi kau juga bodoh. Kau merugikanku karena foto itu."

"Apa? Bagaimana bisa? Ini bahkan sama sekali tak berhubungan denganmu," sanggah Xeena cepat.

Raiden hanya diam dan membuka handphonenya. Satu menit kemudian Raiden melemparkan handphonenya ke arah Xeena. Xeena dengan sigap menangkap handphone Raiden dan melihat apa yang Raiden tengah coba tunjukkan. Xeena terbelalak kaget saat mengetahui akun media sosialnya diikuti oleh ribuan followers. Tak hanya itu, bahkan foto yang pernah ia unggah telah menerima ribuan komentar dari orang yang berbeda. Xeena menelan susah air ludahnya. Xeena benar-benar tak menyangka foto yang ia unggah akan jadi topik utama di media sosial.

"Masih tak mengerti?" tanya Raiden lagi.

Xeena menatap Raiden dan balik melempar handphone Raiden. Salah seorang dari pengawal Raiden dengan cepat menangkap handphone tersebut. Dengan penuh percaya diri Xeena tersenyum tipis.

"Apa masalahmu? Aku hanya mengunggah fotoku dan kekasihku," ucap Xeena yakin.

Raiden ikut berdiri dan menatap Xeena bosan. "Masalahnya aku adalah pria yang berada di fotomu."

Xeena terkejut dan menatap Raiden. "Apa?"

"Aku adalah orang yang kau sebut Kekasihmu!"

Xeena lemas dan langsung terduduk. Matanya menatap kosong tanpa berkedip. Raiden kembali duduk dan menatap Xeena.

"Sudah mengerti? Kau benar-benar merugikanku dan harus mempertanggungjawabkan semuanya."

Xeena menatap Raiden sedih. "Maafkan aku, aku tak sengaja. Sungguh, aku hanya tengah bosan dan mengambil fotomu tanpa sengaja. Dan aku hanya ingin bersenang-senang di media sosial tanpa maksud apapun. Kumohon maafkan aku, jangan laporkan aku pada polisi," Xeena bangun dan menundukkan badannya berkali-kali.

"Tanpa sengaja?" tanya Raiden memastikan.

Xeena mengangguk.

Raiden diam dan berpikir. Menimbang semua keuntungan dari perbuatan tak sengaja yang Xeena lakukan. Raiden tersenyum pada pilihannya dan menatap Xeena. "Tapi kau tetap harus bertanggung jawab,"

Xeena memasang tampang sedih. "Ayolah, aku hanya tak sengaja."

Raiden mengulurkan tangannya dan salah satu pengawal membuka kopernya. Menyerahkan sebuah surat pada Raiden lalu Raiden berdiri dan meletakkan surat tersebut di depan Xeena.

"Tanda tangani," ucap Raiden jelas.

Xeena diam dan menatap sebuah surat di depannya. "Apa ini," ucap Xeena pelan.

Xeena membaca surat tersebut dan langsung membulatkan matanya tak percaya. "Surat kontrak???" Xeena membaca surat itu sekali lagi.

Surat perjanjian Kontrak.

1. Karena tersangka melakukan tindakan yang membuat korban merasa tidak nyaman, tersangka harus sedia setiap saat untuk menebus semua kesalahan yang di buat tersangka pada korban.

2. Tersangka harus bersedia menuruti semua perkataan korban dan tanpa bantahan.

3. Tersangka harus menikah dengan korban selama 1 tahun untuk meredakan gosip yang ada.

4. Selama pernikahan tidak saling mencampuri urusan pribadi dan tak ada sentuhan fisik agar proses perceraian dapat di lakukan.

5. Setelah 1 tahun tersangka bebas dan kontrak berakhir, dengan korban membayar sejumlah uang untuk tersangka dan bukan berupa warisan.

Raiden Agera Calisto.

Xeena membeku dan masih menatap ukiran nama dengan tinta emas di pojok kanan bawah surat kontrak tersebut. Xeena bahkan tak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Hanya satu tahun. Dan setelah itu kau bebas," ucap Raiden menjelaskan.

Xeena masih diam dan itu membuat Raiden gusar.

"Kau juga akan mendapatkan semua yang kau inginkan. Setelah kontrak selesai kau juga menerima bayaran atas semuanya," ucap Raiden lagi.

"Jika aku tak mau?" ucap Xeena pelan.

"Maka kau harus siap menebus semuanya di meja persidangan. Atau kau ingin perusahaan Ayahmu aku hancurkan?"

Xeena bangun dan menatap Raiden tak percaya. "Kau, kau bahkan sudah menyelidiki semua hal tentangku?"

Raiden tersenyum tipis. "Tentu saja. Karena kau telah masuk dalam hidupku tanpa ijin dan membuat namaku tercoreng. Kau pikir aku senang dengan semua isi surat kontrak tersebut? Aku bahkan sama sekali tak tertarik dengan body triplekmu!"

Xeena memelototkan matanya. "Apa?"

Tanpa menjawab Raiden maju dan langsung menyentuh dada Xeena. Membuat Xeena murka dan langsung meraih tas beserta isinya yang baru saja Raiden kembalikan.

Bugh! Tas tersebut langsung menampar pipi Raiden. Membuat Raiden menunduk sebentar dan diam.

"Mr. Raiden," ucap para pengawal khawatir.

"Kurang ajar! Kau sangat tidak sopan!" ucap Xeena marah dan langsung menjauh dari Raiden.

Raiden mengangkat kepalanya dan tertawa kecil. Memegang pipinya yang sakit dan menatap Xeena. "Sudah kukatakan. Kau rata dan aku tak tertarik padamu!"

"Pria gila yang mesum!" ucap Xeena kesal.

"Tanda tangani surat tersebut." Raiden menatap surat di meja dengan pena di atasnya.

Xeena terdiam dan berpikir. Tentang semua kesusahan hidup yang ia derita. "Berapa banyak?" tanya Xeena pada akhirnya. "Berapa banyak yang kudapatkan jika aku menandatangani surat tersebut?"

Raiden tersenyum dan sangat mengerti. "Sebanyak yang kau inginkan. Dan ah, aku tambahkan ini dan dengar baik-baik. Di depan umum kita harus bersikap layaknya pasangan yang saling mencintai."

Xeena tertawa dengan permintaan Raiden. "Sandiwara? Itu mudah. Baiklah, aku ingin tahu apa saja yang aku dapatkan dari menjalani semua rencanamu."

"Kemewahan yang selalu wanita inginkan. Tidak, kau akan dapatkan lebih dari itu semua."

Xeena tertawa dan mulai tergiur. "Aku ingin $ 500 juta dolar."

Raiden tertawa kecil. "Aku berikan $ 2 triliun dolar. Bagaimana?"

Xeena tersenyum. "Sial, sekaya apa pria yang di hadapanku ini? Aku benar-benar penasaran. Xeena menatap Raiden lagi dan mengulurkan tangannya. "Setuju."

Raiden ikut tersenyum dan langsung menjabat tangan Xeena. "Pilihan yang tepat."

Xeena melangkah dan melihat isi kontrak itu sekali lagi. Tak lama Xeena menandatangani surat tersebut dan langsung memberikan pada Raiden.

"Kau hanya perlu mengikuti semua perintahku seperti apa yang tertera di surat. Dan pernikahan, aku ingin semua dalam bulan ini. Jangan khawatirkan apapun karena aku akan menyiapkan segalanya," ucap Raiden.

Xeena hanya mengangguk dan menatap punggung Raiden yang telah berjalan melewatinya menuju pintu apartemennya. Semua pria berbaju hitam mengikuti Raiden dan hanya menundukkan badan saat melewati Xeena. Tak lama mereka semua pun pergi dari apartemen Xeena dan kini hanya tinggal Xeena sendiri dengan senyum puasnya.

"Hahaha, selamat datang kehidupan yang menyenangkan."

Xeena berjingkrak senang tanpa pernah berpikir semua masalah yang akan dihadapinya. Semua masalah saat ia memilih masuk dalam kehidupan seorang Raiden. Semua masalah saat Xeena telah menyandang gelar Nyonya Calisto sang istri dari jutawan muda Raiden Agera Calisto.

===================================

==================================

See you in next chapter.

Salam hangat.

=Ellina Exsli=

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height