Three weeks in love/C11 Surat kesepakatan
+ Add to Library
Three weeks in love/C11 Surat kesepakatan
+ Add to Library

C11 Surat kesepakatan

Franklyn hotel.

Alena tiba di lobby hotel. Berjalan angkuh menuju meja recepsionist. Untuk meminta kunci kamar Lucas pada staff yang sedang berjaga.

"Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu nona"- tanya recepsionist wanita itu pada Alena.

Alena tersenyum simpul. Menatap recepsionist itu dengan sombong.- "akhh ya.. Aku minta kunci kamar pemilik hotel ini"- kata Alena sombong. Tanpa berbasa-basi.

"Mohon maaf nona. Saya tidak bisa memberikan kunci kamar Mr. Franklyn ke sembarang orang. Karena Mr. Franklyn sendiri yang mengatakannya kepada semua staffnya"- jelas receptionist itu.

"Kau tidak tahu siapa aku. Aku kekasih tuan mu. Pemilik hotel ini"- kata Alena. Mengklaim Lucas kekasihnya.

Recepsionist itu menatap dan meneliti penampilam Alena dari atas sampai bawah.- "Maaf nona. Banyak di antara wanita-wanita yang datang ke hotel ini mengaku sebagai kekasih Mr. Franklyn"- aku Recepstionist sambil tersenyum ke arah Alena.

Sementara Alena. Tidak suka mendengar ucapan receptionist itu. Alena menatap sinis. Merucingkan matanya siap menerkam receptionist itu.

"Kau.. Tidak percaya. Kalau aku kekasih dari pemilik hotel ini. Aku akan melaporkan kalian pada Lucas. Dan meminta Lucas untuk memecat kalian"- sinis Alena. Menekan setiap ucapannya.

••••••••••

Collins Mansion

Matthew menatap figura photo. Terpampang jelas di sudut kamar miliknya.

Photo yang menampilkan istri dan putri kesayangannya Ashley. Matthew menatap photo itu lama. Mengusap-usap wajah Ashley di photo itu. "Maafkan Daddy princess. Daddy terpaksa berbohong pada mu. Agar kau tidak mengkhawitirkan Mommy mu yang terbaring lemah di rumah sakit. Dan Daddy juga menginginkan mu mengenal Lucas lebih dalam"- jelas Matthew seolah-olah berbicara pada Ashley di depannya.

Ya. Matthew sudah memikirkannya. Jauh sebelum Ashley lahir ke dunia ini. Matthew pernah berjanji pada sahabatnya. Ayah Lucas. Untuk menjodohkan Ashley dengan Lucas. Setelah mendapatkan hasil USG yang ia peroleh dari pihak rumah sakit.

Matthew gencar untuk menjodohlan Ashley dengan Lucas. Walaupun Matthew tahu. Lucas pria dominan yang sering bergonta-ganti pasangan.

"Tunggulah Daddy dan Mommy mu kembali. Setelah itu Daddy akan meresmikan hubungan kalian"-

Matthew berbalik arah. Sesudah ia puas memandang photo Ashley bersama istrinya.

Matthew mengemas beberapa pakaian yang akan ia bawa ke Italy. Sesudah semua Matthew masukan kedalam koper. Matthew bergegas pergi meninggalkan kamar pribadinya.

Di depan kamar pribadinya. Asisstennya sudah siap menunggu. Matthew memberikan koper itu pada asisstennya. Dan berpesan pada seluruh maidnya. Untuk tidak memberitahu Ashley prihal sebenarnya.

•••••••••••

Lucas menjatuhkan tubuh Ashley di sofa panjang miliknya. Tanpa melepas pagutan bibir mereka dan menaiki tubuhnya ke Ashley.

Ciuman Lucas merambat bagian Leher Ashley. Menyesap dan menjilat leher Ashley. Sesekali Lucas menggigit kecil leher Ashley. Memberikan sensai sensual pada Leher Ashley.

Ashley melenguh. Di saat Lucas mencumbu Lehernya. Suara sexy Ashley. Membuat naluri Lucas semakin bertambah. Membara dan menggila.

Kedua Tangan Lucas merobek pakaian yang Ashley kenakan. Secara kasar. Sampai kancingnya pun hilang entah kemana.

Menampakan nipple pink Ashley yang sempurna. Jelas terlihat di wajah Lucas. Siap untuk Lucas sesapi dan lucas pilin.

Lidah Lucas merambat turun dengan gerakan erotisnya. Sampai lidahnya bertemu ujung nipple pink Ashley.

Lucas menjilat ujung nipple pink Ashley. Sesekali Lucas menyesap nipple pinknya. Menyedotnya hingga penuh kedalam rongga mulut Lucas.

Sedangkan tangan Lucas memilin puting Ashley yang kosong. Meremas dada Ashley seperti sapi perah.

Tak cukup satu dada Ashley. Yang Lucas isap. Lucas berganti ke dada Ashley yang lainnya. Melakukan hal yang sama pada nipple pink Ashley.

Ashley melenguh panjang. Tak bisa menahan desahannya. Di saat Lucas menjilat. Menghisap. Meremas dadanya. Bergantian.

Setelah puas bermain-main di dada Ashley. Lucas menjilati setiap inci tubuh Ashley yang sempurna. Meliuk-liukan lidahnya secara sensual dan erotis.

Sampai wajah Lucas bertemu titik pusat Ashley. Lucas membuka lebar paha Ashley. Menatap pusat inti Ashley yang mulus. Tidak ada satu pun sehelai rambut yang berada di titik pusat Ashley.

Aroma mawar dari titik pusat Ashley. Menyerbak kedalam indra penciuman Lucas.

Lucas menjilati titik pusat Ashley. Bermain-main dengan lidahnya. Terkadang Lucas menggigit kecil lonceng di titik pusat Ashley.

Lidah Lucas sedikit masuk kedalam goa kenikmatan milik Ashley. Menjilatnya dan terkadang menyesap kasar goa Ashley

Lucas yang sedang bermain di dalam goa kenikmatan Ashley. Tak sadar. Kalau Ashley sudah berada di alam lain. Nafas yang tadinya tidak beraturan. Berubah menjadi teratur.

Dengkuran halus Ashley menyadarkan Lucas. Menghentikan Aktifitas Lidahnya di dalam goa Ashley.

"Ckk.. Sial.. Bisa-bisanya. Dia Tertidur di saat aku mencumbunya. Brengsekk"- kesal Lucas. Frustasi melihat Ashley tertidur lelap.

Lucas bangun dan duduk di samping Ashley yang terbaring di sofa. Menatap Ashley dan mengumpatinya.

"Sialan.. Kau benar-benar sialan sweety. Kau membuat ku harus berendam dengan air dingin lagi untuk meniduri adik ku. Arggghhhh.. Sialan"- Lucas mengusap wajahnya kasar. Menoleh sekilas ke arah Ashley.

Tak lama Lucas menggendong Ashley ala bridel style. Membawa Ashley ke kamar pribadinya.

Setelah sampai di dalam kamarnya. Lucas merebahkan Ashley dan mengambil salah satu kemejanya untuk Lucas pakaikan ke tubuh Ashley.

Lucas duduk di ranjang Ashley. Sesudah Lucas memakaikan kemeja miliknya ke tubuh Ashley.

Mengusap setiap inci Ashley. Menatapnya begitu lekat. "Kau tau. Baru kali ini seorang wanita tertidur pulas di saat aku mencumbunya. Dan itu adalah kau. Kau selalu bisa membuat ku terbang tinggi dan menjatuhkan ku begitu saja. Sebelum aku mencapai puncak tertinggi"- aku Lucas. Mengatakan semuanya pada Ashley yang tidak mungkin Ashley dengar.

"Ckk.. Dan bodohnya aku. Aku selalu terpancing oleh mu. good night sweety. Sweet dream" Lucas mengecup kening Ashley dan menarik selimut untu menutupi tubuh Ashley. Sebelum Lucas pergi meninggal Ashley di kamarnya.

••••••••••••

Lucas sudah berada di ruang kerjanya. Duduk bersandar di kursi kerjanya sambil menghela nafas panjang.

Menetralisir seluruh gairah pada dalam dirinya. "Heh.. Sial.. Sialll.. Sialll.. Arggghhh" Lucas begitu frustasi menghadapi dirinya. Yang tidak bisa mengontrol dirinya di depan Ashley. Padahal ia tahu Ashley tidak menggodanya. Tidak seperti wanita-wanita lain. Secara terang-terangan menggodanya.

Lucas mengusap wajahnya dengan kasar. Memikirkan sesuatu untuk kebaikan dirinya dan Ashley. Sampai Lucas menemukan titik terang untuk dirinya dan Ashley

Lucas mengambil telepon genggamnya. Menghubungi seseorang yang akan membantunya.

Dering pertama berbunyi tapi tidak di angkat. Oleh orang itu. Lucas berulang kali menelponnya tetap saja tidak di angkat.

"Sial. Kemana Frans. Tidak biasanya. Dia tidak mengangkat telepon ku"- kata Lucas. Lucas kembali mendial panggilannya beberapa puluh kali. Sampai Frans pun mengangkat telepon nya.

"Ada apa kau menelepon ku"- kata Frans. Yang telah tersambung panggilanya.

"Siall. Kenapa susah sekali menghubungi mu hah. Kau dimana? Aku perlu bantuan mu sekarang. Bisakah kau ke penthouse ku sekarang"- bertubi-tubi Lucas menanyakan ke beradaan Frans tanpa banyak berbasa-basi.

Di sebrang sana. Frans menghela nafasnya.- "kau tau, aku berada di mana jam segini Luke. Apa yang bisa ku bantu. Apa kau memerlukan seorang jalang malam ini. Sampai kau menyuruh ku ke penthouse mu"- selidik Frans. Tak biasanya Lucas meneleponnya tengah malam.

"Sialan.. Aku tidak memerlukan jalang di club mu. Yang ku perlukan kau datang kesini. Sekarang juga. Jika dalam 30 menit kau tidak berada di penthouse ku. Akan ku bakar club malam mu hingga tak tersisa sedikit pun"- ancam Lucas. Dan mematikan teleponny secara sepihak.

Frans geram terhadap Lucas sahabatnya. Yang selalu semena-mena terhadapnya. Di tambah ancaman Lucas yang ingin membakar club malamnya. Membuat Frans semakin kesal.

"Sial.. Selalu saja begitu. Mau seenaknya sendiri. Kalau bukan sahabat ku. Sudah ku patahkan lehernya"- geram Frans. Beranjak bangun dari ranjangnya.

Pergerakan Frans membangunkan seorang wanita yang sedang tertidur di ranjannya.

"Frans. Kau mau kemana"- kata wanita itu. Melihat Frans yang sudah bangun dari ranjangnya.

"Bukan urusan mu"- kata Frans dingin sambil memungut bajunya yang berserakan di lantai.

Frans pun meninggalkan wanita jalang itu. Dan pergi dari clubnya untuk menemui Lucas.

••••••••••

Di sepanjang perjalanan Frans mengumpati Lucas. Mengata-ngatai Lucas dengan caciannya. "Lucas sialan. Brengsek. Bisa-bisanya tengah malam mengganggu ku. Sialan. Awass saja. Kalau dia menyampaikan sesuatu yang tidak penting. Akan ku patahkan juniornya"-

Tak lama mobil yang di bawa Frans memasuki area parkiran penthouse Lucas. Frans memakirkan mobilnya tepat di sebelah mobil Lucas.

Frans keluar dari dalam mobilnya dan berjalan menuju lift khusus yang akan mengantarkan Frans ke penthouse Lucas.

Setelah berada di dalam lift. Frans menekan nomer 45. Letak penthouse Lucas berada.

Lift yang membawa Frans melaju cepat. Tak sampai 5 menit. Frans sudah berada di depan pintu penthouse milik Lucas.

Frans pun mengeluarkan card dan memencet digit angkat sandi untuk masuk kedalam penthouse Lucas.

Baru beberapa langkah Frans masuk ke dalam penthouse Lucas. Frans melihat pakaian di lantai.

"Ckk.. Sialan. Apa Lucas sengaja menyuruh ku datang kesini untuk melihatnya yang sedang memasuki goa. Brengsekk"- umpat Frans dengan pikiran negativenya. Memaki Lucas untuk ke sekian kalinya.

Frans tak mau mengambil pusing terlalu lama. Ia pun duduk di sofa panjang milik Lucas. Dan mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan ke Lucas.

"Cepatlah. Aku tidak mau menunggu mu terlalu lama"-

Setelah memastikan isi pesannya terkirim. Tak lama Lucas keluar dari ruang kerjanya. Menghampiri Frans dan duduk di sebelah Frans.

" Wah.. Aku tidak mengira kau datang lebih cepat. Dude"- kata Lucas. Tersenyum tanpa dosa.

"Kalau kau tidak mengancam untuk membakar club malam ku. Aku tidak akan datang ke penthouse mu sialan. Cepat apa yang ingin kau sampaikan"- timpal Frans.

Lucas menghela nafasnya sambi memijit pangkal hidungnya. "Apa kau bisa membuat surat ke sepakatan"-

"Maksud mu"- tanya Frans tidak mengerti dengan ucapan Lucas.

Lucas pun menceritakan semuanya pada Frans. Di mulai. Dari Matthew yang memintanya menjaga Ashley. Sampai pertemuannya dengan Ashley. Dan berakhir di penthouse ini bersama Ashley.

Lucas menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewati sedikit pun.

"Ckk.. Jadi kau ingin. Aku membuat surat ke sepakatan untuk kalian berdua"- kata Frans di iringi suara kekehannya. Frans tidak menyangka sahabatnya ini bisa terjerat oleh seorang gadis.

"Hmm.. Seperti itulah, aku ingin kau membuatnya malam ini. Dan besok pagi. Surat itu sudah kau kirimkan pada ku"-

"Sialan.. Jadi karena ini kau mengundang ku kemari. Brengsek. Kau benar-benar mengganggu aktifitas ku Luke. Dan sekarang kau menyuruh ku untuk membuatnya malam ini. Arggghhh.. Kau memang sahabat paling sialan. Luke. Benar-benar sialan. Ya tuhan kenapa aku mempunyai teman yang tidak waras sama sekali"- ucap Frans Frustasi. Mendengar ke permintaan Lucas yang tidak masuk akal olehnya.

"Ayolah.. Frans hanya kau yang bisa membantu ku. Kau tau peter sangat sulit di hubungi. Bahkan beberapa hari ini aku tidak melihat ke beradaannya"- jawab Lucas memasang wajah melasnya.

Frans menghela nafas. Tak sanggup untuk menolak permintaan Lucas. Karena Frans tahu. Jika ia menolak ke inginan sahabatnya yang satu ini. Lucas akan terus menerornya sampai permintaanya terpenuhi.

"Apa boleh buat. Kalau aku menolak. Kau akan terus meneror ku. Tanpa henti. Jadi ku putuskan. Untuk membantu mu, aku akan membuat isi surat itu di ruang kerja mu. Karena aku tidak mau. Kau meneror ku di saat aku bersama wanita ku. Seperti 2 jam yang lalu"-

Lucas tersenyum. Setelah Frans mau membantunya. Ia pun memeluk Frans dan mengecup pipi Frans sekilas

"Terima kasih sayang, kau benar-benar yang terbaik. I love you"-

Frans risih terhadap sikap Lucas yang mengecup pipinya. Di tambah dengan perkataan Lucas yang menjijikan. "Brengsekkk.. Sikap mu seperti itu membuat ku jijik Luke. Aku masih menyukai goa. Jangan mengecup ku seperti itu sialan"- ucap Frans sambil menghapus jejak bibir Lucas di pipinya.

Lucas tertawa terpingkal-pingkal melihat Frans menghapus kecupannnya.

Report
Share
Comments
|
New chapter is coming soon
+ Add to Library

Write a Review

Write a Review
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height