+ Add to Library
+ Add to Library

C7 Harder

Malam terakhir Arthur berada dirumah sebelum kepergiannya besok ke London untuk urusan bisnis, Jane tengah mempersiapkan sesuatu agar pria itu selalu mengingat dirinya ketika berjauhan. Ben dengan Mary telah tertidur pulas, Jane tahu bahwa Arthur akan pulang sampai selarut ini karena ia harus mempersiapkan keberangkatannya esok. Jadi Jane berkesempatan untuk membuat sedikit kejutan kecil untuk Arthur.

Jane duduk di meja makan sambil tersenyum puas akan karyanya, suara mobil terdengar dari luar. Jane segera berlari ke ruang tengah tanpa mengenakan alas kaki, begitu pintu terbuka Jane sangat bersemangat Arthur telah tiba. Dan seperti biasanya, kemeja dan jasnya selalu kusut karena terlalu keras bekerja, sayangnya hal tersebut makin membuat Jane semakin bersemangat melihat style Arthur yang berantakan.

"Arthur..." Pria itu terkejut ketika Jane melompat kearahnya, persis seperti dulu.

"Jane, kau belum tidur? Dan mengapa kau tidak mengenakan sandalmu?" Pertanyaan Arthur secara beruntun seraya memegangi bokong Jane karena istrinya itu meminta untuk di gendong.

"Aku punya kejutan untukmu..." bisik Jane seraya menggigit rahang keras yang tertutupi brewok tipis itu.

"Hm, benarkah? Itukah sebabnya kau mengenakan pakaian yang sangat minim ini Jane?" Sindir Arthur, menaruh kopernya tanpa melepaskan gendongannya kepada Jane. Jane hanya mengenakan tanktop dan hotpants. Mengundang birahi siapapun yang melihatnya.

"Aku kepanasan..." balas Jane dengan tatapan mata yang jahil.

"Well, aku akan membuatmu lebih panas lagi..." ucap Arthur dengan suara serak, ia menempelkan Jane ke dinding dan menghimpit tubuhnya. Saling berciuman dengan nafas yang berderu, kedua tangan Jane sampai menekan tengkuk Arthur agar memperdalam ciumannya lagi, Jane seakan haus, haus akan sentuhan pria itu di tubuhnya.

"Aah..." Jane sedikit mendesah, Arthur mengecup leher jenjangnya dengan sesekali menggigitnya. Membuat desiran aneh di seluruh tubuh Jane, Arthur semakin bersemangat ketika mendengar desahan yang keluar dari bibir seksi itu, tubuhnya yang lelah setelah seharian bekerja kini jadi terbakar gairah hanya karena desahan yang membuatnya semakin menggila.

Arthur membaringkan Jane di atas sofa, setelah bermain cukup lama melakukan foreplay dengan Jane kini Arthur beralih ke kedua tangan Jane. "No Arthur..." protes Jane saat Arthur hendak mengikat kedua tangannya dengan dasi.

"Aku tidak suka melihatmu banyak bergerak Jane, aku hanya suka saat kau mendesah meneriakan namaku..." kata Arthur lalu mengikat kedua tangan Jane yang hanya pasrah karena begitulah kebiasaan Arthur.

Arthur membuka tanktop dan hotpants Jane dengan kasar, sampai ada bagian yang sedikit sobek karena tangan besar itu seakan tak sabar melihat tubuh mulus Istrinya telanjang. Terakhir Arthur menurunkan celana dalam Jane, ia menyunggingkan senyum.

"Kau bahkan sudah basah untukku..." kata Arthur.

"Aku sudah basah untukmu sebelum kau pulang..." balas Jane.

"Hm, benarkah?" Jawabnya, hanya dengan mendengar suara berat Arthur di telepon dapat membuat milik Jane berdenyut basah.

Jane memekik keras, Arthur menerobos miliknya dengan membuat kedua kakinya terbuka dengan lebar. Miliknya memang sudah sangat basah, namun rasanya tetap saja perih saat benda besar itu bergesekan di dalam sana.

"Oh, Arthur..." Jane mendesah panjang, Arthur mengalungkan kedua tangan Jane yang terikat kebelakang leher Arthur seraya mengecup bibir Jane.

"Yes baby, say my Name! Rasamu sungguh nikmat Jane, kau bisa membuatku gila." Ucap Arthur dengan nafas beratnya.

Kedua mata wanita itu terpejam menahan perih di selangkangannya, begitulah Arthur. Pria itu tidak akan memberinya waktu untuk sekedar bernafas, dengan gaya rough-nya Arthur selalu dapat mendominasi permainan meski bagaimanapun cara wanita itu menggodanya, Arthur selalu berada di atas wanita. Tidak akan membiarkan lawan bermainnya mengambil kendali atas dirinya.

Jane meringis di bawahnya, selama beberapa tahun bersama Arthur nyatanya tak membuat dirinya terbiasa dengan ukuran milik Arthur.

"Arthur, it's hurt... stop!" rintih Jane dengan pelan, Arthur menggeram dan makin bersemangat melakukan kegiatannya membuat Jane hampir menjerit karenanya.

"Wrong word Jane!" Bisik Arthur, Jane baru tersadar, berkata seperti itu malah akan membuat Arthur makin menggila.

Arthur membekap mulut dan hidung Jane dengan tangan besarnya, sehingga wanita itu tidak bisa berbicara banyak. Kesalahan terbesar untuk Arthur adalah ketika lawan bermainnya mengucapkan kalimat yang seolah menentang keinginannya, hal itu hanya akan membuat Arthur makin bersemangat melakukannya dengan kasar dan brutal.

Jane menghirup udara sebanyak mungkin guna mengisi rongga paru-parunya yang semakin menyempit ketika Arthur menarik kembali tangannya, nafas wanita itu menjadi tak teratur belum lagi miliknya di hajar habis-habisan oleh pria itu. Arthur menyeringai senang, "jangan pernah menyuruhku untuk berhenti Jane!" Kata Arthur mengecup dahi Jane yang mulai mengeluarkan peluh.

"Berbalik Jane..." kata Arthur.

Jane menghembuskan nafas kasar, Arthur lebih suka bermain dengan posisi dirinya membelakangi Arthur. Posisi seperti ini malah akan membuatnya makin tersakiti karena Arthur menghentak miliknya hingga ke ujung rahim, belum lagi tamparan keras yang akan membuat bokongnya memerah, bokongnya adalah mainan Arthur.

Jane mengerutkan keningnya saat benda itu kembali masuk dan membuat ngilu area sensitifnya, Arthur bergerak perlahan. Jane berdoa dalam hati agar Arthur tidak membabi-buta menyeruak miliknya, Arthur bisa terlihat sangat tenang. Tapi saat ia lengah, disitulah Arthur mulai menunjukan kebrutalannya. Gerakannya yang reflek dan mampu memperdaya lawan bermain itulah yang paling Jane takuti.

"Aarggghh..." Jane menjerit keras, Arthur mempercepat temponya dan menghentaknya dengan kasar.

"What do you say?"

Jane berpikir keras, jika ia terus menjerit dan berteriak. Itu akan membuat Arthur menggila dan tidak akan segera menyelesaikan permainan ini, sebaiknya Jane memiliki jawaban yang bagus mengingat dirinya sudah kehilangan banyak tenaga sementara suaminya itu masih kelihatan bugar.

Suaminya itu memiliki tenaga kuda...

"Harder...." jawab Jane dengan mantap seraya mengepalkan kedua tangannya, menutup mata dan berharap Arthur akan segera menyelesaikan kegiatan ini.

Jane menutup rapat mulutnya, tak ingin berteriak saat Arthur dengan brutalnya menyetubuhinya dari belakang seraya meremas pinggulnya. Tubuhnya berguncang dengan hebat saat Arthur menghentaknya dengan keras dan akhirnya menumpahkan cairan di dalam Jane.

Wanita itu begitu lemas dalam keadaan telungkup di atas sofa, sementara Arthur mengecup kepalanya seraya berbisik. "Jangan pernah menggodaku Jane, kau tahu itu..." ucapnya di telinga Jane.

"Yeah... aku tahu, aku hanya memberikanmu kejutan kecil." Kata Jane dengan suara serak.

"Kau sebut ini kejutan kecil?" Tanya Arthur mengernyitkan dahi seraya memakai kembali celananya.

"Bukan, kejutan kecilnya ada di ruang makan Arthur..." jawabnya.

"Benarkah? Oh, maafkan aku istriku sayang. Apa aku terlalu menyakitimu tadi?" Kata Arthur seraya memukul bokong Jane yang sudah memerah.

"Damn you Arthur..." umpat Jane sementara suaminya itu hanya tertawa

Report
Share
Comments
|
Setting
Background
Font
18
Nunito
Merriweather
Libre Baskerville
Gentium Book Basic
Roboto
Rubik
Nunito
Page with
1000
Line-Height