+ Add to Library
+ Add to Library
The following content is only suitable for user over 18 years old. Please make sure your age meets the requirement.

C1 Slutty Wife

Wanita berambut pirang lurus itu masih terlihat sangat cantik, meski kini dirinya telah menyandang status sebagai seorang istri sekaligus ibu. Ia menatap pantulan dirinya dicermin, duduk dimeja rias seraya menyisir rambutnya. Sepulang dari sebuah perayaan yang digelar secara besar-besaran, tubuh Jane terasa lelah. Berniat ingin mengistirahatkan dirinya malam ini dan semoga suaminya tidak akan mengganggunya dengan sentuhan nakal yang dapat membuat gairahnya bangkit.

Jane Jefferson...

Fotografer ternama sekaligus istri dari pengusaha sukses yang tak lain adalah Paman tirinya itu terlihat masih sangat bugar, diusianya yang masih menginjak 25tahun ia sudah memiliki seorang bayi laki-laki yang wajahnya tak jauh berbeda dari sang Ayah.

Arthur Jefferson...

Pria itu berdiri diambang pintu masih mengenakan setelan jasnya, Jane dapat melihat pria itu menatap punggungnya dengan tajam lewat cermin.

Suara derap langkah kaki menuju kearah Jane, beberapa tahun sudah wanita itu tinggal dengan Arthur tapi tak pernah bisa mengurangi rasa gugupnya akan pria itu. Arthur terlalu dingin sehingga mampu membuat tubuhnya membeku kapanpun.

Hanya kehangatan sentuhan Arthur yang dapat meluluhkan kegugupan Jane, seperti saat ini jemari pria itu menyentuh bahu dan menuju lehernya dengan perlahan. Memberikan kesan geli juga hangat disekitar sana, hingga Arthur berhenti dan sedikit mencengkram lehernya dengan sebelah tangannya berada dibahu Jane.

"Kau membuat kedua mataku terasa terbakar karena mengenakan gaun yang sangat terbuka ini Jane." Ucapnya dengan suara dingin.

"Well, mungkin aku yang harus merasa cemburu ketika kau membiarkan para wanita itu menyentuh tubuh besarmu dibalik jas mahal itu Arthur." Balas Jane, Arthur sedikit menyunggingkan senyum. Istrinya itu bukanlah gadis yang seperti dulu, Jane lebih berani mengungkapkan apa yang ada didalam isi kepalanya dari pada menahan dan memperlihatkan ketakutannya seperti dulu.

Well, mungkin sepertinya Arthur harus lebih keras lagi.

"Harus kuapakan kau malam ini, hm?" Ucap Arthur seraya meremas leher mulus Jane, memberikan sengatan aneh yang mengalir diseluruh tubuh wanita itu.

"Aku memiliki sesuatu untukmu Uncle..." kata Jane menatap Arthur dari pantulan cermin, menekankan kata 'Uncle' yang biasa ia ucapkan dulu dan berhasil membuat sesuatu dari dalam dirinya menjerit meminta diberi makan. Arthur menyunggingkan senyum...

.

.

.

.

.

.

Arthur berbaring diatas ranjang, keringat membasahi sekujur tubuh kerasnya yang tak tertutupi sehelai benangpun. Jane menelusuri susunan keras diperut Arthur, lembab dan basah yang dirasakan wanita itu dijarinya. Jane menyeringai senang melihat tubuh sempurna Arthur berada dibawahnya, sementara Arthur memegangi paha dan bokong Jane yang menduduki tubuh Arthur.

Seketika Jane menahan kedua lengan Arthur, membuat Arthur melebarkan kedua lengannya memperlihatkan otot keras yang mengkilap karena peluh itu. Arthur terkekeh, wanita itu benar-benar berani sekarang.

"now is my turn" gumam Jane yang berbisik disamping telinga Arthur.

Jane memakaikan borgol dikedua pergelangan pria itu kekepala ranjang.

"Lil one, kau tahu aku dapat menghancurkan borgol ini dengan mudah"

"shut up Arthur!" desis Jane, Arthur menyipitkan kedua matanya. Istrinya itu sangat liar sekarang. Arthur melihat wanita itu melangkah menjauh setelah ia membiarkan Arthur terikat diatas ranjang. Arthur mengernyit, apa yang akan dilakukan Jane?

Dengan gerakan tubuh erotis Jane membuka seluruh penutup tubuhnya, menyisakan sebuah celana dalam dan bra keluaran Victoria's Secret yang hanya menutupi bagian pribadi miliknya, pakaian minim tersebut berwarna hitam pekat yang sangat kontras dikulit mulus miliknya. Belum lagi lekuk tubuh bak model ternama itu menambah nilai seksi padanya.

Jane memakai heels tinggi dengan warna senada, ia melangkah seksi menuju Arthur yang berbaring diranjang.

"well, you wanna be a dominant now?" tanya Arthur menganggapnya remeh.

"just for tonight" balas Jane, wanita itu menaiki ranjang dengan merangkak. Membuat bongkahan padat didadanya terlihat menggantung sempurna.

"shit! You're gonna kill me Little One, I can't touch you" desis Arthur yang mencoba bangun menggapai Jane yang telah berdiri menjulang diatasnya namun tertahan oleh borgol dan lilitan tali dikakinya.

"calm down master, i'll give rough" ucap Jane dengan penuh penekanan, wanita berambut pirang itu menekan ujung heelsnya didada Arthur agar pria itu kembali berbaring sesuai dengan perintahnya.

"Jane...." geram Arthur sementara wanita itu menyeringai penuh kemenangan seraya memainkan miliknya dari luar kain tipis yang ia kenakan malam ini.

"kau tahu apa yang selalu ku inginkan, Arthur?" Jane berjongkok diatas Arthur dengan sedikit menunduk.

"berada diatasmu..." Jane mendesah tepat dibibir Arthur. Arthur yang menggila hampir saja menyambar bibir seksi yang tengah melecehkannya kini.

"kau harus diberi hukuman setelah ini Jane"

"oh, aku menunggu saat itu sir" jawabnya tak mau kalah.

Jane memposisikan milik Arthur kepadanya, setelah sebelumnya bermain cukup lama diarea yang tengah mengeras itu.

"oh please Jane..." Arthur mengadahkan kepalanya, menahan hasrat yang sedari tadi menggebu.

"begging for me, sir?" Jane melenguh, setelah benda besar itu menyeruak masuk kedalam dirinya.

Arthur mulai frustasi, ia tidak dapat menyentuh apalagi mendominasi permainan. Belum lagi tubuhnya yang terbakar gairah meminta segera ingin mendapat kepuasan, namun Jane malah bermain-main sangat lama dengannya.

"bergerak Jane!" titah Arthur yang tak dihiraukan gadis itu.

"begitulah ketika kau memegang kendali Master" ucap Jane girang, ia kembali mencabut milik Arthur dan makin membuat Arthur mengumpat frustasi.

"Shit Jane!" umpatan dan makian keluar dari bibir pria itu, membuat Jane gemas ingin menyambarnya.

Jane menatap tajam Arthur, merunduk mengecup bibir yang selalu menemani hari-harinya kini. Arthur membalas tak kalah keras, dengan membabi buta ia menutut ciuman itu agar lebih panas dan brutal. Namun Jane meremas pipi dan rahangnya dengan jemarinya membuat gerakannya terganggu.

Jane menjambak rambut Arthur agar menjauh dengan tiba-tiba, wajah pria itu memerah menahan gairahnya yang sudah diujung tanduk.

"jangan dulu master..." bisik Jane, Arthur yang sudah tidak sabar dengan sekali hentakan berhasil membuat borgol ditangannya hancur seketika.

Dahi Jane berkerut, ia memundurkan tubuh hingga turun dari ranjang melihat Arthur membuka berbagai macam tali dikakinya dengan nafas menggebu. Sepertinya ia telah membuat pria itu benar-benar marah.

Jane berlutut diatas lantai, wajahnya berubah takut ketika Arthur berdiri menjulang dihadapannya sambil menyeringai.

"you wanna play Little One?"

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height