+ Add to Library
+ Add to Library

C2 House of Rules

Jane tengah menyiapkan sarapan pagi, dibantu oleh asisten rumah tangganya Mary yaitu wanita paruh baya yang sudah beberapa tahun ini mengabdi untuk keluarga Jefferson. Mengenakan dress selutut Jane terlihat sangat cekatan menata meja makan dengan segala sarapan pagi dan tak lupa kopi untuk Arthur seperti biasa, Jane berkacak pinggang.

Sedikit lelah namun hal tersebut terganti senyuman setelah ia melihat malaikat kecilnya yang tengah duduk menyantap sarapan paginya. "Hey little boy, kau terlihat berantakan. Apa sudah selesai makannya?" Tanya Jane pada balita yang berusia 1 tahun itu, kedua mata biru yang terlihat seperti Ayahnya dan rambut pirang yang menyerupai Ibunya, Ben hanya tersenyum kearah Ibunya.

"Baiklah, aku anggap kau sudah selesai. Mary akan memandikanmu, tetaplah tampan My lil boy." Kata Jane seraya mengecup buah hatinya itu.

"Mary kau bisa memandikannya sekarang." Wanita paruh baya itu mengangguk dan segera melanjutkan pekerjaannya, saat dirinya tengah asik mencuci piring ia dikejutkan oleh sebuah tangan besar yang melingkar diperutnya. Jane hanya tersenyum, ia sudah tahu siapa yang ada dibelakangnya dan tengah mengecup tengkuknya.

"No panties..." bisik Arthur.

"Arthur, dirumah ini sudah ada Mary." Protes Jane.

"My house, my rules... aku kira kita sudah sepakat." Ucap Arthur tak mau kalah.

"Take it off Jane!" Titah Arthur.

Jane menarik nafas dalam-dalam, Arthur tetaplah Arthur. Tidak ada yang berubah dari pria itu meski mereka telah menyandang status sebagai suami istri, Arthur malah lebih panas dari sebelum mereka menikah. Dan seperti biasa, lebih protektif.

"Apa aku harus memaksamu terlebih dahulu, hm?" Tanya Arthur makin menempelkan tubuhnya dengan Jane, Jane dapat merasakan sesuatu yang sangat besar di pinggulnya.

Jane menyunggingkan senyum, Arthur selalu perkasa dalam situasi apapun dan dimanapun. Jane tidak terkejut sama sekali, bahkan mereka berdua pernah melakukannya disebuah toilet pada saat berada di sebuah perayaan besar yang di adakan di hotel ternama hanya karena gairah Arthur yang selalu membuncah ketika melihat istrinya.

"I want my breakfast..." bisik Arthur di telinga Jane.

"You want your breakfast, huh?" Tanya Jane.

"Dimana Mary?"

"Sedang memandikan Ben" jawab Jane.

"Kalau begitu kita punya waktu yang sedikit Jane, maka cepatlah!" Kata Arthur masih membujuk Jane dengan kedua tangannya meraba tubuh Jane.

"Aku tidak suka quick sex Arthur." Protes Jane.

"Kalau begitu kita akan melanjutkannya di kamar" balas Arthur tak mau kalah.

"Arthur, kau harus segera pergi bekerja. Aku juga ada pertemuan dua jam lagi, aku harus bergegas Arthur." Jelas Jane.

"Pertemuan dengan John?" Tanya Arthur menyipitkan kedua matanya.

"Ini hanya sebuah kerjasama Arthur, aku harap kau bisa hersikap profesional" ucap Jane.

"Mengingat masa lalumu dengannya, aku tidak suka melihatmu terlalu dekat dengannya. Dia terlalu banyak ikut campur..." desis Arthur seraya menjauh dari Jane menuju meja makan, pria itu duduk di sana dengan anggunnya seraya menyeruput kopi paginya.

"Jadwalku dimajukan, aku akan pergi ke London minggu depan." Ucap Arthur. Jane melihat kearah Arthur, pria itu tengah membaca koran paginya.

"Kenapa cepat sekali?" Tanyanya.

"Entahlah, Ethan yang mengaturnya" kata Arthur.

"Kalau begitu waktumu hanya satu minggu lagi"

"Hm, like i said. Kita tidak punya banyak waktu, dan aku tidak mau meninggalkan istriku dalam keadaan gairah yang tidak terselesaikan." Ucap Arthur, seketika kedua pipi Jane memerah mendengarnya.

Jane buru-buru membuka celemeknya dan membuangnya kesembarang arah, menghampir meja makan dan duduk disana menghadap Arthur. Pria itu sedikit kebingungan tapi ketika melihat pandangan lapar Jane yang ditujukan kepadanya membuat Arthur mengerti.

"I have a slutty wife now...." ucap Arthur seraya menunjukan seringai jahatnya.

"Come and get your breakfast!" Kata Jane membuka kedua kakinya lebar dihadapan Arthur, membiarkan kedua tangan berurat itu menelusuri paha mulus hingga selangkangannya.

"With my pleasure Madam, aku harap kau tidak berteriak kencang dan membuat Mary terkejut" kata Arthur berdiri dari duduknya dan menenpelkan tubuhnya agar lebih mendekat kearah Jane.

"Well, mungkin Mary sudah mendengar semua jeritan dan teriakanku ketika menyebutkan namamu Arthur." Kata Jane dengan nada menggoda.

"Hm, aku tidak suka ketika kau menggodaku Jane. Kau tahu itu? That's my rule."

"Kalau begitu aku adalah orang pertama yang melanggarnya" potong Jane, menarik dasi Arthur dan mendekatkan wajah pria itu kearahnya.

"Aku meragukannya..." balas Arthur, ia segera meraup bibir mungil Jane. Melumatnya dengan penuh gairah sampai tidak sadar jika ini sudah memasuki jam kerja Arthur, bibir istrinya itu selalu membuatnya kecanduan. Arthur bahkan selalu ingin mengecupnya setiap saat.

Kedua tangan besar itu bermain diselangkangan Jane, Jane mengangkat sedikit pinggulnya agar mempermudah Arthur menarik celana dalamnya.

"Akan kubuang semua panties itu agar kau tidak memakainya ketika didalam rumah seperti aturan yang kuterapkan selama ini..." bisik Arthur disela ciumannya, berkeliling rumah tanpa mengenakan panties? Oh yang benar saja, Jane pasti akan kewalahan melayani pria itu setiap saat.

"Put it in Arthur!" Ucap Jane seraya mengadahkan kepalanya keatas, tak tahan dengan semua perlakuan Arthur terhadap tubuhnya. Pria itu lebih suka memainkan tubuhnya sehingga membuatnya frustasi.

"You will get it...." Jane mendesah panjang setelah benda besar itu menyeruak miliknya dengan satu kali hentakan, Arthur sampai harus mengecup bibir Jane agar wanita itu tak menjerit dan mengejutkan Mary.

Wanita itu menutup kedua matanya dengan kepala masih mengadah keatas, Arthur mulai bergerak dengan kasar seraya mengecup leher jenjang yang mulai mengeluarkan peluh itu. Membuat tubuh Jane terhentak dengan keras diatas meja makan dan tangan mungil itu menyentuh bahu tegap Arthur.

"Aku masih ingin bermain denganmu, tapi sepertinya Ethan akan mencariku." Kata Arthur, Jane tidak menghiraukan segala perkataan pria itu karena menahan nikmat diselangkangannya. Arthur bergerak dengan cepat, Jane hampir saja menjerit kalau Arthur tidak membekap bibir mungil itu dengan tangannya. Memeluk tubuh mungil itu dengan kuat ketika pelepasan pria itu di pagi harinya.

Nafas Jane memburu, begitupun dengan Arthur. Pria itu mengecup dahinya dengan penuh sayang sebelum merapihkan pakaiannya kembali.

Ketika mereka berdua telah selesai dengan kegiatan pagi yang selalu rutin dilakukan itu, mereka kembali kepada kegiatan masing-masing seperti tidak ada yang terjadi, Marypun kembali dengan Ben.

"Ahh, My little boy..." ucap Arthur yang segera mengambil Ben dari gendongan Mary, Jane yang bersandar dicucian piring hanya tersenyum melihatnya.

"Cepatlah Arthur, kau harus pergi bekerja." Kata Jane, Arthur lalu menyerahkan Ben kepada Jane setelah mencium Ben dengan gemas.

"Baiklah, Daddy harus pergi bekerja Ben. Dan kau..." kata Arthur menatap Jane dengan tajam.

"Don't forget your panties..." bisik Arthur ditelinga Jane lalu berlalu pergi setelah mengecup sebelah pipi Istrinya itu.

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height