Cinta Cinthya/C10 Telah Dijebak
+ Add to Library
Cinta Cinthya/C10 Telah Dijebak
+ Add to Library

C10 Telah Dijebak

Dia ternyata dapat bicara bahasa Burundi.

Jika sebelumnya dia masih ragu apakah Cinthya adalah wanita dari malam itu, kini dia sudah dapat memastikannya!

"Sekretaris Wellis?" Bawahannya tidak mengerti apa yang membuatnya tiba-tiba berhenti, lalu dia mengingatkannya, "Rapat akan segera dimulai."

Bianca menyerahkan berkas di tangannya lalu berkata, "Kamu serahkan berkas ini pada Presdir Chandra. Aku akan menyusul."

"Besok kamu bisa datang kembali." Meski Cinthya tidak memiliki pengalaman kerja, tetapi dia bisa bahasa Burundi saja sudah cukup karena orang yang bisa bicara bahasa negara itu terlalu sedikit.

Cinthya berdiri lalu sedikit membungkuk dan berkata, "Terima kasih."

Dia keluar dari ruang wawancara dengan riang. Sementara setelah dia keluar, di belakangnya Bianca melangkah masuk.

"Wanita barusan tidak sesuai dengan standart kerja. Dia tidak diterima."

"Meski dia tidak punya pengalaman kerja tetapi dia bisa..."

"Apa kalian tidak mengerti ucapanku?" Ucap Bianca dengan suara tegas.

Siapa yang berani menyinggung Bianca Wellis? Sekarang dia adalah sekretaris dari Jackson terlebih lagi dia juga kekasih dari Jackson. Kemungkinan besar kelak dia akan menjadi Nyonya Muda Keluarga Chandra.

Meski pewawancara merasa agak menyayangkan keputusan ini tetapi dia hanya dapat mematuhinya.

"Baiklah."

Cinthya keluar dari gedung dengan riang dan dia merasa hidupnya memiliki harapan baru.

Kehidupannya perlahan tapi pasti telah masuk ke jalur yang lebih baik.

Dia memanggil taxi di pinggir jalan lalu menuju ke rumah Keluarga Kurniawan.

Taxi dengan cepat tiba di depan Villa Keluarga Kurniawan. Lalu dia membayar kemudian turun dari taxi.

Dia melangkah dengan tenang dan pelan ke dalam rumah.

Di dalam ruang tamu, tampak Rina Minar yang sedang mengenakan pakaian tidur berenda duduk di sofa dengan gaya seksi dan menggoda.

Saat melihat Cinthya dia mengangkat alisnya yang rapi, "Wah... Kamu si Cinthya itu kan."

Pandangan mata Cinthya terpaku pada pergelangan tangan Rina, dia mengenakan gelang giok. Dahi Cinthya berkerut karena saat kecil dia pernah melihat gelang itu di dalam kotak perhiasan ibunya. Kata ibunya gelang giok itu adalah pemberian neneknya.

Sekarang malah berada di tangan Rina.

Cinthya menahan emosi yang bergolak dalam hatinya, "Aku kemari untuk mencari Ardi Kurniawan."

Rina memamerkan kukunya yang terawat indah. Dia bicara tanpa memandang Cinthya, "Bagaimana rasanya menikah dengan orang cacat? Pasti menderita ya."

"Kamu tidak perlu khawatir mengenai hal itu." Jawab Cinthya dengan tenang, lalu dia bertanya sekali lagi, "Apa Ardi berada di rumah?"

Rina mengangkat pandangannya lalu memperhatikan Cinthya dengan seksama, "Rupamu seperti terong, orang dari Keluarga Chandra pasti tidak tertarik padamu."

Cinthya tertawa dingin. Dalam moment ini dia merasa berterima kasih pada Jackson yang berpura-pura cacat dan memberikannya kesempatan untuk kembali.

Jika dia tahu Jackson tidak cacat, apakah dia tidak akan menyesal karena gagal menikahkan putrinya?

Sebagai seorang pria Jackson Chandra memang tampan dan memiliki kemampuan serta kaya raya.

Dia adalah pasangan impian bagi banyak wanita.

Jika Ardi tidak berada di rumah dia tidak ingin menghabiskan waktu untuk bicara dengan Rina.

Saat dia hendak pergi, sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Cinthya mengenalinya karena mobil itu milik Ardi.

Supir segera membukakan pintu lalu Ardi turun dari mobil. Dan dia melihat Cinthya yang berdiri di dekat gerbang. Wajah Ardi muram ketika teringat tujuan kedatangan Cinthya untuk mengambil kembali mas kawin milik Lenny. Sebelum dia bicara, Ardi bicara terlebih dulu, "Jika kamu ingin harta milik Ibumu kembali maka kamu harus membantuku."

Cinthya mengerutkan dahinya, "Kamu bilang akan mengembalikan harta milik Ibuku jika aku menjadi menantu Keluarga Chandra!"

Ardi mendengus dingin, "Kenapa aku ingin kamu masuk dalam Keluarga Chandra? Karena hal itu akan memberi bantuan bagi bisnis Keluarga Kurniawan!"

Seluruh tubuh Cinthya bergetar, "Bagaimana mungkin kamu tidak menepati janjimu, pria... macam apa kamu?!"

"Kamu memang anak kurang ajar!" Raut wajah Ardi sangat buruk, "Aku adalah Ayahmu! Apa begini caramu bicara dengan Ayahmu sendiri?"

Cinthya merasa dingin, tubuhnya dingin tetapi hatinya jauh lebih terasa dingin!

Ardi tidak menepati janjinya!

"Jika kamu ingin harta Ibumu, maka beritahu pada Jackson agar dia menyerahkan hak pengembangan di Teluk Banyu Biru. Setelah itu aku akan mengembalikan harta Ibumu." Selesai bicara Ardi melangkah masuk ke dalam, tetapi setelah berjalan beberapa langkah dia berhenti lalu berkata, "Tanah di Teluk itu sangat berarti untukku. Asal kamu dapat meyakinkan Jackson agar memberikannya padaku, maka aku akan langsung mengembalikan seluruh harta benda milik Ibumu termasuk dengan piano yang dibelikannya untuk hadiah ulang tahunmu."

Cinthya tidak menyangka jika Ardi begitu tidak tahu malu!

Sikapnya yang tidak menepati janji membuat Cinthya sulit untuk percaya padanya lagi.

Jika dia ingin mengambil kembali harta milik ibunya mungkin dia harus mencari cara lain.

Cinthya memincingkan matanya sambil berpikir kalau tanah yang diinginkan Ardi berada di tangan Jackson...

Jika dia ingin menguasai kelemahan Ardi maka dia harus memanfaatkan "suami barunya".

Tetapi bagaimana caranya?

Meski meraka berdua adalah pasangan suami istri tetapi meraka tidak ada bedanya dengan orang asing.

Sampai di rumah Cinthya masih belum menemukan solusinya lalu dia menerima telepon jika dia tidak lolos wawancara.

"Bukankah tadi Anda berkata jika aku besok sudah bisa mulai bekerja?" Cinhtya merasa kalut.

"Maakan kami tetapi Anda tidak diterima karena Anda tidak cocok dengan persyaratan kami." Selesai bicara orang itu langsung menutup teleponnya.

Cinthya menatap ponselnya dengan tertegun untuk waktu yang lama.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height