Sweet Dream Cinderella/C2 Pangeran Lv
+ Add to Library
Sweet Dream Cinderella/C2 Pangeran Lv
+ Add to Library

C2 Pangeran Lv

Di hari yang sama, di kota Z, bandara kota Z itu tampak sangat padat dan ramai. Seorang pria dengan tatapan teduh tengah mengulum senyumnya yang menggoda. Kulitnya yang putih dan sangat halus dengan rambut di tata namun terlihat sedikit acak membuat wajahnya terlihat sangat segar. Mata hitam yang teduh dengan hidung runcing dan bibir segar, membuatnya terlihat sangat tampan. Pria itu jelas terlihat ramah dengan menggoda setiap wanita cantik yang menatapnya.

"Tuan, apakah nyaman bagimu untuk tinggal di Reegrand World hotel?"

Pria itu sedikit menoleh, menatap bawahannya yang berjalan di belakangnya. "Damon, apakah itu hotel terbaik di negara ini?"

Pria bernama Damon Alexander itu mengangguk. "Ada beberapa pilihan hotel terbaik. Salah satunya milik Canuto group dan E. V. Company."

Pria itu tampak berpikir. Tapi dia jelas sangat cerdas dengan pilihannya. "Jatuhkan pilihanku pada Canuto Group,"

Damon mengangguk. Tangannya sedikit sibuk dengan handphonenya dan berbicara sesaat. Kemudian dia berlari mengejar tuannya. "Tuan, kamarmu telah disiapkan. Aku akan mengantar Tuan terlebih dahulu, lalu akan menghubungi perusahaan Rexton."

"Hmn,"

Damon berlari dan menyetop sebuah taxi. Hari ini adalah hari pertama mereka tiba di kota Z. Ada banyak hal yang harus dia siapkan. Mulai dari keperluan tuannya hingga seluruh hal yang di butuhkan perusahaan. Mereka datang dari negara bagian Eropa kota Y. Dan mereka semua di sini untuk satu masalah. Dengan menutupi satu masalah lainnya.

"Damon, pastikan tak ada satupun informasi yang tertinggal. Lakukan semuanya dan jika perlu retas keamanan negara ini untuk menggali informasi tersembunyi."

Damon mengangguk. Matanya meneliti jalanan kota Z dari balik kaca mobil taxi. "Tuan tak perlu khawatir. Tapi Tuan, haruskah tuan juga melakukan hal yang tak perlu?"

Senyum pria yang tengah duduk di bangku belakang taxi itu berkibar. "Jangan khawatir, pastikan kau membuat semua sesuai rencana. Aku harus segera tahu semuanya. Paman menunggu kita tentang informasi ini,"

"Aku mengerti. Aku akan mengirimkan informasi tentang hal tersebut segera. Tuan bisa istirahat sejenak di hotel."

"Hmn."

Pria itu menatap jalanan kota Z. Perasaannya sangat baik hari ini. Matanya berbinar dengan sebuah harapan yang menyala-nyala. Senyum di bibirnya yang tipis bahkan terlihat lebih menggoda. Beberapa ingatan masa kecilnya datang menyapa. Dan dengan itu dia mengenggam tangannya sendiri dengan gemas.

"Seperti apa kau sekarang? Apakah kau akan berlari memelukku?" tanyanya di dalam hati.

Jantungnya berbunga, dengan taburan kelopak yang berjatuhan. Pipinya merona sesaat dan membuat wajahnya yang terlihat muda menjadi menggemaskan. Dia terlihat lebih muda dari umurnya. Di tambah senyum nakal dan sikapnya yang mudah berbaur, membawa kabar bahwa dirinya seorang playboy. Dia tak keberatan kabar tentang dirinya. Dia tak peduli, karena itu akan memberikan akses lebih padanya.

Tapi di balik mata teduh itu, ada ribuan jarum runcing yang sangat tajam. Terkadang matanya akan menatap dingin dan tajam, auranya yang ramah dan menggemaskan akan berubah menjadi sangat dingin dan kejam. Hatinya yang hangat juga akan berubah menjadi sangat tak berperasaan. Dan hanya orang-orang tertentu yang tahu akan itu. Tapi bagi orang yang tahu, mereka tak akan mengejar masalah pada pria ini.

Di lain tempat, di kota Z.

Reegan World Grup terlihat sangat tenang. Gedung tinggi pencakar langit itu tampak sangat kokoh dan besar. Dalam sebuah ruangan luas di antara semua ruang, Kenzie tengah berdiri dengan angkuh menatap jalanan kota Z yang padat. Di sebuah bangku tamu yang tak jauh, Lander terlihat sangat tertekan.

"Tuan,"

"Cari lagi,"

Lander memaki dirinya sendiri. Dia sudah sangat pusing dengan keadaan emosi tuannya yang terkadang bisa meledak sewaktu waktu. "Tapi tuan, ini sudah dua tahun. Kita telah menulusuri setiap inci kota Z. Dan nona Ellina tetap tak dapat ditemukan,"

Kenzie terdiam. Dia memejamkan matanya sesaat. "Tetap cari informasi tentangnya. Aku yakin dia masih hidup,"

"Tuan," ujar Lander miris. "Aku tahu perasaan tuan. Tapi tuan-"

"Pintunya ada di sebelah sana!"

Lander bungkam saat kata-kata dingin itu terlontar dan memotong kata-katanya. Dia bangkit dan berjalan namun terhenti sesaat.

"Tuan muda, tuan besar menyuruhmu untuk berkunjung ke rumah utama."

"Hmn," jawab Kenzie acuh tak acuh. "Lupakan saja perintah itu. Aku akan pulang saat aku ingin pulang."

Lander lagi-lagi diam. Dia bergegas keluar dari ruangan dan mengelus dadanya prihatin. Dia tak tahu, bahwa hilangnya nona muda mereka akan membuat tuan muda mereka menjadi seperti ini. Kian menjadi dingin dan kejam. Tapi dia tak bisa menahan rasa prihatinnya. Tuannya, kini terlihat sangat kesepian dan membenci seluruh wanita yang datang untuk di jodohkan dengannya.

Lain lagi dengan keadaan Tuan Muda dari keluarga E.V. Ernest terlihat biasa saja meski Ellina tak dapat ditemukan. Dia telah mencari dan selama dua tahun ini, tak ada satu pun berita yang dia dapatkan. Dia lelah, dan mengakhiri semuanya. Lagi pula, proyek kerja sama beberapa tahun lalu yang dia kejar gagal. Dan dari yang ia tahu, perusahaan L. V. Technology akan mendirikan anak cabang di kota Z. Itu hanyalah masalah waktu, karena informasinya mengatakan bahwa L. V. Technology belum menemukan tempat yang cocok untuk anak perusahaan mereka.

"Tuan, beberapa masalah terjadi di perangkat lunak kita,"

Ernest menoleh menatap Zacheo yang telah menunggu reaksinya dari tadi. Dia mengerutkan keningnya, mencoba mengingat semua informasi yang sekretarisnya berikan.

"Tuan tak mendegarkan aku, bukan?" tanya Zacheo saat melihat raut wajah tuannya bingung. "Tuan, kau selalu seperti ini. Iklaskan Nona Ellina, maka kita juga akan baik-baik saja."

"Aku tak memikirkannya,"

Zacheo mencibir. "Hanya satu alasan yang dapat membuat tuan sedikit lambat. Itu karena Tuan mengingat nona Ellina. Ini sudah dua tahun. Tuan juga telah menyerah. Lagi pula, perangkat lunak yang nona kerjakan juga dapat berfungsi meski keamanannya sangat standar. Tapi peretas baru kita telah menyempurnakannya. Tuan tak perlu khawatir,"

Mendengar nama Ellina disebutkan berkli-kali, wajah Ernest bergeser. "Aku tak butuh nasehatmu. Percepat rapat hari ini, aku harus pulang ke rumah utama,"

Zacheo mengangguk. Dia menyipit saat melihat kunci villa berada di genggaman Ernest. "Tuan, tuan akan berkunjung ke Maple villa?"

Ernest menunjukkan kunci dalam gengamannya. "Seperti yang kau katakan, dia tak akan kembali meski aku menjaga villanya. Aku akan kembali tinggal di sana. Pindahkan barangku dari villa utama kota A ke Maple villa secepatnya."

Zaccheo mengangguk lagi. "Bagaimana dengan nyonya besar?"

"Aku hanya akan berkunjung kali ini. Aku tak berniat tinggal bersama mereka."

Ernest melangkah menuju meja kerjanya. Tanganya dengan tulus menyentuh laptop berwarna pink yang tergeletak di atas meja kerjanya dari waktu ke waktu selama dua tahun. Dia menjaga semuanya. Semua hal milik Ellina dan berharap gadis itu kembali sewaktu-waktu. Tapi setelah dua tahun tak mendapatkan hasil, dia menyerah. Dia tak lagi mencari keberadaan Ellina dan memilih untuk melanjutkan semuanya bersama peretas barunya.

***

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height