Scary Brother/C6 Fernando
+ Add to Library
Scary Brother/C6 Fernando
+ Add to Library

C6 Fernando

Malam telah larut, kamar dengan nuansa gelap tak ada cahaya lampu. Jendela kaca terbuka dengan tirai yang masih menggantung indah tertiup udara malam, membiarkan cahaya bulan masuk menerangi sebagian ruangan tersebut. Terlihat jelas jika pemilik ruangan tersebut memang menyukai kegelapan.

Terlihat siluet tubuh pria memasuki ruangan itu, menutup pintu serapat mungkin lalu menguncinya. Ia membuka kaos lengan panjangnya membiarkan tubuh besar itu terlihat seksi terkena cahaya rembulan, membuangnya kesembarang tempat lalu ia merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Nando menghembuskan nafas kasar, yang ia takutkan kini kembali lagi. Gadis mungil yang dulu sangat ia kagumi dan sayangi kini kembali lagi, bahkan dengan sejuta pesona yang bisa saja merobohkan pertahanan yang selama bertahun-tahun ia bangun untuk tidak menemui gadis itu lagi.

Namun adiknya itu mendatanginya lagi, dengan memohon bantuan yang tentu saja tidak bisa ia tolak. Seperti semua ini telah dirancang oleh tuhan, Nando tidak mengerti mengapa takdir mempertemukan mereka lagi. Dan mengapa Liliane tidak meminta bantuan kepada orang lain selain dirinya?

Ah, tentu saja karena gadis itu tidak memiliki siapapun. Dan Ibunya yang tak lain adalah ibunya juga, hanya bisa menyusahkan Liliane sejak kecil. Sudah seharusnya Nando mengambil alih Liliane agar gadis itu dapat hidup nyaman tanpa ada tekanan dari Vivian.

Tapi yang jadi permasalahan adalah, mengapa saat ini ia terlihat sangat cantik dari sebelumnya?

Dan juga, menggairahkan...

"ahh... Shit!" umpat Nando, tubuhnya mulai bereaksi ketika membayangkan wajah gadis itu bersamanya diranjangnya.

Mengapa jadi sesulit ini? Batinnya dalam hati, Nando bahkan hanya bertemu dengannya beberapa menit. Bagaimana mungkin ia dapat berhadapan dengan gadis itu setiap harinya? Mungkin saja ia akan melakukan perbuatan seperti dulu jika iblis sudah menguasai dirinya, tapi Nando harus mati-matian menahan itu semua. Agar gadis itu percaya jika ia telah berjanji untuk tidak melakukan itu lagi.

Tapi lekuk tubuh indah serta bibir merah merekah itu terus saja terbayang oleh pikirannya, sejenak Nando mendapat sebuah ide.

Mungkin dirinya harus mencari seorang kekasih agar dapat menghilangkan bayang-bayang wajah Liliane darinya.

Nando mengambil smartphone miliknya yang berada diatas nakas dan menghubungi seseorang,

"Sonya, bisakah kau kemari?"

...

Seorang wanita dengan postur tubuh berjalan dengan angkuh memasuki rumah besar itu, seperti telah terbiasa Sonya langsung menuju keruangan pribadi milik Nando setelah maid membuka pintu. Martha hanya bisa menggeleng melihat perilaku Sonya yang tidak memiliki tata krama tersebut.

Wanita yang mengenakan dress ketat berwarna merah tersebut selalu senang jika malam-malam begini Nando menghubunginya hanya untuk bersenang-senang, Sonya yang tak lain adalah model ternama juga seorang gold digger itu telah kama mengincar Nando.

Namun pria itu hanya menggunakan Sonya jika diatas ranjang, selebihnya Nando memperlakukan wanita dengan tidak baik. Kenangan buruk dengan ibunya yang meninggalkan dirinya selepas kepergian sang ayah menjadi alasannya berperilaku demikian.

Tok.. Tok...

"come in!"

Sonya membuka pintu dan memasuki kamar Nando dengan wajah riangnya, "baby, kau merindukanku?" ujarnya manja kemudian bergelayut manja kepada Nando yang berdiri diambang pintu balkon seraya menegak segelas vodka miliknya.

"Sonya, bisakah kau tidak cerewet dan lakukan tugasmua dengan baik?" ujar Nando ketus.

"well, dengan senang hati" balas Sonya sambil mendesah.

Kuku semerah darah miliknya meraba bagian tubuh kekar Nando, menyukai setiap pahatan indah yang ada disana. Urat-urat menyembul sempurna dilengan dan jemari pria itu, membuat wanita manapun pasti ingin merasakan jemari besar tersebut.

Sonya berlutut tepat didepan Nando, membuka resleting celana jeans pria itu dan bermain-main cukup lama disana.

Nando memantikan api dirokoknya dan menghisapnya dalam-dalam, membayangkan andaikan adik kecilnya yang melakukan itu pasti akan lebih menggairahkan. Setidaknya ia masih dapat membayangkan Liliane tanpa harus menyakiti gadis kecilnya. Tapi lama kelamaan, ia makin penasaran dengan rasanya.

Dengan kasar, Nando mencengkram kuat leher Sonya dan menariknya agar wanita itu berdiri. Sonya yang diperlakukan seperti itu tersenyum kegirangan, Nando mengecup bibir merah itu dengan kasar masih menekan kuat leher Sonya hingga wanita itu merasakan sensasi yang tidak biasa setiap percintaannya dengan Nando.

Nando terus membayangkan yang dihadapannya sekarang ini adalah adik kecilnya, tak perduli jika ia harus berdosa. Sepertinya ia sudah tergila-gila dengan Liliane.

Nando mendorong dengan keras tubuh Sonya keatas ranjang, membuat wanita itu memekik girang. Gaun merah itu tersingkap keatas, Sonya dengan senang hati menurunkan panties berwarna senada miliknya agar pria itu dapat leluasa menjamah dirinya.

Tanpa banyak bicara, Nando menyatukan dirinya dengan Sonya. Sonya menjerit kencang karena dengan brutal Nando menghentak miliknya, sementara pria itu terus meracau nama adik kecilnya yang mungkin sekarang telah tertidur lelap.

"Lily..." racaunya seraya terus memompa Sonya.

Sonya yang terlalu terbuai dengan milik Nando tak menanggapi racauan pria itu, Sonya tidak bisa berkata banyak selain menjerit nikmat. Apalagi jemari kekar Nando terus menekan lehernya hingga tak dapat mengeluarkan suara.

"hm... Liliane..." racaunya lagi, dan entah mengapa itu sangat mengganggu Sonya. Saat detik-detik orgasmenya pria itu malah menyebutkan nama wanita lain.

"Nando... Si-siapa Liliane?" ucapnya terbata seiring hujaman keras Nando didalam tubuhnya.

"bukan urusanmu..."

Plak!!!

Satu tamparan keras mendarat diwajah mulus itu, wajah Sonya terbanting kearah kanan dan leher mulus jenjang itu tak luput dari bibir Nando.

Sonya begitu bergairah ketika permainan mulai kasar dan brutal, itulah mengapa ia selalu menyukai Nando. Belum lagi karena pengaruh besar pria itu dikota ini, pasti akan menaikan popularitasnya sebagai model jika saja ia berhasil menarik hati Nando.

"ahh... Yess baby... You're so big" racau Sonya.

"shut your mouth, bitch!"

Plak!!!

Satu tamparan lagi berhasil membuat wajah cantik itu memerah, Nando menggigit dengan kuat dada Sonya dan meremasnya.

Hujaman Nando dan teriakan Sonya menghiasi ruangan itu, entah mengapa semenjak kedatangan Liliane, Nando menjadi sangat bersemangat untuk bercinta. Meski dengan wanita lain sekalipun.

Gaun dan rambut wanita itu telah kusut masai karena perbuatan pria itu, Nando tidak hanya kasar. Tapi juga sangat brutal ketika bercinta, hanya beberapa wanita yang tahan dengan gaya bercinta seperti itu. Nando selalu memegang kendali, tidak ingin lawannya mengendalikan permainan sementara dirinya hanya menikmati.

Ia lebih menyukai wanita yang polos dan menuruti semua kemauannya dari pada harus berhadapan dengan wanita liar dan menguasai permainan, tergila-gila jika seorang wanita dalam keadaan tidak berdaya diatas ranjangnya. Merintih nikmat dan terus menyebutkan namanya.

Seperti Sonya saat ini, dan Nando menginginkan lebih.. Seperti Liliane yang menggantikan tempat Sonya saat ini...

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height