Cinta Cinthya/C9 Melamar Sebagai Penerjemah
+ Add to Library
Cinta Cinthya/C9 Melamar Sebagai Penerjemah
+ Add to Library

C9 Melamar Sebagai Penerjemah

"Kamu ingin aku memberi jawaban apa kepadamu?" Dia tidak memiliki jawaban atas ucapan Bianca.

Apa dia harus berkata : "Maaf, aku tidak seharusnya memiliki perjodohan dengan Jackson lalu membuat kalian berpisah?"

Ucapan yang munafik sekali.

Lagipula perjodohannya diatur oleh ibu mereka. Apa yang dapat dia lakukan?

Jackson menatapnya sambil memincingkan mata lalu dia melangkah maju dengan tenang. Memberikan tekanan dominan yang membuat Cinthya mundur tanpa sadar dan berkata, "Apa aku sudah membuatmu marah?"

Bianca menarik lengannya, "Jack, jangan marah. Aku yang salah karena tidak seharusnya aku bicara seperti itu padanya. Dia baru menikah denganmu. Aku tidak seharusnya kemari jadi aku pulang dulu."

"Orang yang seharusnya pergi dari sini bukan kamu." Jackson balik menggandeng tangannya lalu naik ke lantai atas.

Bianca merasa sangat senang. Meski Jackson berpacaran dengannya tetapi selama ini mereka tidak pernah melakukan hubungan intim.

Hari ini sikap Jackson membuat Bianca sangat gembira.

Apalagi malam itu wanita yang tidur dengan Jackson bukan dirinya. Hanya dengan melakukan hubungan intim yang sesungguhnya, Bianca baru dapat memiliki hati Jackson seutuhnya.

Cinthya tidak melihat ke atas dan dia hanya berbalik ke arah kamar dalam diam.

Bianca menoleh lalu melihat punggung Cinthya yang masuk ke dalam kamar. Tubuh yang kurus dan ramping. Bianca tersentak karena punggung Cinthya sangat mirip dengan punggung wanita itu.

Malam itu dia menahan rasa cemburu dan mencari seorang perawan untuk diberikan pada Jackson. Tetapi dia tidak sanggup melihat siapa wanita yang menghabiskan malam bergairah itu dengan Jackson.

Hanya saja ketika wanita itu meninggalkan hotel, dia sempat melihat bayang-bayang punggung seorang wanita kurus.

Pantas saja dia merasa aneh, karena setiap bertemu dengan Cinthya dia seolah memiliki rasa familiar.

Ternyata rasa familiarnya memiliki alasan.

Saat berpikir kalau wanita di malam itu adalah Cinthya, membuat perasaan Bianca sangat kacau.

Dia tidak boleh membiarkan Cinthya tetap berada di sisi Jackson.

Jika dia berhubungan dekat dengan Jackson, khawatir akan membuat Jackson curiga.

Bagaimanapun juga Cinthya adalah wanita yang pernah berhubungan intim dengannya.

Setelah masuk ke dalam kamar. Bianca tidak lagi perduli dengan sopan santun. Dia segera memeluk pinggang ramping Jackson lalu kepalanya bersandar dalam pelukannya. Dan dengan suara manja dia berkata, "Jack, ijinkan aku menjadi wanitamu sekali lagi."

Selesai bicara Bianca mendekati bibir Jackson. Tindakan agresif Bianca malah membuat raut wajah Jackson agak aneh, karena dia tidak bereaksi impulsif selayaknya pria normal.

Kecuali malam itu Jackson sama sekali tidak bernafsu pada Bianca!

Tepat ketika Bianca hendak menempelkan bibirnya, Jackson menoleh ke samping dan Bianca gagal mencium bibir pria itu.

"Malam sudah larut. Cepat tidur." Jackson menarik kerahnya yang tidak terkancing rapat. Hatinya merasa gerah.

Dia sendiri tidak paham apa yang membuatnya gerah. Apa karena dia tidak memiliki reaksi impulsif seperti lelaki normal pada Bianca maka dia merasa dirinya sendiri tidak normal.

Sepasang tangan Bianca terkepal erat dan wajahnya tampak sedih, "Jack, apa kamu tidak menyukaiku..."

"Jangan berpikir yang bukan-bukan." Suara Jackson terdengar rendah. Lalu dia merangkul pundak Bianca, "Malam ini kamu bisa tidur di sini."

Bianca adalah seorang wanita. Dia sangat paham apa artinya jika seorang pria tidak bernafsu padanya.

Dia berbaring di ranjang dengan patuh. Matanya memerah, air mata tampak muncul di matanya tetapi tidak juga mengalir.

Sangat jelas dia tampak menderita tetapi dia dapat menahan dirinya.

Hati Jackson tersentuh dan teringat saat malam itu, entah Jackson menyiksanya seperti apa tetapi wanita itu tidak bersuara dan menahan semua siksaannya.

Dia berubah lembut lalu memakaikannya selimut sambil duduk di pinggir ranjang, "Jangan berpikir yang bukan-bukan. Setelah kita menikah aku pasti akan membahagiakanmu."

Bianca mengangguk. Dia telah berada di samping Jackson dalam waktu lama dan sangat memahami sifatnya. Meskipun dia tidak mencintai Bianca tetapi atas dasar tanggung jawab maka dia pasti tidak akan meninggalkannnya.

Jackson melepaskan jasnya lalu keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah. Kemudian dia melempar jasnya ke atas sofa kemudian duduk di sofa. Dia menaruh kakinya yang panjang di atas meja teh dengan kepala yang bersandar pada sandaran sofa. Tampak sangat kelelahan.

Pagi harinya.

Selesai mandi dan ganti baju Cinthya keluar dari kamar. Di ruang makan sudah tampak Jackson yang sedang duduk di meja makan sambil menonton berita ekonomi. Bianca tampak sangat memahami dirinya karena dia telah membuatkan kopi hitam pekat untuk Jackson.

Bibi Siti sudah selesai menyiapkan sarapan. Cinthya ingin mengurangi keberadaannya di ruangan itu, jadi dia sengaja duduk di ujung meja makan yang jauh dari mereka. Dan memakan buburnya sambil menunduk.

Bibi Siti menyajikan telur goreng lalu melihat tampang Cinthya yang menurutnya seperti pengecut. Dahinya berkerut sambil berpikir jika dia adalah istri dari Tuan Muda tetapi kenapa sikapnya di depan wanita lain sangat menyedihkan?

Bibi Siti sengaja bicara dengan keras, "Nyonya, Anda seharusnya duduk di samping Tuan Muda."

Erm?

Cinthya mengangkat kepalanya.

Jackson meletakkan laporan keuangan di tangannya.

Saat mata mereka bertatapan keduanya tertegun. Cinthya merinding saat teringat akan tatapan dingin pria itu semalam.

Ibu Jackson meninggal saat dia masih kecil dan sejak saat itu Bibi Siti yang merawatnya.

Jackson sangat menghormati orang tua yang merawatnya ini.

Jadi Bibi Siti selalu bicara dengan nada biasa pada Jackson.

Tentang pernikahan mereka, sebenarnya hanya saling memanfaatkan. Cinthya merasa tidak seharusnya mengganggu kehidupan pribadi Jackson jadi setelah selesai memakan buburnya dia tersenyum sambil berkata, "Aku sudah selesai makan. Kalian santai saja."

Sejak kejadian semalam Cinthya tahu jika Jackson sangat perhatian pada Bianca jadi sebaiknya dia bersikap lebih pengertian.

Lalu dia berjalan dengan cepat sekali seolah ada monster yang sedang mengejarnya.

Jackson memincingkan mata saat melihat bayang-bayang tubuh Cinthya yang menghilang dengan cepat.

Bianca menahan perasaannya lalu bicara dengan suara rendah, "Mungkin karena ada aku jadi dia merasa tidak leluasa. Kelak..."

Jackson menuangkan segelas susu untuk Bianca, "Sebulan lagi dia akan pergi dari sini."

Bianca memandang ke bawah sambil berpikir, sebulan terlalu lama baginya.

Cinthya kembali ke kamar lalu membuka ponselnya dan dia melihat ada balasan untuk lamaran pekerjaannya.

Dia menerima sebuah undangan wawancara kerja. Setelah Jackson dan Bianca pergi, Cinthya segera keluar dari villa dan memesan taxi.

Wonder Grup terletak di sebuah gedung pencakar langit yang tinggi sekali. Gedung itu tampak megah dan perkasa!

Cinthya berdiri di depan gedung pencakar langit tersebut lalu dia menarik napas dalam kemudian melangkah masuk.

Dia tidak lulus kuliah jadi tidak mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan ini. Dia ingin lamaran pekerjaannya dapat diterima.

Banyak orang berdiri di depan ruang wawancara. Semuanya mengenakan pakaian formal dan rapi serta membawa CV pribadi mereka. Tampaknya mereka telah mempersiapkan diri untuk wawancara hari ini. Sementara Cinthya hanya mengenakan kaos putih dan celana panjang jins, tampak tidak sesuai dengan keadaan di sana.

Dia tidak seperti orang yang datang untuk wawancara.

Dia berusaha mengabaikan pandangan aneh dari calon pekerja lainnya, lalu duduk di sudut dengan tenang sambil menunggu gilirannya.

Kurang lebih satu jam kemudian baru giliran Cinthya dipanggil untuk wawancara.

Cuci piring dan mengantar koran tidak dapat disebut sebagai pengalaman kerja. Dia juga tidak berpendidikan tinggi jadi dia tidak menyiapkan CV.

Pewawancara mengerutkan dahi melihat pengalaman kerjanya yang kosong, "Bagaimana kamu bisa bicara bahasa Burundi?"

Apalagi bahasa ini bukan bahasa mayoritas.

Lamaran pekerjaan ini sudah lama dikeluarkan tetapi tidak ada orang yang melamar untuk pekerjaan ini.

Cinthya teringat akan masa lalunya kemudian dia mengepalkan tangan sambil berkata, "Saya pernah tinggal di sana. Agar dapat berkomunikasi dengan masyarakat lokal, saya sengaja mempelajari bahasa dan tulisannya..."

Suara ini...

Bianca sedang membawa berkas di tangannya dan melewati area wawancara. Saat mendengar suara yang familiar dia mengintip ke dalam ruang wawancara. Tubuhnya kaku dan tegang setelah melihat Cinthya berada di dalam ruangan itu.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height