SLAVE/C3 Slave 2
+ Add to Library
SLAVE/C3 Slave 2
+ Add to Library

C3 Slave 2

Sparta adalah tempat di mana seluruh rakyatnya begitu makmur, wilayah yang luas dan hasil bumi melimpah. Namun siapa sangka, kota yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi tersebut sangat menggilai peperangan guna memeperluas wilayah dan kekuasaan. Mengabaikan kedudukan wanita yang harusnya di lindungi.

Di sebuah kota yang masih dalam wilayah kekuasaan Sparta, wanita memiliki dua kedudukan. Menjadi seorang budak, atau seorang permaisuri. Dan tentu saja permaisuri di sini adalah seorang Putri atau Ratu, tapi bukan Ratu seperti pada umumnya. Wanita yang menjadi Ratu di sebuah kerajaan ini hanyalah sebagai boneka, yang di kendalikan oleh para suami dan Raja mereka.

Ratu hanyalah satu, tapi selir seorang raja bisa lebih dari satu. Karena kaum wanita sangat banyak keberadaannya dari pada kaum laki-laki yang sibuk dalam berperang. Jadi, mayoritas pekerjaan wanita yang ada di sana adalah sebagai wanita penghibur. Perbedaan seorang ratu, selir dan budak hanyalah dari nilai kasta, tapi pada dasarnya adalah sama, wanita hanyalah boneka dan alat pemuas nafsu semata.

Bagi kaum pria, wanita tidak ada gunanya di medan perang. Jadi, ketika seseorang membuat cetusan untuk kaum wanita untuk di jadikan budak. Maka hal itu benar-benar terjadi, wanita yang dulunya di anggap tidak berguna bagi tatanan sosial di masyarakat, kini berubah menjadi penghibur karena kemolekan tubuh mereka tentunya.

Budak dari kalangan bawah setiap pagi membantu sang Ratu untuk di percantik, dari segi wajah dan penampilan serta gaya bahasa dan tubuh harus benar-benar sempurna.

Terkadang Linda berpikir, lebih baik menjadi Budak sepertinya dari pada menjadi seorang Ratu, itu lebih buruk.

Seperti saat ini, Linda membantu menyisir rambut Ratu sementara budak yang lain sibuk mengurus wajah dan pakaian Ratu. Sementara sang Raja terus berbicara tanpa henti kepada Ratu untuk mempercantik penampilannya. Sampai wanita cantik itu meneteskan air mata, karena ucapan sang Raja yang terbilang kasar dan sangat merendahkan.

Namun begitu sadar Linda melihatnya, Ratu segera mengelap air matanya.

"Kau sungguh beruntung" ucap Ratu kepadanya, Linda sedikit terkejut. Pasalnya, semenjak kecil ia berada di Sparta, budak sepertinya di larang bicara oleh kalangan bangsawan.

Linda bahkan sempat merasa canggung saat menata rambut Ratu.

"Aku hanya seorang Budak, my Lady. Bagaimana aku bisa beruntung" balas Linda, dengan nada yang pelan.

Tak ingin membuat Raja murka karena berbicara dengan permaisurinya, walaupun sesungguhnya Raja memiliki banyak selir. Dan Ratu adalah satu-satunya wanita yang di lambangkan menjadi pasangannya. Itu hanyalah sebuah simbol pernikahan.

Hanya kalimat itu yang bisa di ucapkan seorang Ratu kepada Linda, sebelum akhirnya wanita cantik dengan wajah khas Yunani itu pergi mengikuti perintah sang Raja.

Linda tidak mengerti, baginya semua wanita di sini sama saja. Tidak ada kehidupan wanita di sini yang bahagia, dia adalah budak. Dan tentunya, jauh dari kata mewah seperti kehidupan Ratu yang tidur di ranjang empuk dan makanan enak.

Budak seperti Linda setiap malam harus menunggu para prajurit pulang untuk di puaskan, dan pada pagi hari dia sebagai dayang sang Ratu. Jadi Linda berpikir, wanita di sini hanya sebagai alat.

Linda usia dewasa sangat cantik, kecantikannya seperti Dewi Afrodit yang melambangkan cinta, kecantikan dan seksualitas.

Wajah mungil yang memiliki rahang tirus dan hidung mancung, serta bibir mungil dan netra indah sebiru laut. Di percantik dengan rambut pirang yang sedikit bergelombang di ujungnya, tubuhnya terbilang mungil dan kurus, khas wanita Yunani yang memiliki standar kecantikan tinggi. Karena di kota ini, jika wanita tidak cantik maka wanita tersebut tidak berguna. Dan sebagian besar akan di buang dari peradaban ini.

Saat malam hari Linda menunggu di sebuah gua dengan obor di genggamannya. Ia menelusuri gua seraya memegangi ujung dressnya agar tidak menyusahkan telapak kakinya untuk berjalan. Gua ini seperti sebuah labirin, hanya Linda yang sering berpergian kemari sedari kecil karena dia memang sangat menyukai kesendiriannya.

Saat di ujung lorong, Linda menaruh obornya di sisi gua dan keluar dari sana. Ia tersenyum lebar, berlarian ke arah tepi pantai dengan ombak deras dan di bawah sinar rembulan. Sepertinya Dewi Yunani memperlihatkan keindahannya malam ini. Linda memeluk tubuh seseorang...

Yang juga membalas pelukannya dan memberinya ciuman pertemuan setelah satu bulan lamanya berpisah.

Eros...

Kesatria Sparta yang gagah dan perkasa, selalu menjadi andalan Raja ketika perang berlangsung karena Eros akan selalu membawa kemenangan. Tapi tentu saja, seperti prajurit yang lain. Eros hanyalah pelayan Raja, yang selalu siap mati di medan pertempuran kapanpun.

"Aku merindukanmu..." ujar Eros, jemari Eros yang kasar membelai wajah mulus Linda. Mulai dari pelipis dan rahang mungilnya, mengecup leher Linda yang terbuka lebar membuat gadis itu menutup kedua matanya sambil merangkul pundak kekasihnya.

"Aku juga merindukanmu..." balas Linda, saat Eros menatap Linda dengan begitu intens sambil memeluk pinggul rampingnya.

Linda menyentuh rahang Eros, merasakan brewok yang mulai tumbuh di rahang tegas itu. Sebulan lamanya pria itu tak pernah bercukur, dan Linda sangat mengerti akan hal itu. Eros selalu mementingkan peperangannya guna membuat Raja bangga padanya, mengabaikan hal-hal kecil termasuk brewok yang membuat tampilannya lebih maskulin.

"Aku membawakanmu sesuatu..." Eros mengambil sesuatu dari dalam sakunya.

Kedua mata Linda di buat berbinar dengan sebuah mutiara yang di kaitkan dengan tali hitam sehingga menyerupai kalung.

"Mutiara dari Arkadia adalah yang paling indah di muka bumi ini, aku yakin jika kau yang memakainya, maka akan menambah nilai kecantikan mutiara ini" ujar Eros, pandangan pria itu sangat tajam namun terbesit sebuah kalimat yang puitis, Linda selalu menahan nafas jika berhadapan dengan pria itu. Semenjak kali pertama ia bertemu dengan Eros di kota ini.

"Terimakasih..." wajah Linda merona, bahkan di kegelapan yang hanya di terangi oleh cahaya rembulan. Selama ini, mereka bertemu dengan bersembunyi seperti ini.

Karena Raja tidak memperbolehkan para budak dan prajuritnya berhubungan selain hanya untuk memuaskan hasrat, tapi kali pertama Linda memadu kasih dengan Eros. Timbul rasa ketertarikan pada pria itu, di mana ketika semua prajurit akan bersikap kasar dan merendahkan para budak. Eros malah memperlihatkan sisi kelembutannya terhadap Linda.

Sehingga membuat Linda terbuai dan merasa menjadi wanita yang spesial bagi pria, karena tentu saja seorang budak tidak pernah merasakan hal seperti itu di sini.

Eros, pria bertubuh kekar dan prajurit perang yang kuat. Wajah khas Yunani yang tampan dan sudah pasti di gemari kaum hawa. Namun tubuh besar dan lengan kasarnya sama sekali tidak melambangkan sisi kelembutan dari Eros.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height