C6 Lestat II

Kim masih terduduk diatas ranjang dengan sudut bubir yang terlihat membiru, gadis itu hanya berbalutkan gaum tidur tipis yang menutupi kulit mulusnya. Meski perutnya sedari tadi berteriak untuk segera diisi, namun Kim tak pernah sedikitpun menyentuh makanan pemberian Travis. Untuk kekamar mandipun Kim harus didampingi oleh Travis, pria itu benar-benar sudah gila, Kim tidak dapat membayangkan bagaimana sosok yang menjadi dalang dari ini semua.

Cekle...

Kim melihat pintu ruangannya terbuka, jantungnya terasa berdegub dengan kencang. Ia meremaa sprei berwarna putih yang ia duduki, seseorang yang mengenakan setelan serba hitam itu berdiri diambang pintu. Bukan Travis yang biasanya keluar-masuk ruangannya, tapi sosok itu terlihat lebih tenang dan lebih banyak diam.

Ingin sekali Kim menerobos keluar dari pintu itu dan kabur dari sang penculik, namum apalah daya setelah menyadari sebelah kakinya masih dalam keadaan terborgol.

Lestat...

Seperti mengerti isi pikiran Kim yang melirik kearah pintu dibelakangnya pria itu menutup pintu dengan keras, membuat tubuh kurus yang terduduk diranjang itu terkejut mendengarnya.

Kim melihat pria itu melangkah kearahnya, dengan pelan namun pasti. Mengenakan weater hitam dan celana jeans berwarna senada, bibir tipis milik pria itu terlihat menghitam ditambah lingkaran kedua matanyapun menghitam makin memberi kesan ngeri jika melihatnya langsung.

Namun hidung mancung dan kedua mata kehijauan yang dimilikinya membuktikan ketampanannya yang tidak dapat ia sembunyikan meski ngeri sekalipun, ditambah dengan potongan rambut pendek yang tak beraturan tersebut.

Pandangannya hanya tertuju pada Kim, membuat gadis itu bergidik ngeri dan sontak memundurkan tubuhnya sedikit. Alis mata tebal itu terangkat sebelah, melihat reaksi Kim terhadapnya.

Lestat menyunggingkan senyumnya, benar saja. Gadis itu takut padanya, dan memang sudah seharusnya seperti itu, Lestat mendengus.

"Apa maumu?" Desis Kim dengan tajam berusaha setegar mungkin dihadapan sang penculik meski jemarinya bergetar saat ini.

Jadi dia yang bernama Lestat, apakah ia adalah pembunuh berantai itu?

Nafas Kim seperti tercekat, jika memang benar pria tampan dihadapannya ini adalah pembunuh berantai yang sedang dicari polisi maka tamatlah riwayatnya.

Kim masih menatap kearah Lestat yang berdiri menjulang disampingnya, pria itu sama sekali tak bergerak. Tak juga mengeluarkan sepatah kata guna menjawab pertanyaannya tadi, Kim sungguh was-was. Takut terjadi sesuatu yang dapat menyakiti tubuhnya, bisa saja pria itu tiba-tiba menyiksanya atau reflek memukulnya seperti yang dilakukan Travis tempo hari.

Tapi sepertinya pria dihadapannya ini lebih tenang, dan mungkin saja lebih gila karena hanya diam melihatnya sedari tadi.

"Kau yang bernama Kimberly?" Tanya Lestat setenang mungkin, suara besar yang menggema diruangan besar itu makin membuat bulu kuduk Kim bergidik ngeri. Kim hanya mengangguk dalam diam.

"Kalau begitu kau pasti mengenal Frank" ujarnya dengan suara serak tapi entah mengapa terdengar sangat seksi ditelinga Kim.

"Ya, dia kekasihku." Balas Kim.

Lestat mendengus kesal, ia mengalihkan pandangannya dan memutar tubuhnya membelakangi Kim. Melihat pergerakan Lestat yang secara tiba-tiba itu, Kim begitu sangat takut. Seakan-akan pria itu akan menerkam dirinya dan menelannya mentah-mentah. Lestat berbalik, menatap Kim lagi..

Tubuh kurus itu terlihat sangat memprihatinkan dengan pakaian yang tidak layak untuk dikenakan lagi, rambut hitam legamnya berhamburan dan sebagian menutupi wajahnya, namun melihat hal tersebut malah membuat lengkungan tipis dibibir Lestat.

Girl like you makes me want to hurt you deeply...