Terjebak Pernikahan dengan CEO/C1 Kabur Dari Rumah
+ Add to Library
Terjebak Pernikahan dengan CEO/C1 Kabur Dari Rumah
+ Add to Library

C1 Kabur Dari Rumah

Dini hari, di kota Lyon Prancis, seorang wanita muda berusia dua puluh tiga tahun sedang mengemas semua barang-barangnya, lalu dimasukkan ke dalam koper. Setelah selesai, ia keluar dari dalam kamar sambil menarik kopernya yang terasa berat. Dengan langkah pelan, ia berjalan menuruni anak tangga.

Elyana terus berjalan menuju pintu keluar dengan mengendap-endap. Matanya penuh waspada menatap kiri dan kanan bagaikan seorang pencuri yang takut tertangkap oleh sang pemilik rumah. Di persimpangan jalan, sudah ada mobil hitam yang menunggunya dengan dua orang—pria dan wanita—di dalamnya.

"Elyana, ayo cepat masuk!" teriak Arani ketika melihat tubuh ramping tersorot oleh lampu jalan berwarna kuning keemasan itu berjalan mendekat sambil menarik koper berwarna merah muda.

Arani segera membuka pintu mobil untuk Elyana, lalu teman prianya membantu memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

"Apa kau sudah siap?" tanya Arani setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Ya, aku sudah siap. Kita bisa berangkat sekarang!" balas Elyana dengan pelan. Ia duduk sendiri di kursi belakang dan menyandarkan punggungnya di sana sambil memejamkan mata.

Ada keraguan yang terlintas di hatinya ketika memutuskan untuk kabur dari rumah demi menghindari perjodohan yang akan dilakukan oleh Yuan Louis—kakeknya—besok siang. Ia tidak punya pilihan lain selain pergi meninggalkan kota ini dan bersembunyi di tempat tinggal sahabatnya—Arani. Karena Elyana benar-benar tidak ingin menikah dengan pria pilihan kakeknya.

Terdengar Daniel berkata sambil mengendarai mobilnya, "Baiklah, kita berangkat sekarang. Setelah tiba di bandara, aku harus segera kembali ke rumah, tidak bisa menemani kalian lagi. Tidak apa, kan?"

"Baiklah, tidak masalah! Kami bisa menunggu jadwal penerbangan, berdua. Iya, kan, El?" tanya Arani sambil menoleh ke belakang. Terlihat Elyana menutup mata sambil melipat kedua tangan di depan.

"Hem, Iya!" Elyana menjawab tanpa membuka matanya. "Jika sudah sampai di Kota Paris, kami akan segera menghubungimu!"

Ya, tujuan mereka saat ini adalah kota Paris. Kota besar di negara Prancis, sekaligus tempat tinggal Arani saat ini.

Karena, sudah dua tahun ini Arani tinggal dan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran yang ada di pusat Kota Paris. Elyana berencana untuk tinggal di rumah sewaan Arani dan mencari pekerjaan juga di sana. Elyana harus mencari pekerjaan yang aman, yang tidak dapat ditemukan oleh orang suruhan Yuan Louis.

Tapi, pekerjaan apa yang tidak mudah ditemukan oleh orang hebat seperti Yuan Louis? Elyana harus memikirkannya dengan sangat matang.

***

Di pagi hari, seisi rumah dihebohkan dengan kemarahan Yuan Louis setelah mengetahui cucunya pergi dari rumah.

Semua orang berkumpul di ruang keluarga dan menerima perintah dari Yuan Louis, termasuk cucu pertamanya, Rosyana.

"Baik, aku akan mencari Elyana ke rumah teman-temannya! Tapi sekarang, Kakek harus tenang dulu, jangan terlaku emosi. Nanti tekanan darah Kakek naik lagi," ucap Rosyana menenangkan. Ia khawatir dengan kondisi kakeknya yang marah tanpa henti.

Pasalnya, semua orang di rumah ini sudah menerima amarah dari Yuan Louis—dari pagi hingga siang. Tentu, itu akan menguras tenaga dan pikiran pria tua itu.

"Rosyana! Dalam keadaan seperti ini, bisa-bisanya kau mendoakan aku darah tinggi. Apa kau ingin aku segera mati, lalu kau bisa mendapatkan setengah dari hartaku lagi?" tuduh Yuan Louis pada Rosyana, masih dengan emosi.

"Apa setengah dari harta peninggalan ayahmu yang aku berikan kemarin, masih tidak cukup untuk hidupmu?" ucapnya lagi, masih belum puas. "Itulah alasan, mengapa kali ini aku ingin menjodohkan Elyana dengan pria pilihanku. Aku tidak ingin Elyana memilih pria yang salah sepertimu. Hanya demi memenuhi syarat dariku, kau mendapatkan suami dengan asal. Dan akhirnya, kau pun bercerai, kan?"

Rosyana tidak berbicara lagi. Ia tahu, semua yang diucapkan oleh kakeknya itu benar. Dirinya menikah, hanya demi mendapatkan setengah bagian dari harta kekayaan peninggalan ayahnya. Dan sekarang, Rosyana sudah bercerai karena suaminya memiliki wanita idaman lain. Hatinya sangat sakit mengikat tentang hal itu.

Terdengar, Yuan Louis berkata pada semua orang, "Periksa kembali rekaman CCTV yang ada di luar. Ke mana arah perginya Elyana tadi malam?"

"Maaf, Tuan Besar! Dari hasil rekaman CCTV, Nona Kedua pergi menggunakan mobil hitam, dibantu dua orang pria dan wanita. Setelah kami cek nomor mobil tersebut, ternyata itu milik teman Nona Kedua," ucap Judis dengan yakin.

Sebagai asisten pribadi yang sudah mengabdikan dirinya lebih dari dua puluh tahu, Judis tahu betul apa yang harus dilakukannya. Tanpa menunggu perintah dari Yuan Louis. Ia sudah melihat rekaman CCTV dan mencari tahu orang yang membawa Elyana pergi. Bahkan ia sudah memberi perintah pada bawahannya untuk segera membawa orang itu kemari.

Benar saja, tidak lama, Daniel pun datang dibawa oleh dua orang pria yang berpakaian hitam dengan tubuh tinggi dan besar. Daniel dipaksa berlutut di hadapan Yuan Louis dan menjelaskan apa yang terjadi semalam.

"Ke mana kau membawa Elyana pergi?" tanya Yuan Louis dengan sorot mata berapi-api. Kemarahannya sudah memuncak hingga ke ubun-ubun.

Menghilangnya Elyana hari ini akan menghancurkan citranya sebagai orang nomor satu di kota ini. Karena sebelumnya, ia sudah mengumumkan pesta pertunangan Elyana dengan Dimitri Fandes—pengusaha kaya berusia empat puluh tiga tahun—berstatus duda beranak satu.

Jika sampai acara pertunangan itu tiba-tiba dibatalkan karena sang wanita kabur dari rumah ... mau disimpan di mana muka Yuan Lous?

Dimitri dan keluarganya pasti akan marah karena merasa telah dipermainkan oleh Yuan Louis.

Itu sangat memalukan!

Bukan hanya nama Yuan Louis saja yang akan malu, tapi juga seluruh anggota keluarga Louis.

"Cepat katakan!" Yuan Louis tidak sabar melihat Daniel terus bungkam. "Tadi malam ... ke mana kau membawa Elyana pergi? Jika kau masih tidak mau menjawab, aku akan melaporkan ini pada orang tuamu."

Yuan Louis berkata lagi, "Aku ingin tahu, apa reaksi mereka ketika mengetahui anak sulungnya menculik nona kedua keluarga kami? Apa mereka masih ada muka untuk bertahan tinggal di kota Lyon?"

Ancamannya kali ini benar-benar membuat Daniel ketakutan.

Daniel tahu tentang kehebatan dari keluarga Louis yang mampu menyingkirkan satu keluarga hingga menghilang tanpa jejak dari kota Lyon. Ia tidak ingin keluarganya lenyap dan menghilang seperti keluarga yang lain karena menyinggung Tuan Besar Yuan Louis.

Dengan merangkak sambil menyentuh kaki Yuan Louis, Daniel menjawab dengan terbata, "Ta-tadi malam, El-Elyana pergi ke bandara bersama deng-dengan Arani! Me-mereka pergi ke-ke ...."

"Ke mana perginya mereka?" teriak Yuan Louis sambil menghentakkan satu kakinya ke lantai.

"Mereka pergi ke kota Paris!" Akhirnya Daniel mengatakannya.

Walau sejak awal, ia sudah berjanji tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun, tapi saat ini, keluarganya dalam bahaya. Daniel tidak bisa terus diam demi menutupi rahasia Elyana hingga mengabaikan keselamatan keluarganya sendiri. Ia terpaksa memberitahu Yuan Louis demi keselamatan keluarganya.

"Apa? Kota Paris?" Yuan Loius terkejut mendengar jawaban dari Daniel.

"Untuk apa Elyana pergi ke sana?" tanyanya dengan penasaran.

"Saya tidak tahu tentang hal itu, Tuan!" Daniel mengiba. Takut jika Yuan Louis akan memberinya hukuman karena telah membantu Elyana kabur.

"Maafkan saya, Tuan! Saya akan memberitahu Anda alamat tempat tinggal Arani di Paris. Asalkan Anda membebaskan aku!" Daniel terus memohon. Berharap, Tuan Louis membebaskan dirinya.

"Judis!" panggil Yuan Louis dengan suara menggema. "Catat, di mana alamat rumah bocah itu. Segera kau pergi ke sana dan bawa Elyana pulang sebelum acara pertunangan itu dimulai!"

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height