WARM WEDDING/C10 Ayah Yang Gagal
+ Add to Library
WARM WEDDING/C10 Ayah Yang Gagal
+ Add to Library

C10 Ayah Yang Gagal

Sebulan setelah Ainayya pergi dari rumah Cannor. Pevina dan Leonal semakin bebas. Mereka bahkan melakukan hubungan badan selayaknya suami istri.

Sejujurnya sejak 1 tahun yang lalu, Vina memang sudah memberikan kesuciannya pada Leonal. Ajaran sang ibu yang mengatakan bahwa pria bisa di dapatkan dengan menggunakan tubuh memang membuat Vina berhasil merayu Leonal.

Dan puncak dari hubungan itu membuahkan hasil. Vina yang sengaja meminta Leonal tidak menggunakan pengaman ketika hubungan mereka telah di resmikan kini sedang mengandung anak lelaki itu.

"Ibu, Ayah. Aku hamil."

Seketika ruang makan menjadi hening. Javior dan Lia menatap putri mereka, tapi bukan tatapan marah atau bahkan kecewa. Melainkan tatapan bangga karena putri mereka berhasil membuat Leonal menjadi menantu keluarga Cannor.

"Benarkah? Sudah berapa bulan, Nak? " tanya Lia antusias.

"Aku belum tahu, ibu. Aku baru memeriksanya tadi pagi dengan test pack yang aku beli kemarin."

Sama halnya dengan kedua orangtuanya, Vina tidak merasa malu atau bersalah karena sudah hamil di luar nikah. Mungkin benar, buah tidak pernah jatuh jauh dari pohonnya.

"Kalau begitu sekarang panggil Leonal dan keluarganya. Katakan padanya bahwa kalian harus segera menikah."

Javior tidak akan pernah membiarkan kesempatan untuk menjadi besan keluarga Moxa. Keluarga terkaya setelah keluarga Dominic pergi begitu saja.

Contoh ayah yang tidak baik sudah tercermin di wajah Javior. Seharusnya memberikan banyak nasehat dan nilai-nilai agama pada putrinya. Javior malah memberikan contoh tidak baik.

Dan itu terlihat ketika dengan mudahnya dia membawa Lia, sang wanita simpanan ke rumahnya membuat istri sahnya menderita akibat perselingkuhannya.

Javior juga tidak pernah berfikir bahwa suatu hari nanti semua yang dia miliki akan di ambil oleh Allah SWT, sang maha pencipta yang mengendalikan langit dan bumi, yang mengatur rezeki dan maut.

Dan yang menjadi hakim di akhirat kelak. Pevina yang mendengar perkataan ayahnya menjadi bahagia.

Tanpa melanjutkan sarapan paginya, dia langsung menghubungi Leonal. Sama halnya dengan Javior dan Lia. Keluarga Moxa juga tidak malu. Mereka bahkan sangat bahagia dan antusias.

^^^

Tepat jam menunjukan pukul 10 siang. Leonal dan keluarganya tiba di kediaman Cannor.

Leonal yang sejak awal memang mencintai Vina sangat bahagia karena akhirnya bisa menikah dengan wanita idamannya.

Alasannya mengajak Nayya menjalin hubungan hanya untuk mencari tahu apa kegiatan Vina.

Lionel juga memanfaatkan kebaikan Nayya dengan memintanya menemani melakukan olahraga agar tubuhnya bisa bagus seperti tipe pria idaman Vina.

Sangat tidak adil memang, menjadikan wanita setulus Nayya sebagai batu pijakan.

Tapi Leonal sama sekali tidak merasa keberatan. Dia juga tidak memutuskan Nayya ketika sudah berhasil memiliki Vina karena sifat ego prianya.

Lionel bangga jika ada wanita secantik Nayya menjadi kekasihnya, meskipun Nayya tidak pernah bersedia dia sentuh. Sebagaimana Vina yang menyerahkan tubuhnya sendiri padanya, karena itu juga dia semakin menyukai Vina.

"Tolong maafkan aku, Ayah, Ibu! Aku tidak bermaksud membuat Vina hamil di luar nikah. Hanya saja, aku melakukannya karena aku tidak ingin melihatnya menjadi milik orang lain," ucap Leonal seperti pria baik-baik .

Alasan klasik memang dan kebanyakan pria melakukan itu pada kekasihnya. Tapi, jika memang dia benar-benar mencintai wanitanya, seharusnya dia menjaganya. Bukan merusaknya. Apalagi membuat bayi tidak berdosa lahir dari hubungan terlarang itu.

Javior tertawa bahagia, puas karena calon menantunya sangat baik.

Mungkin tipe baik setiap orang itu berbeda, seperti itu juga yang terjadi pada Javior.

Di matanya, Leonal yang sudah merusak putrinya adalah pria baik. Benar-benar ayah yang gagal.

"Tidak masalah, Nak! Lagi pula, itu hal yang wajar karena kalian saling mencintai. Yang terpenting kau bersedia bertanggung jawab. Menjadi suami dan ayah yang baik untuk putri kesayanganku dan cucu-cucu ku, maka aku bisa lega ketika memberikannya padamu."

Sayang sekali, kata-kata itu tidak pernah dia ucapkan pada Bara ketika putrinya di nikahi oleh pria yang sama sekali tidak dia kenal.

Miris memang, Nayya juga darah dagingnya. Tapi perlakukannya pada Vina dan Nayya seperti langit dan bumi.

Satu dia angkat setinggi-tingginya. Sedangkan yang satu lagi dia jatuhkan ketitik terdalam kekecewaan.

"Aku pasti akan menjaganya, Ayah! Dia sudah seperti matahari di hidupku, senyumnya secerah mentari dan aku tidak akan pernah tega membiarkannya menangis." Lionel berucap.

Terlalu percaya diri, Leonal lupa jika Allah SWT mampu menghancurkan rencana hambanya.

Bagi-Nya, itu hal mudah. Vina tersenyum malu. Dia yang duduk di antara ibu dan calon ibu mertuanya menundukan wajahnya. Terlihat seperti seorang gadis pemalu yang sedang di lamar oleh pria pujaannya.

"Aku sangat bahagia karena sebentar lagi calon menantu yang aku nanti-nanti akhirnya akan menjadi istri putraku dan ibu dari cucu-cucuku."

Erena Lowell Melisa, sang calon ibu mertua Vina tersenyum bahagia. Dia yang sudah lama menyukai Vina karena identitasnya sebagai putri dari keluarga kaya, sangat senang karena akhirnya bisa memiliki calon menantu secantik Vina.

"Ibu, jangan menggodaku seperti itu." Vina semakin malu saat mendengar ucapan Eren.

"Seperti seorang gadis pemalu dan seperti inilah menantu yang kuinginkan. Lembut serta bijaksana."

Eren semakin memuji Vina membuat Lia puas dengan ajaran yang dia berikan pada putrinya.

"Jadi kapan Vina dan Leonal menikah?" tanya Lia.

"Bagaimana jika bulan depan. Besok kita akan membayar stasiun televisi untuk memberikan kabar tentang rencana pernikahan Leonal dan Vina," ucap Eren.

Javior, Lia dan Vina menjadi sangat bahagia. Jika rencana pernikahan itu di umumkan, maka keluarga Cannor akan semakin terkenal.

Perusahaan juga akan berkembang pesat.

"Setuju! Bagaimana pun Vina adalah putri berharga kami dan Leonal pewaris keluarga Moxa. Jadi jika kita menyebarkan berita bahagia ini, maka keluarga kita akan semakin di pandang oleh masyarakat." Javior berucap dengan penuh percaya diri.

Kedua keluarga itu akhirnya sepakat. Mereka akan membayar stasiun televisi. Meminta stasiun itu menyiarkan langsung rencana pernikahan tersebut.

Lia dan Vina semakin bahagia. Rencana mereka membuat Nayya menangis ketika melihat pernikahan mewah itu sebentar lagi akan tercapai.

Sayangnya mereka tidak tahu bahwa berita itu akan membuat Vina diejek oleh banyak orang karena tidak malu melakukan hubungan terlarang dengan pria lain sebelum menikah.

"Kalau begitu, bisakah aku mengundang Nayya juga."

Tiba-tiba Vina berbicara membuat semua orang terdiam.

"Mengapa kau harus mengundangnya?" tanya Leonal tidak bahagia.

Rasa bersalah karena sudah menjadikan Nayya batu loncatan membuat Leonal menjadi sangat sensitif dengan nama itu.

Tapi bukan Vina namanya jika tidak bisa menggunakan kesempatan untuk membuat semua orang membenci Nayya.

"Sebagai kakak perempuannya, meskipun dia tidak mengakuiku. Tapi aku ingin berbagi kebahagian dan meminta maaf padanya karena sudah mengambil kakak Leonal darinya."

Vina memasang wajah menyesal saat berbicara seperti itu membuat Javior dan Leonal semakin membenci Nayya.

"Vina benar. Bagaimana pun sekarang dia sudah menikah dan kita harus tahu seperti apa keadaanya sekarang. Jujur, aku mulai rindu dengan Nayya. Meskipun dia sangat membenciku karena aku adalah istri kedua ayahnya."

Vina dan Lia sama-sama suka membuat drama. Mereka bahkan pantas di juluki ratu drama, tapi bukan untuk hal yang baik.

Drama mereka membuat orang yang tidak bersalah di benci oleh banyak orang. Javior sakit saat melihat wajah sedih istri dan putrinya. Dia bahkan semakin membenci Nayya, gadis tidak berdaya yang selalu dia jadikan tempat kemarahan.

"Kita bisa membicarakan hal itu nanti. Sekarang jangan bawa-bawa dia saat kita sedang membicarakan momen bahagia ini. Aku juga akan berusaha mencari tahu dimana suaminya tinggal dan memintanya datang di acara pernikahan Vina."

Tidak ingin membuat kedua wanita yang sangat dia cintai sedih. Javior memutuskan berdamai dengan Nayya.

Javior akan mencari tahu tempat tinggalnya dan memaksanya datang, ingin memberitahunya bahwa Leonal sudah menjadi milik putri kesayangannya.

"Terima kasih, Ayah!" Vina berucap bahagia.

Keluarga Moxa semakin menyukai Vina. Mereka menganggap Vina wanita baik dan pantas menikah dengan putra mereka. Berbeda dengan Nayya yang mereka anggap sebegai parasit karena tidak memiliki pendukung kuat.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height